tirto.id - Kanker menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia.
Secara global data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2018 menunjukkan, sekitar 1 dari 6 kematian disebabkan oleh kanker. Sekitar 70% kematian akibat kanker terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Salah satu kanker yang umum terdengar di kalangan masyarakat termasuk Human papillomavirus (HPV) dan kanker serviks.
Apa Itu HPV?
Dikutip laman Medical News Today, Human papillomavirus (HPV) adalah sekelompok virus yang sangat umum ada di seluruh dunia yang dapat ditularkan melalui kontak kulit ke kulit.
Ada lebih dari 100 jenis HPV, yang setidaknya 14 di antaranya penyebab kanker (disebut juga jenis risiko tinggi). HPV dapat mempengaruhi kesuburan baik pada pria maupun wanita.
HPV terutama ditularkan melalui hubungan seksual dan kebanyakan orang terinfeksi HPV segera setelah dimulainya aktivitas seksual. Ini adalah infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum, tetapi orang juga bisa tertular dengan cara lain.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, 80 persen orang akan mengalami infeksi HPV di beberapa titik dalam hidup mereka, banyak yang tanpa disadari.
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi yang didapat secara seksual dengan jenis HPV tertentu. Dokter menganggap jenis HPV yang berbeda berisiko rendah atau tinggi.
Dua jenis HPV yang paling berisiko tinggi adalah HPV 16 dan HPV 18, yang lebih mungkin menyebabkan komplikasi serius, seperti kanker serviks dan lesi prakanker serviks.
Ada juga bukti yang menghubungkan HPV dengan kanker anus, vulva, vagina, penis, dan orofaring. Kanker serviks adalah kanker paling umum keempat di antara wanita di seluruh dunia, dengan perkiraan 570.000 kasus baru pada tahun 2018.
Hampir 90% dari 311.000 kematian akibat kanker serviks terjadi di seluruh dunia pada tahun 2018.
Pengendalian kanker serviks yang komprehensif mencakup pencegahan primer (vaksinasi terhadap HPV), pencegahan sekunder (skrining dan pengobatan lesi pra-kanker), pencegahan tersier (diagnosis dan pengobatan kanker serviks invasif) dan perawatan paliatif.
"Selain menyebabkan kanker serviks pada perempuan, virus HPV juga dapat menyebabkan beberapa penyakit kulit dan kelamin pada laki-laki," ujar Ketua Umum Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia (HOGI) Prof. Dr. dr. Andrijono, SpOG, K-onk seperti dilansir Antara.
Oleh sebab itu, kaum pria bisa terpapar virus penyebab kanker serviks ini bila berhubungan intim dengan orang yang terinfeksi HPV.
HPV dan kesuburan pria
HPV juga dapat mempengaruhi kesuburan pada pria. Menurut sebuah studi tahun 2018, keberadaan HPV dalam sperma berdampak negatif pada hasil kehamilan, baik dengan berkontribusi pada infertilitas atau meningkatkan risiko keguguran.
Pria dengan masalah kesuburan 3 sampai 4 kali lebih mungkin terkena HPV dibandingkan pria lain. Virus HPV mempengaruhi kesuburan pada pria dengan mengikat kepala sel sperma, yang menghalangi kemampuan sel sperma untuk bergerak bebas.
Menurut Andrijono, seseorang dapat terinfeksi HPV tanpa memperlihatkan gejala atau tanda-tanda yang spesifik.
Sebagian besar infeksi HPV pada pria memang dapat hilang dengan sendirinya dan tidak menyebabkan masalah kesehatan apa pun.
Namun, jika infeksi tidak kunjung sembuh, ada kemungkinan gejala HPV berkembang beberapa bulan atau tahun setelah terinfeksi. Hal tersebut membuat kaum pria sulit mengetahui secara pasti kapan mereka terinfeksi.
Ia mengatakan, kebanyakan pria yang terkena HPV memang tidak pernah menunjukkan gejala dan infeksinya biasanya hilang dengan sendirinya. Namun, jika HPV tidak kunjung sembuh, dapat menyebabkan kutil kelamin atau jenis kanker tertentu.
Dia menyarankan agar segera memeriksakan dirinya ke dokter bila mengalami masalah kulit pada area kelamin seperti kutil, benjolan atau luka pada penis, skrotum, anus, mulut, bahkan tenggorokan.
"Ini semua dapat dicegah dengan pencegahan primer berupa vaksinasi HPV, karena pencegahan ini terbukti telah berhasil menurunkan angka kasus kanker serviks hingga 40 persen," kata Andrijono.
Tidak hanya kaum perempuan, kaum pria pun dianjurkan untuk mendapatkan vaksin HPV sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus tersebut.
Vaksin HPV dinyatakan oleh banyak ahli telah terbukti aman dan efektif untuk melindungi pria dari kutil dan kanker tertentu yang disebabkan oleh HPV.
Idealnya, seseorang harus mendapatkan vaksinasi HPV sebelum berhubungan intim pertama kali. WHO merekomendasikan vaksinasi HPV pada usia 11 atau 12 tahun (atau dapat dimulai pada usia 9 tahun) dan untuk semua orang hingga usia 26 tahun.
Editor: Agung DH