tirto.id - Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, menyebut Presiden Prabowo Subianto telah mempersiapkan anggaran senilai Rp6 triliun, untuk membangun industri pertahanan (indhan) Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Sjafrie saat rapat kerja (raker) bersama dengan Komisi I DPR RI. Turut hadir dalam rapat tersebut, Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto.
"Nanti mungkin kalau saya tidak salah Pak Prabowo sudah menggelontorkan Rp6 triliun untuk membangun industri pertahanan di era beliau dalam rangka membangun kekuatan," kata Sjafrie di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Dia menjelaskan bahwa industri pertahanan bukan lah industri yang dibuat untuk mencari untung. Ia beralasan, target pasar dari industri ini adalah TNI.
"Tidak ada industri pertahanan yang cari untung, kenapa? Pasarnya itu adalah si tentara jadi free market. Kita enggak bisa cari alutsista di supermarket. Jadi ini sangat terukur," ujarnya.
Kemudian, dia juga mengusulkan agar semua industri pertahanan di Indonesia berada di bawah kendali Kementerian Pertahanan.
"Saya selaku pembina teknis industri pertahanan telah mengusulkan agar seluruh industri pertahanan itu di bawah kendali Kementerian Pertahanan," tuturnya.
Menurut Sjafrie, korporasi yang termasuk dalam industri pertahanan juga harus di bawah kendali Kementerian Pertahanan agar tidak terjadi ketidakcocokan dalam pelaksanannya.
"Supaya saya bisa lihat, jangan korporasinya di kementerian lain, tetapi teknisnya di kementerian saya. Nanti tidak cocok, tidak pas," ucapnya.
"Nah, itu lah makanya kami sekarang dengan adanya Danantara. Danantara itu sudah menarik BUMN termasuk industri pertahanan," tambahnya.
Kemudian, diaa juga menyebut akan melakukan pengawasan terhadap korporasi yang termasuk di industri pertahanan. Salah satunya terhadap PT Dirgantara Indonesia yang diberi tugas untuk membangun pesawat angkut militer untuk kebutuhan patroli maritim.
"Tapi saya harus ngecek apakah mereka transparan ini kan anggara negara apakah dia akuntabel, ini yang saya juga lakukan," pungkasnya.
Sebagai catatan, Indonesia memiliki sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam industri pertahanan antara lain PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, dan PT Pindad. Selain itu, beberapa pengusaha swasta juga ikut berperan dalam industri pertahanan Indonesia seperti PT Komodo Armament Indonesia, PT Sari Bahari maupun Republikorp.
Penulis: Auliya Umayna Andani
Editor: Andrian Pratama Taher
Masuk tirto.id


































