Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Manuver Anies Bertemu Gibran: Demi Restu Jokowi, PDIP Berang

Pertemuan Anies Baswedan dan Gibran Rakabuming dimaknai politis sebagai upaya meraih restu Jokowi.

Manuver Anies Bertemu Gibran: Demi Restu Jokowi, PDIP Berang
Anies Baswedan dan Gibran Rakabuming Raka usai sarapan bersama di Hotel Novotel Solo, Selasa (15/11/2022). Antara/Aris wasita

tirto.id - Pertemuan Anies Baswedan dengan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka di Hotel Novotel Solo pada Selasa (15/11/2022) mendapat respons beragam. Banyak pihak menilai Anies berusaha mendekati Presiden Joko Widodo melalui putra sulungnya tersebut.

Di hadapan awak media, keduanya saling memuji dan mengungkapkan ada pengalaman yang saling dibagikan dari keduanya. Walau Anies menyebut Gibran layak untuk maju ke pilgub baik di DKI maupun Jawa Tengah, namun mereka enggan membahas itu lebih lanjut.

“Dia (Gibran) yang lebih tahu (Pilgub DKI dan Pilgub Jateng). Punya modal pengalaman Solo lebih maju," kata Anies dikutip dari rilis tertulis.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Ahmad Ali mengungkapkan, Anies berusaha merajut tali hubungan politik yang selama ini dianggap telah terputus karena friksi selama Pilgub DKI Jakarta 2017 dan Pemilu 2019.

“Anies lebih terkenal dalam persahabatan. Da tidak mengenal maksud tertentu dalam setiap pertemuan. Gibran tetap kader PDIP dan ketika bertemu Anies tidak mungkin ada upaya untuk memengaruhi atau sebaliknya," kata Ali saat dihubungi Tirto pada Rabu (16/11/2022).

Ali menampik bila kedatangan Anies ke Surakarta dengan membawa motif politik. Politikus Partai Nasdem itu menyebut, kedatangan Aniesk e Solo karena ada agenda Haul Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi ke-111 di kawasan Pasar Kliwon, Solo.

“Pertemuan itu bukan karena kehendak satu orang, apalagi atas agenda setting dari Mas Anies. Ternyata sebelumnya Mas Anies dan Gibran beberapa kali bercakap-cakap dan sudah membuat janji bareng untuk bertemu di hotel. Kemudian mereka sarapan bareng,” kata Ali.

Meski pertemuan antara Anies dengan Gibran diklaim tidak mengandung unsur politik, tapi Ali menyebut Anies saat ini mengemban misi untuk menyosialisasikan diri untuk menjadi bakal capres dan berbicara di depan publik dalam beragam forum. Bahkan dalam waktu dekat Anies diagendakan untuk menghadiri acara Natal nasional di Papua.

“Karena Anies hari ini sudah mendapat mandat dari Nasdem sudah seharusnya dia menularkan gagasan dan pikiran ke bangsa ini. Nasdem menjadi fasilitator mengoptimalkan peran para relawan dan memfasilitasinya untuk bertemu Anies,” kata Ali menambahkan.

Tak ingin hanya Anies yang aktif dalam bertemu antartokoh politik, Ali juga menantang Ketua DPP PDIP, Puan Maharani untuk melakukan hal serupa. Mengingat Puan saat ini sedang aktif bersafari politik bertemu dengan ketua umum setiap partai.

“Saya berharap besar ketika Mbak Puan melakukan misi silaturahmi politik, berharap itu menjadi role model politik yang mesti kita perankan. Karena kalau politik arahnya ke kebencian bisa merusak bangsa," ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan politikus PKS dan Partai Demokrat, dua parpol yang disebut-sebut pendukung Anies dalam Koalisi Perubahan. Mereka sepakat Anies harus menyambung silaturahmi dengan Jokowi dan keluarganya.

“Saya kira itu baik ya. Pak Anies silaturahim dengan Mas Gibran. Itu menunjukan bahwa Pak Anies memiliki hubungan personal yang baik dengan Presiden Joko widodo dan keluarga beliau,” kata Juru Bicara DPP PKS, Muhammad Kholid.

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani juga mendukung silaturahmi yang dilakukan Anies. Ia sebut, anggapan bahwa pertemuan itu hanya untuk meraup suara saja menjadi tuduhan yang berangkat dari hati yang tak bersih.

“Kehadiran Mas Anies di Kota Solo yang kemudian bersama-sama dengan Mas Gibran sesungguhnya adalah menghadiri haul Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi,” kata Kamhar.

DEKLARASI CAPRES PARTAI NASDEM

Calon presiden yang diusung Partai Nasdem Anies Baswedan (kiri) menyampaikan pidato politiknya saat Deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). Partai NasDem resmi mengusung Anies Baswedan maju jadi capres untuk Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.

Anies Dekati Gibran, PDIP Berang!

Namun, silaturahmi Anies dengan Gibran membuat petinggi PDIP berang. Ketua DPP PDIP, Said Abdullah misal, menyebut Anies berusaha 'cari muka' dengan mendekati putra Jokowi. Said menyebut Anies memiliki maksud tersembunyi di balik pertemuannya dengan Gibran.

“Itu cara Anies membuat contrasting dan terus menerus langkahnya supaya lebih dikenal publik. Dan ingat kalau dia memuji Gibran, pasti ada udang di balik batu," kata Said di Gedung DPR.

Said menambahkan pertemuan Anies adalah upaya memanfaat posisi Gibran sebagai orang nomor satu di Kota Solo. Meski Gibran bukan elite di DPP PDIP, tapi nasabnya kepada Jokowi juga ikut mempengaruhi proses percaturan politik di Indonesia.

“Tentu saja untuk kepentingan dirinya. Itu hanya cari untung politik saja si Anies,” kata politikus asal Sumenep, Madura tersebut.

Tidak hanya menuduh Anies sekadar 'cari muka' di hadapan Gibran, namun Said juga menyebut Anies berupaya memecah belah internal PDIP. Karena Anies menyebut Gibran layak untuk maju menjadi cagub di Jawa Tengah dan DKI Jakarta.

“Gibran itu kader PDIP. Itu hanya trik politik Anies untuk memecah belah PDIP,” kata dia.

Sementara itu, Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto menanggapinya dengan santai. Hasto menyebut posisi Gibran sebagai wali kota membuatnya harus mau menerima tamu dari berbagai kalangan. Termasuk dari mereka yang dianggap berseberangan secara politik.

Namun Hasto mengingatkan Gibran, bahwa posisi Anies adalah bakal calon presiden dari sebuah partai. Meski keduanya sudah membantah tidak ada motif politik, tapi Hasto tetap mempertanyakannya mengingat Gibran adalah kader PDIP.

“Kalau pertemuan itu namanya silaturahim dan itu adalah budaya kita. Tetapi apakah pertemuan itu dilanjutkan dengan agenda politik, itu yang harus dipertanyakan karena melihat Mas Gibran ini adalah kader PDI Perjuangan," jelasnya.

JOKO WIDODO BERSIAP MENUJU ACARA PELANTIKAN

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi putranya Gibran Rakabuming (kanan) menyalami warga sebelum mengikuti upacara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 di Jakarta, Minggu (20/10/2019). ANTARA FOTO/Rachman/mrh/hp.

Pertemuan Anies-Gibran Tanda Jokowi Restui Anies Maju Jadi Capres?

Pertemuan antara Anies dengan Gibran tidak mungkin tanpa restu dari Jokowi, kata Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro. Menurutnya sikap politik Gibran merepresentasikan sikap politik Jokowi yang kerap memberikan sinyal dukungan kepada sejumlah bakal capres saat berpidato.

“Itu sekaligus juga bisa menepis berbagai asumsi yang berkembang selama beberapa minggu terakhir ini, jika Presiden Joko Widodo telah memberikan dukungan politik terhadap salah satu bakal calon presiden dapat terbantahkan," katanya.

Selain demi mendapat restu Jokowi, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menyebut, Anies dan Gibran diuntungkan dalam pertemuan itu. Anies semakin mudah membangun komunikasi di wilayah yang dianggap 'merah' dan basis PDIP, sedangkan Gibran diuntungkan karena dianggap mendapat dukungan untuk Pilgub DKI Jakarta.

“Anies tentu ingin melanjutkan kepemimpinan Jokowi, begitu pun Gibran tentu menjadi Gubernur DKI Jakarta posisi yang menarik. Selain itu, ikut langkah politik Jokowi sebelum menjadi presiden patut dipertimbangkan Gibran. Pertemuan Anies dan Gibran secara personal branding dan langkah politik ini sama-sama memberikan keuntungan,” kata dia.

PUAN MAHARANI BERTEMU SURYA PALOH

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani (kanan) bersama Ketua Umum Partai Nasdem (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (22/8/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz