Menuju konten utama

Mengenal "Jerawat" MF Akibat Jamur & Bagaimana Cara Mengatasinya

Saat Anda mendapati jerawat yang hanya ada di area punggung hingga lengan atas, maka bisa jadi itu bukan jerawat biasa, tetapi "jerawat" karena jamur. 

Mengenal
Ilustrasi Jerawat Punggung. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Jerawat sering kali disebabkan oleh produksi kelenjar minyak yang terlalu aktif dan menghasilkan minyak (sebum) berlebih, faktor genetik hingga bakteri yang paling banyak ditemukan pada area wajah.

Namun, ketika Anda mendapati jerawat yang hanya terdapat pada area punggung, dada, leher dan lengan atas, maka bisa jadi itu bukan jerawat biasa, tetapi "jerawat" yang disebabkan oleh jamur.

Dilansir dari laman PERDOSKI atau Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, jerawat yang disebabkan oleh jamur dalam istilah medis disebut dengan Malassezia Folliculitis (MF).

MF adalah radang pada kelenjar sebum yang disebabkan oleh jamur golongan Malassezia yang ternyata dapat ditemukan pada 75% hingga 98% kulit orang yang sehat.

Bila jumlah jamur tersebut berkembang dan bertambah banyak atau puncaknya saat seseorang menginjak usia remaja atau dewasa muda lantas diiringi dengan berkembangnya kelenjar sebum, serta dipicu oleh berbagai faktor pencetus, maka akan menyebabkan penyakit kulit seperti jerawat, ketombe, penyakit jamur panu dan MF.

Biasanya "jerawat" atau Malassezia Folliculitis (MF) ini akan berkembang dan banyak ditemukan saat Anda berusia 12 hingga 62 tahun dengan rata-rata paling banyak pada usia 26 tahun.

Apa penyebab terjadinya Malassezia Folliculitis (MF)?

"Jerawat" atau Malassezia Folliculitis (MF) disebabkan oleh beberapa kondisi seperti infeksi HIV, kanker, kehamilan, diabetes militus, pengobatan yang menggunakan antibiotik oral dan kortikosteroid oral dalam jangka waktu panjang atau obat-obatan yang dapat menekan sistem pertahanan tubuh lainnya.

Selain itu, menurut dr. Dyatiara Devy Rahadiyanti, Sp.KK dan dr. Evy Ervianti, Sp.KK, FINS-DV, FAA-DV, lingkungan dengan kelembaban yang tinggi juga dapat menjadi salah satu faktor pencetus meningkatkan kejadian MF.

Cara membedakan antara jerawat biasa dengan "jerawat" Malassezia Folliculitis (MF)

Berikut beberapa perbedaan antara jerawat biasa atau akne dengan "jerawat" Malassezia Folliculitis (MF).

Ciri "jerawat" Malassezia Folliculitis (MF)

1. Biasanya keluhan yang terjadi pada kasus MF adalah rasa gatal atau dapat sangat gatal yang mengganggu.

2. Gambaran klinis yang terjadi pada kasus "jerawat" Malassezia Folliculitis (MF) berupa bintil merah, plentingan berisi nanah berbentuk kubah ukuran 2-3 mm dengan cekungan di bagian tengah.

3. MF yang ada di bagian wajah biasanya akan dapat ditemukan pada daerah dagu dan sisi samping wajah.

4. MF pada punggung sering ditemukan pada area tengah punggung.

5. Pada MF tidak ditemukan gambaran klinis komedo, kista, dan skar.

Ciri jerawat biasa atau akne

1. Rasa gatal yang timbul pada jerawat biasanya terjadi karena reaksi alergi obat jerawat. Tetapi sering kali jerawat tidak menimbulkan rasa gatal.

2. Gambaran klinis yang terjadi pada jerawat biasanya berwarna kemerahan atau sedikit kuning karena adanya nanah pada jerawat.

3. Jerawat akne biasanya akan lebih sering muncul pada daerah wajah sisi tengah.

4. Jerawat atau akne pada punggung lebih sering ditemukan pada area samping atau tepi punggung.

5. Pada akne dapat ditemukan komedo, kista, dan skar.

Meski begitu, bagi sebagian orang, keluhan atau gejala ini sering kali cukup sulit untuk dibedakan dengan jerawat biasa atau akne maupun infeksi folikel rambut oleh karena bakteri yang disebut bakterial folikulitis.

Sehingga untuk menegakkan diagnosa dan mendapat pengobatan yang sesuai dengan keluhan yang dihadapi maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang.

Bagaimana cara mengobati "jerawat" MF?

Pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi MF adalah pengobatan anti jamur selama sebulan. Tentunya hal ini baru bisa dilakukan setelah ada pemeriksaan penunjang secara menyeluruh.

Selain itu perlu untuk edukasi ke pasien mengenai penghindaran faktor risiko seperti selalu menjaga higiene dan menggunakan pakaian yang menyerap keringat, serta menghindari faktor pencetus lainnya.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya