Menuju konten utama
Pilkada Serentak 2024

Mengapa Endorse Jokowi Hanya Efektif di Pilkada Jateng & Solo?

Pengaruh Jokowi dalam Pilkada 2024 dinilai tidak cukup signifikan untuk menjamin kemenangan calon yang didukungnya.

Mengapa Endorse Jokowi Hanya Efektif di Pilkada Jateng & Solo?
Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (tengah) didampingi Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah nomor urut 2 Ahmad Luthfi (kanan) - Taj Yasin (kiri) membagikan kaos dari mobil Jip saat pawai di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (22/11/2024). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/YU

tirto.id - Dukungan atau endorsement Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), terhadap calon kepala daerah di Pilkada 2024 masih cukup signifikan pengaruhnya, khususnya untuk Pilkada Jawa Tengah (Jateng) dan Pilwalkot Solo.

Pengaruh Jokowi di dua wilayah tersebut, berhasil membawa pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Ahmad Luthfi-Taj Yasin, dan pasangan calon wali kota dan wakil wali Kota Solo, Respati Ardi-Astrid Widayani, unggul sementara berdasarkan hasil hitung cepat dari sejumlah lembaga survei.

Hasil hitung cepat dilakukan lembaga survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) misalnya, Ahmad Luthfi-Taj Yasin berhasil meraih perolehan suara 59,14 persen. Sementara, pesaingnya yakni Andika Perkasa-Hendrar Prihadi hanya mencapai 41,86 persen. Data yang masuk berdasarkan hitung cepat SMRC sudah 100 persen.

Tak berbeda jauh dengan hasil lembaga survei Charta Politika, Ahmad Luthfi-Taj Yasin memperoleh suara 58,44 persen. Sedangkan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi memperoleh suara 41,56 persen. Adapun data sudah masuk dalam hitung cepat ini sudah mencapai 100 persen.

Sedangkan di Solo, Respati Ardi-Astrid Widayani menang di hitung sementara yang diselenggarakan oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Solo. Respati-Astrid memperoleh suara sebanyak 60,22 persen. Sedangkan pasangan nomor urut 1, Teguh Prakosa-Bambang Nugroho, memperoleh 39,78 persen.

Data tersebut dihimpun pada Rabu (27/11/2024) pukul 19.36 WIB. Adapun data hasil perhitungan suara yang masuk melalui sistem google form sudah mencapai 89,49 persen. Dan data ini masih akan terus mengalami perubahan.

Endorsement dari Jokowi terhadap Ahmad Luthfi-Taj Yasin dan Respati-Astrid ini cenderung memberi dampak besar karena citra Jokowi sebagai putra daerah masih cukup dihargai. Apalagi Eks Wali Kota Solo itu dalam beberapa kesempatan ikut turun gunung terlibat dalam kampanye, khususnya Ahmad Luthfi.

Tapi sayangnya di luar Jawa Tengah, dinamika politik dan preferensi lokal yang beragam membuat dukungan Jokowi tidak selalu memiliki dampak yang sama. Pemilih di daerah lain sering kali lebih fokus pada calon lokal yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka, serta isu-isu yang lebih spesifik dan relevan dengan kondisi setempat.

Di Pilkada Jakarta misalnya, meski Jokowi terang-terangan mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono hasilnya belum cukup memuaskan. Pasangan nomor urut 1, itu justru berada di posisi kedua perolehan suara terbanyak atau kalah dari pasangan nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno, yang didukung PDIP.

Hasil hitung cepat dilakukan SMRC, Pramono-Doel memperoleh suara 51,03 persen, Ridwan Kamil-Suswono 38,80 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana 10,17 persen. Adapun data yang masuk sudah sebanyak 100 persen.

Sedangkan hasil hitung cepat dilakukan lembaga survei Poltracking Pramono-Doel unggul dengan perolehan suara 50,08 persen, Ridwan Kamil-Suswono 39,55 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana 10,37 persen. Data perolehan yang masuk juga sudah 100 persen.

Sedangkan di Kota Tangerang, cawalkot Faldo Maldini, tumbang juga di Pilkada 2024 meski sudah mendapatkan dukungan dari Jokowi dan juga dari sejumlah partai politik, yaitu PSI, Gerindra, Nasdem, PAN dan Perindo.

Faldo Maldini yang berpasangan dengan Mohammad Fadhlin Akbar, hanya berhasil mendapatkan 246.735 suara atau 33,05 persen.

Faldo kalah dengan pasangan Sachrudin-Maryono. Pasangan nomor urut 3 yang diusung oleh PDIP, Partai Demokrat, Golkar dan PPP ini memperoleh 387.855 suara atau 51,96 persen suara. Adapun pasangan nomor urut 2, Ahmad Amarullah-Mohamad Bonnie Mufidjar yang diusung oleh PKS dan PKB mendapatkan 111.864 suara atau 14,99 persen.

Kemudian di Kota Semarang, pasangan Yoyok Sukawi-Joko Santoso yang notabene ikut didukung oleh Jokowi hanya berhasil meraih 360.052 suara atau 42,68 persen. Hasil sementara Pilwakot Semarang 2024 menunjukkan pasangan Agustina-Iswar unggul dengan 483.574 suara atau 57,32 persen. Data ini berdasarkan progres suara masuk sebesar 99,28 persen dari 2.341 TPS dari total 2.358 TPS.

Di luar dari endorsement Jokowi, menariknya beberapa kandidat yang dulu pernah melakukan perlawanan terhadap intervensi Jokowi waktu Pilpres 2024 RI, bisa menang pilkada. Misalnya Endah Subekti, justru berhasil menang di Pilkada Gunungkidul.

"Ternyata rakyat Gunungkidul memberikan dukungan terhadap siapa yang berani melawan berbagai intimidasi dengan memenangkan saudari Indah Subekti,” ungkap Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.

Adapula kader PDIP, Masinton Pasaribu, di Tapanuli Tengah juga berhasil unggul. Seperti diketahui, Masinton menjadi simbol perlawanan sangat kritis terhadap Jokowi, ternyata rakyat memberikan dukungan.

Jokowi mencoblos di SDN Sumber 3

Mantan Presiden Joko Widodo dan Iriana Ditemani Jan Ethes Salurkan Hak Pilih di SDN Sumber 3, Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo, Rabu (27/11/2024).. tirto.id/Febri Nugroho)

Pengaruh Endorse Jokowi Tak Besar di Pilkada

Dengan melihat beberapa hasil di atas, maka bisa dibaca bahwa pengaruh Jokowi dalam Pilkada 2024 dinilai tidak cukup signifikan untuk menjamin kemenangan calon yang didukungnya. Efek Jokowi, dalam hal ini hanya terasa di Jawa Tengah dan Solo.

“Jokowi sebenarnya tidak memiliki pengaruh besar di Pilkada, kecuali Jateng dan Surakarta, karena ini memang domisili Jokowi,” ujar Analis politik dari Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, kepada Tirto, Jumat (29/11/2024).

Di Jakarta sendiri, lanjut Dedi, justru Jokowi potensial menjadi faktor runtuhnya suara Ridwan Kamil. Dedi menyebut, secara umum, kemenangan di Pilkada 2024 lebih banyak karena faktor ketokohan yang diusung, sementara pendorongnya, yakni endorsement para tokoh nasional hanya sekedar pendamping kekuatan, ia tidak bisa diandalkan.

"Jateng sekalipun tidak dapat disebut berhasil karena Jokowi, karena faktanya Andika tetap maksimum dalam perolehan suara jika dibandingkan dengan mesin parpol yang bekerja," ujar Dedi.

Analis politik dari Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo, mengamini bahwa pengaruh Jokowi tidak cukup signifikan untuk menjamin kemenangan calon yang didukungnya. Apalagi endorsement dari Jokowi tidak disertai dengan dukungan lebih lanjut berupa sumber daya dan kehadiran langsung di daerah-daerah bersangkutan.

"Memang endorsement Pak Jokowi ini enggak seperti senjata pamungkas yang bisa menghancurkan segalanya. Tapi ya tergantung dari seberapa kuat pengaruh Jokowi di daerah-daerah itu," kata Kunto kepada Tirto, Jumat (29/11/2024).

Contohnya, di Jawa Tengah, yang memang menjadi basis kuat bagi Jokowi, dukungan langsung dan pengerahan sumber daya lebih terasa pengaruhnya. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Tangerang, Semarang, dan Bogor, yang bukan merupakan basis pendukung Jokowi, pengaruhnya justru kurang tampak.

Artinya selain dari endorsement, kehadiran Jokowi di lapangan dan mobilisasi sumber daya seperti relawannya juga sangat penting untuk mempengaruhi suara calon yang didukung. Hal ini karena, jika restu saja tanpa adanya dukungan yang lebih konkret, dukungan Jokowi tak akan berdaya banyak.

"Jadi tidak hanya sabdanya saja atau restunya saja, tapi restu kalau enggak ada resource ya sama aja, bohong," kata Kunto.

Baca juga artikel terkait PILKADA 2024 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - News
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Bayu Septianto