Menuju konten utama

Luluk Akan Sowan ke Wapres Bahas Penanganan Stunting di Jatim

Menurut Luluk Hamidah, ia akan meminta saran wapres karena Ma'ruf Amin merupakan ketua gugus tugas penanganan stunting di Indonesia. 

Luluk Akan Sowan ke Wapres Bahas Penanganan Stunting di Jatim
Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Luluk Nur Hamidah (kiri) dan Lukmanul Khakim (kanan) berpose saat mendaftar di Kantor KPU Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (29/8/2024). Pasangan Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim mendaftarkan diri sebagai peserta Pilgub Jatim 2024 dengan dukungan dari PKB. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/tom.

tirto.id - Salah satu Calon Gubernur Jawa Timur 2024, Luluk Nur Hamidah, mengatakan dirinya akan sowan ke Wakil Presiden, Ma'ruf Amin, guna membahas penanganan tengkes atau stunting. Menurut Luluk, angka tengkes di Jawa Timur masih tinggi.

Luluk berkata dirinya akan meminta saran wapres yang merupakan ketua gugus tugas penanganan Stunting di Indonesia, dalam menangani masalah gizi buruk itu di Provinsi Jawa Timur.

Luluk yakin ia tak akan kesulitan menemui Ma'ruf Amin karena saat ini orang nomor dua di Indonesia itu menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Karena beliau (Ma'ruf Amin) Ketua Dewan Syuro dan saya insyaAllah sedang minta waktu bisa sowan kepada beliau. Jadi, pengalaman beliau sebagai wakil presiden pasti akan sangat berharga, kebetulan beliau langsung yang memimpin gugus tugas percepatan penanganan stunting di Indonesia," kata Luluk di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/9/2024).

Anggota DPR RI Fraksi PKB itu menyebut angka tengkes di Jatim masih tinggi. Ia mencontohkan angka stunting di Madura dan wilayah lain di provinsi itu masih di atas angka 20 persen.

"Seperti kabupaten-kabupaten yang ada di Madura itu stunting-nya masih sangat tinggi. Bahkan beberapa kabupaten stunting-nya hampir di atas 20 persen," ucap Luluk.

Menurutnya, angka kemiskinan di Jawa Timur juga masih di atas rata-rata nasional. Maka itu, kata Luluk, perlu masukan dari banyak pihak sebelum mengambil kebijakan, termasuk Ma'ruf Amin.

"[Agar] bisa membereskan masalah yang ada di Jawa Timur," tutur Luluk.

Dalam kesempatan sama, ia mengaku tak gentar melawan Khofifah Indar Parawansa yang merupakan petahana Gubernur Jawa Timur. Bagi Luluk, melawan petahana adalah hal yang biasa saja.

"Enggak ada masalah sih melawan incumbent. Itu, kan, hal yang biasa ya. Toh, incumbent ini tidak semuanya berhasil," katanya.

Luluk mengatakan dirinya memiliki jurus yang bisa meyakinkan masyarakat Jatim untuk memilih dia dan Lukmanul Khakim pada kontestasi pilkada.

"Saya ingin menghadirkan sebuah pendekatan yang baru, dan ini akan menjadi inspirasi bagi semua orang dan kepercayaan. Perempuan kalau dikasih kepercayaan itu ada harganya dan ada manfaatnya," tukas Luluk.

Sebelumnya, pasangan Luluk-Lukmanul Khakim resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur, Surabaya, Kamis (29/8/2024) malam. Pasangan yang hanya didukung PKB ini diantar langsung oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Luluk memastikan, dirinya dan Lukman akan membuat kebijakan yang berpihak pada perempuan, ibu, anak-anak, disabilitas, hingga kelompok rentan. Menurut Luluk, 50 persen penduduk Jawa Timur merupakan perempuan.

"[Maka] sebuah kebijakan yang berpihak kepada perempuan, ibu, anak-anak, kelompok-kelompok disabilitas, dan kelompok rentan termasuk kepada keluarga-keluarga harus menjadi prioritas," kata Luluk di Kantor KPU Jatim, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (29/8/2024).

Anggota DPR RI Fraksi PKB itu mengatakan dirinya dan Lukman juga akan meminimalkan kesenjangan antardesa, antarkota, antardaerah di Provinsi Jatim. Ia menyinggung Madura yang dahulu selalu menjadi lumbung suara bagi paslon tertentu, tetapi sampai kini kondisi daerahnya tak mengalami perubahan.

Luluk menyebut dirinya dan Lukman bertekad untuk bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di Jawa Timur. Ia mengeklaim Jawa Timur butuh kepemimpinan baru yang transformatif, mendengar suara-suara rakyat, bahkan suara-suara yang tidak bisa didengar.

"Sebuah kepemimpinan yang membuka hati, jiwa, dan lapang dada. Sebuah kepemimpinan yang tidak hanya mengeklaim kebenaran tunggal, tetapi bahwa kebenaran itu bisa jadi muncul yang datang dari rakyatnya," kata Luluk.

Baca juga artikel terkait STUNTING atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Irfan Teguh Pribadi