tirto.id - Segitiga Bermuda atau Bermuda triangle selama bertahun-tahun lekat dengan reputasinya sebagai perairan yang penuh misteri. Wilayah tersebut sejak lama dikaitkan dengan dunia misteri hingga alien, lantaran banyaknya pesawat dan kapal yang hilang. Benarkah demikian?
Sejarah Segitiga Bermuda menjadi perbincangan mencuat salah satunya melalui narasi media. Miami Herald misalnya, pada September 1950 silam menulis artikel tentang hilangnya orang-orang yang tidak biasa di perairan tersebut. Artikel itu ditulis Edward Van Winkle Jones.
Narasi bombastis kemudian muncul ketika George Sand menulis artikel pendek untuk Majalah Fate berjudul "Misteri Laut di Pintu Belakang Rumah Kita" pada tahun 1952. Narasi dari sudut pandang sudut pandang paranormal mulai berkembang.
Dalam tulisannya tersebut, Sand membahas tentang hilangnya Penerbangan 19 yang tragis, yang membawa 5 pesawat pengebom torpedo Grumman TBM Avenger milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang sedang dalam misi pelatihan.
Apa Itu Segitiga Bermuda?
Segitiga adalah wilayah perairan yang membentang antara Miami, Florida, AS; Pulau Bermuda; dan San Juan, Puerto Riko. Letak Segitiga Bermuda berada di wilayah bagian barat Samudra Atlantik Utara.
Selama bertahun-tahun, Segitiga Bermuda lekat dengan dunia misteri. Mengutip The Independent, narasi-narasi media menyebutkan jika Segitiga Bermuda setidaknya mengakibatkan rata-rata 4 pesawat dan 20 kapal dikatakan hilang di wilayah tersebut setiap tahun.
Karena narasi itu, Segitiga Bermuda juga kerap disebut sebagai Segitiga Setan. Lantas benarkah misteri Segitiga Bermuda itu? Lalu bagaimana pandangan dunia sains melihat fenomena Segitiga Bermuda?
Misteri dan Fakta di Balik Segitiga Bermuda
Misteri Segitiga Bermuda sebenarnya sudah lama dimunculkan. Sebelum banyak diangkat media 1950-an lalu, klaim pertama tentang Segitiga Bermuda dimunculkan penjelajah Christopher Columbus. Dalam perjalannya, Columbus melaporkan melihat cahaya aneh di perairan tersebut.
Kemudian setelah diangkat ke media medio 1950-an, istilah Segitiga Muda lantas muncul pada 1964. Penulis Vincent Gaddis menciptakan istilah Segitiga Bermuda dalam artikelnya 'Segitiga Bermuda yang Mematikan' di Pulp Magazine Argosy.
Gabbis mengklaim bahwa semua insiden yang terjadi di wilayah tersebut merupakan bagian dari pola kejadian aneh. Tahun berikutnya Gaddis mengembangkan gagasan ini menjadi sebuah buku berjudul 'The Invisible Horizons'.
Namun teori misteri Segitiga Bermuda ini sedikit berbeda jika dilihat dari sudut pandang sains. Melansir Science Focus BBC, pembantahan itu salah satunya muncul saat Larry Kusche pada 1975 silam menerbitkan bukunya. Ia mengatakan bahwa jumlah insiden di area ini tidak jauh lebih tinggi daripada di bagian lain lautan.
Sementara itu, Penjaga Laut Amerika Serikat (USCG) tidak mengidentifikasikan bahaya khusus di Segitiga Bermuda. Hingga studi 2013 silam, disebutkan perairan paling berbahaya tidak mencantumkan wilayah Segitiga Bermuda.
Salah satu penyebab kenapa Segitiga Bermuda berbahaya, ialah karena badai atau cuaca buruk. Dulunya, badai seperti itu bisa dianggap menjadi misteri, karena belum adanya perkiraan cuaca akurat yang memungkinkan para pilot dan kapten kapal untuk menghindari cuaca buruk.
Dilansir BBC, salah satu studi terbaru menyebutkan bahwa badai yang saling bertemu itu dapat menghasilkan gelombang ganas setinggi 30 meter, serta mampu menenggelamkan kapal-kapal besar melalui studi laboratorium. Namun, tidak ada bukti bahwa gelombang itu benar-benar terjadi di Segitiga Bermuda.
Meski sering terjadi badai, hingga saat ini Segitiga Bermuda disebutkan belum mengalami jumlah kecelakaan dan bangkai kapal yang tidak biasa secara statistik. Hal senada dikatakan Jin Hong Kuan, Alexander Fleiss (2022).
“Kami menemukan bahwa hilangnya benda di laut sangat berkorelasi dengan kondisi cuaca buruk, sedangkan sampel kejadian udara yang rendah di wilayah geografis ini mencegah analisis statistik,” tulis mereka dalam jurnal “The Bermuda Triangle : Data Science Approach: Anomaly or Sensationalism?”.
Teori ilmiah lain yang muncul adalah bahwa gelembung metana yang dilepaskan dari dasar laut menyebabkan kapal terbalik. Namun, penelitian oleh Survei Geologi AS tidak mencatat adanya pelepasan metana yang signifikan dalam 15.000 tahun terakhir.
Adapun banyaknya mitos terkait Segitiga Media tak lepas dari peran media yang dianggap membesar-besarkan narasi misteri kawasan itu. Eke Chigozi (2024) menyebutkan, misteri Segitiga Bermuda bertahan bukan karena kurangnya penjelasan ilmiah, tetapi karena peran kuat teknologi media dalam membentuk persepsi dan kepercayaan publik.
“[Peralihan ke] Media digital telah memperkuat intrik, menafsirkan ulang, dan menyebarkan teka-teki, yang sering kali mengaburkan batas antara pelaporan yang kredibel dan sensasionalisme,” ungkap Eke, Chigozi dalam jurnal ‘Bermuda Triangle Mystery: Unraveling the Enigmatic Aura Through the Lens of Media Technological Determinism Theory”.
Berikut ini sekilas fakta Segitiga Bermuda:
- 1. Meliputi wilayah seluas 500.000 mil persegi
- 2. Segitiga Bermuda populer dengan misteri sejak 1952, setelah George Sand menulis Misteri Laut di Pintu Belakang Rumah Kita’ di Majalah Fate.
- 3. Istilah 'Segitiga Bermuda' diciptakan pada tahun 1964 setelah Vincent Gaddis menulis ‘Segitiga Muda yang Mematikan’ di Pulp Magazine Argosy
- 4. Pertama kali disebutkan dalam catatan Christopher Colombus pada 1492
- 5. Sebanyak 1000 nyawa lenyap di Segitiga Bermuda, dengan 20 kapal dan 4 pesawat hilang setiap tahunnya.
Segitiga Bermuda adalah wilayah yang memikat imajinasi manusia dengan berbagai kisah dan teori yang mengelilinginya. Namun, banyak misteri yang disebabkan oleh kombinasi faktor alam dan manusia. Dengan penelitian lebih lanjut, mungkin misteri ini suatu hari dapat terpecahkan, tetapi hingga saat itu, Segitiga Bermuda akan tetap menjadi salah satu teka-teki terbesar di dunia.
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Yulaika Ramadhani