Menuju konten utama
Bahasa Indonesia

Mengenal Apa Itu Konjungsi Antarkalimat, Pengertian dan Contohnya

Konjungsi antarkalimat berfungsi untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.

Mengenal Apa Itu Konjungsi Antarkalimat, Pengertian dan Contohnya
Ilustrasi Kamus. foto/IStockphoto

tirto.id - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.

Secara garis besar, konjungsi adalah kata atau ungkapan yang berfungsi sebagai penghubung antarkata, antarklausa, atau antarkalimat. Penggunaan kata hubung dalam sebuah kalimat atau paragraf berfungsi agar susunan kata atau kalimat memiliki koherensi (keterkaitan).

Konjungsi dibagi menjadi lima kelompok, yakni konjungsi koordinatif, konjungsi subordnatif, konjungsi korelatif, konjungsi antarkalimat, dan konjungsi antarparagraf. Salah satu jenisnya adalah konjungsi antarkalimat. Berikut adalah penjelasan selengkapnya.

Yohanni Johns dalam buku Bahasa Indonesia 1 menuliskan, konjungsi antarkalimat berfungsi untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh sebab itu, konjungsi antarkalimat selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital.

Contoh Konjungsi Antarkalimat

1. Menyatakan kesediaan melakukan sesuatu yang berbeda atau bertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya, seperti: biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun, demikian/begitu.

Contoh: Kami tidak pernah sepakat dengan pendapatnya. Biarpun begitu, kami tidak akan menghalanginya untuk terus maju.

2. Menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya, seperti: meskipun demikian/begitu, kemudian, sesudah itu, selanjutnya.

Contoh: Mereka berbelanja ke pasar. Sesudah itu, mereka akan pergi ke kebun binatang.

3. Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya, seperti: tambahan pula, lagi pula, selain itu.

Contoh: Pak Broto terkena penyakit asma. Selain itu, dia juga mengalami penyakit gula darah.

4. Mengacu ke kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya, seperti: sebaliknya.

Contoh: Perampok itu tidak peduli walaupun polisi memberikan tembakan peringatan. Sebaliknya, dia malah melawan polisi dengan pisau.

5. Menyatakan keadaan sebenarnya, seperti: sesungguhnya, bahwasanya.

Contoh: Masalah yang dihadapinya memang gawat. Sesungguhnya, masalah itu sudah diramalkannya sebelumnya.

6. Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya, seperti: malahan dan bahkan, demikian dikutip dari buku Mahir Berbahasa Indonesia.

Contoh: Rumah-rumah di kampung itu banyak didirikan di dekat sungai. Bahkan, ada kampung yang berada di tengah laut dangkal.

7. Menyatakan pertentangan dari keadaan sebelumnya, seperti: namun dan akan tetapi.

Contoh: Keadaannya memang sudah aman. Akan tetapi, kita tetap harus waspada.

8. Menyatakan konsekuensi, seperti dengan demikian.

Contoh: Kamu sudah melakukan semua ini. Dengan demikian, sudah seharusnya kamu menanggung semua risikonya.

9. Menyatakan akibat, seperti: oleh karena itu dan oleh sebab itu.

Contoh: Kami sudah melarang dia untuk tidak melalukan itu lagi, tetapi dia tetap nekat. Oleh karena itu, sekarang dia merasakan sendiri akibatnya.

10. Menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya, seperti: sebelum itu.

Contoh: Polisi menangkap dua perampok rumah. Sebelum itu, mereka menangkap lima orang pencuri motor.

Baca juga artikel terkait SUPPLEMENT CONTENT atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya