Menuju konten utama

Menteri Karding Lepas 306 PMI Sektor Kesehatan ke Jepang

Dari 306 PMI ini, 16 orang akan bekerja menjadi perawat, dan 290 lainnya akan menjadi caregiver.

Menteri Karding Lepas 306 PMI Sektor Kesehatan ke Jepang
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding, dan Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia Ueda Hajime. Tim Media Service

tirto.id - Sebanyak 306 Pekerja Migran Indonesia (PMI) secara resmi diberangkatkan ke Jepang pada pertengahan Juni 2025. Acara pelepasan yang digelar di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) di Depok, Jawa Barat pada Selasa (17/6) itu menjadi penanda babak baru bagi para tenaga kerja muda Indonesia yang akan meniti karier di sektor kesehatan dan perawatan lansia di Jepang.

Momentum ini tak hanya menjadi bukti kerja sama erat antara Indonesia dan Jepang, tetapi juga menjadi wujud nyata dari program peningkatan kompetensi dan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding, dalam sambutannya menekankan pentingnya menanamkan niat mulia dalam bekerja di luar negeri.

"Bekerja di luar negeri jangan hanya diniatkan untuk cari uang semata. Itu terlalu kecil. Niatkan sebagai jihad—berjuang di jalan Allah untuk mempertahankan hidup diri sendiri dan keluarga," ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa keberangkatan ini adalah hasil dari seleksi ketat dan pelatihan intensif. Dari 528 orang yang mengikuti seleksi, hanya 306 yang lolos dan berangkat pada tahap ini. Dari 306 orang ini, 16 orang akan bekerja menjadi perawat, dan 290 lainnya akan menjadi caregiver.

Para peserta akan ditempatkan di berbagai fasilitas kesehatan dan panti lansia di seluruh Jepang, sebagai bagian dari skema kerja sama Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).

Jembatan Persahabatan Indonesia-Jepang Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia, Ueda Hajime, menyampaikan apresiasinya atas komitmen pemerintah Indonesia dalam mempersiapkan para kandidat dengan baik. Sejak kerjasama IJEPA dimulai pada 2008, sudah hampir 4.000 tenaga kerja Indonesia yang dikirim ke Jepang.

“Saya berharap para kandidat dapat menjadi jembatan persahabatan antara Jepang dan Indonesia,” kata Ueda.

“Bekerja di Jepang memang penuh tantangan, tetapi juga penuh peluang untuk belajar dan berkembang. Selain bekerja, jangan lupa menikmati budaya Jepang yang kaya, empat musim yang unik, dan tentu saja kulinernya,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan bahwa setelah menyelesaikan pelatihan selama enam bulan, para PMI akan langsung mulai bekerja dan menjalani program sertifikasi. Jika lulus, mereka akan mendapatkan pengakuan resmi dan berpeluang meningkatkan pendapatan serta memperpanjang masa kerja.

“Saya berharap dalam waktu 3 atau 4 tahun, Anda akan mendapatkan sertifikasi nasional dan akan jadi aktif di Jepang,” tuturnya.

Dengan gaji awal sekitar Rp23 juta per bulan, Karding menekankan pentingnya perencanaan finansial jangka panjang, termasuk untuk membeli rumah atau memulai usaha sepulang dari Jepang. Menurut Karding, Jepang adalah salah satu negara dengan standar gaji dan pekerjaan yang tinggi.

“Kita tahu bahwa Jepang, para pekerja kita diperlakukan dengan sangat baik, bahkan dengan standar internasional. Tidak perlu khawatir orang tua, Bapak-Ibu yang di rumah, tidak perlu khawatir anaknya kerja di luar negeri. Menurut saya justru harus bersyukur, anaknya bisa bekerja di Jepang,” ujar Karding.

Selain itu, ia mendorong para PMI untuk membentuk komunitas di Jepang demi saling menjaga dan membantu.

“Bentuklah komunitas, kelompok, grup, tunjuk senior sebagai kakak asuh. Paling tidak komunikasinya via WA Group. Kalau ada teman sakit atau ada masalah, bisa saling bantu,” ucapnya.

Dalam konteks globalisasi, Menteri Karding melihat peran PMI bukan hanya sebagai tenaga kerja, tapi juga duta bangsa.

“Anda ini duta besar Indonesia. Tunjukkan bahwa orang Indonesia itu profesional, punya etos kerja, dan akhlak yang baik. ” katanya dengan nada semangat.

Ia juga mengingatkan pentingnya adaptasi terhadap budaya kerja Jepang yang dikenal sangat disiplin dan terstruktur. Dengan cara pandang yang terbuka dan kesiapan belajar, para PMI diharapkan bisa menyerap nilai-nilai positif yang kelak akan memperkaya pengalaman pribadi maupun profesional mereka.

(INFO KINI)

Penulis: Tim Media Servis