Menuju konten utama

Mensesneg Ungkap Alasan Penerima Tanda Jasa Kehormatan Melonjak

Prasetyo mengklaim, pemerintah selama ini kurang memberikan penghormatan pada tokoh Tanah Air sehingga banyak memberi penghargaan tahun ini.

Mensesneg Ungkap Alasan Penerima Tanda Jasa Kehormatan Melonjak
Presiden Prabowo Subianto (kanan) memberikan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Adipradana kepada Terawan Agus Putranto di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8/2025). Presiden Prabowo memberikan Bintang Jasa dan Kehormatan kepada 122 tokoh yang dinilai berjasa kepada bangsa dan negara, dalam rangka peringatan HUT ke-80 RI. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.

tirto.id - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, mengungkapkan alasan penerima tanda jasa kehormatan pada 2025 lebih banyak daripada penerima tanda jasa kehormatan pada tahun lalu.

Menurut dia, penerima tanda jasa kehormatan lebih banyak karena negara kurang memberikan penghormatan kepada tokoh penting di Tanah Air.

"Kita nampaknya selama ini agak sedikit kurang di dalam memberikan penghormatan-penghormatan," ucapnya di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025).

Prasetyo menuturkan, dari 141 penerima tanda jasa kehormatan pada 2025, ada tokoh yang belum pernah menerima penghormatan sama sekali. Padahal, sejumlah tokoh tersebut dinilai telah berjasa di bidangnya masing-masing.

Oleh karena itu, Presiden Prabowo Subianto disebut hendak menjadikan pemberian tanda jasa kehormatan sebagai tradisi di Tanah Air.

"Banyak di antaranya yang saudara-saudara kita itu belum pernah mendapatkan penghormatan atau penghargaan sama sekali dari negara," tutur Prasetyo.

"Padahal di bidangnya masing-masing mereka sangat berprestasi, memberikan kontribusi, ada yang dari sisi kemanusiaan, ada yang dari sisi kebudayaan, ada yang dari sisi lingkungan, ada yang dari sisi kesehatan, ada putri terbaik bangsa kita yang menemukan vaksin," lanjut dia.

Di satu sisi, Prasetyo menyatakan Prabowo memang sengaja memberikan tanda jasa kehormatan kepada sejumlah pejabat Kabinet Merah Putih. Ia menuturkan, sejumlah pejabat kabinet itu dinilai telah berprestasi, meskipun baru bekerja di pemerintahan Prabowo sekitar 10 bulan.

Ia menyebutkan, durasi kerja para pejabat yang menerima tanda jasa kehormatan itu tidak menjadi persoalan selama pejabat yang bersangkutan dinilai telah berprestasi.

"Beberapa anggota kabinet yang meskipun baru 10 bulan, tapi kemudian dianggap sudah mencapai prestasi yang luar biasa," tuturnya.

"Misalnya dalam hal pangan. Maka kalau tadi Saudara-saudara perhatikan disitu kan ada Menko Pangan, kemudian ada Menteri Pertanian. Jadi, memang bukan karena ini mewakili kabinet itu, enggak, tapi memang karena prestasi yang sudah dihasilkan selama 10 bulan," imbuh dia.

Untuk diketahui, sejumlah penerima tanda jasa kehormatan dari Kabinet Merah Putih antara lain Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, serta Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya.

Selain dari pejabat Kabinet Merah Putih, pimpinan DPR/MPR/DPD RI juga mendapatkan tanda jasa kehormatan, yakni Ketua DPR RI, Puan Maharani, Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, serta Ketua DPD RI,, Sultan Najamudin. Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco juga menerima tanda jasa kehormatan tersebut.

Tak cuma politisi, aparat kepolisian yang berjasa di Tanah Air juga mendapatkan tanda jasa. Salah satunya, yakni Kapolri periode 1968-1971, Hoegeng Iman Santoso. Penghargaan itu diwakili ahli waris Hoegeng.

Baca juga artikel terkait PEMERINTAHAN PRABOWO-GIBRAN atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Flash News
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher