Menuju konten utama

Menkes Ungkap Alasan Dokter Spesialis Banyak dari Orang Kaya

Kemenkes tengah merancang sistem pendidikan dokter spesialis baru yang lebih inklusif.

Menkes Ungkap Alasan Dokter Spesialis Banyak dari Orang Kaya
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/2/2025). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym.

tirto.id - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menyoroti sistem pendidikan dokter spesialis di Indonesia yang didominasi oleh kalangan berada. Menurut dia, fenomena ini disebabkan lantaran calon dokter spesialis yang harus berhenti bekerja dan menjalani pendidikan tanpa penghasilan.

“Mereka itu umumnya sudah berkeluarga, sudah bekerja sebagai dokter, sudah ada income. Kemudian, kalau jadi dokter spesialis kan harus berhenti bekerja dengan sistem pendidikan sekarang. Mesti ngelamar ke fakultas kedokteran, belajar 4 tahun tidak ada income. Nah, itu yang menyebabkan dokter spesialis anak orang kaya. Karena kalau bukan anak orang kaya, mana mungkin dia bisa hidup,” terang Budi saat rapat bersama Komisi Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025).

Oleh karena itu, Budi mengatakan bahwa kementeriannya tengah merancang sistem pendidikan baru sebagai perbaikan dari sistem yang berlaku saat ini. Nanti, peserta PPDS dimungkinkan mendapat tunjangan biaya hidup melalui kerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Meskipun tak banyak, budi menilai hal ini dipastikan akan menjadi jalan agar sistem pendidikan dokter spesialis menjadi lebih baik dan diharapkan berdampak bada jumlah produksi dokter speasialis.

“Kami belum bisa sekaligus banyak, tapi kami bekerja sama sama LPDP karena ini orang yang datang dari luar dan dia akan mendapatkan penggantian biaya hidup,” katanya.

Terkait bantuan biaya hidup, Budi mengatakan akan berbeda sesuai dengan tingkatannya. Peserta tahap awal direncanakan mendapat Rp5 juta, tahap madya mendapat Rp7,5 juta, kemudian tahap 3 sudah pada kisaran Rp10 juta.

“Itu sebabnya yang sekarang, dengan sistem pendidikan sekarang kalau dia dari luar kota, mereka kami kasih [bantuan biaya hidup]. Ya gak besar, tapi seenggaknya bisa ganjel mereka hidup,” ujar Budi.

Baca juga artikel terkait PENDIDIKAN DOKTER atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Flash News
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fadrik Aziz Firdausi