tirto.id - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Brian Yuliarto, mengusulkan agar para dosen merekrut mahasiswa untuk mengerjakan penelitian para dosen. Menurutnya, para dosen diusulkan membayar mahasiswa tersebut dengan menggunakan dana riset atau penelitian dosen.
Diketahui, dana riset berasal dari berbagai program hibah pemerintah, salah satunya adalah program hibah dari Kemendikti Saintek yang menyalurkan dana triliunan rupiah setiap tahun untuk penelitian dan pengabdian. Adapun besaran dana yang bisa didapatkan yakni maksimal Rp150 juta.
“Bapak-Ibu sekalian juga harus mulai memikirkan, kalau menurut saya nih saran saya, ada graduate student. Kalau menurut saya bapak ibu dapat dana Rp150 juta, mendingan bayar graduate student Pak,” kata Brian dalam acara Peluncuran Program Riset Prioritas Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Tahun Anggaran 2026, sebagaimana dikutip dari akun Youtube Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Selasa (21/10/2025).
Hal ini lantaran dia melihat para dosen kerap sibuk mengajar sehingga tak sempat untuk mengatur jadwal risetnya.
“Apalagi di Indonesia ini kan. Time riset berubah-ubah, pertanggung jawabannya ketat, dan seterusnya. Nah jadi saya mendorong ya bapak ibu sekalian. Mengatur, memanage riset dengan baik,” ucapnya.
“Dana riset biasanya kan apalagi dosen ini kan sibuk ngajar ya. Dapat Rp150 juta, wah senang gitu ya. Habis itu sudah, habis itu lupa riset, ngajar dulu sibuk,” imbuhnya.
Dengan merekrut mahasiswa, katanya, maka para dosen bisa terbantu dalam melaksanakan risetnya. Bahkan, dia mengatakan hal tersebut sudah diberlakukan di luar negeri.
“Buka lowongan, langsung hire graduate student. Tiap hari mahasiswa ini kerja risetnya untuk Bapak. Graduate student misalnya, saya hitung lah di ITB ya, misalnya ya. Kan SPP S2, S3 Rp15 juta sebulan. Satu semester berarti Rp30 juta kan, biaya hidup, namanya mahasiswa ya, Rp3 juta, 3 kali 12 atau Rp4 juta. 4 kali 12, 50. 50 tambah 30, baru 80 Pak. 150 juta, masih ada 70 juta untuk beli barang,” bebernya.
“Tetapi setiap hari, riset Bapak ada yang mengerjakan. Di luar negeri semuanya begitu bapak ibu sekalian,” imbuhnya.
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id


































