Menuju konten utama

Luhut Perintahkan Mobilitas Warga di Jawa Timur & Bali Diperketat

Luhut melihat penurunan mobilitas warga di Jawa Timur dan Bali belum mencapai target 30 persen.

Luhut Perintahkan Mobilitas Warga di Jawa Timur & Bali Diperketat
Menteri Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Konservasi Perairan dan Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil Kemenko Marves Andreas Hutahaean (kanan) meninjau kawasan Pantai Mengiat Nusa Dua disela pembukaan kegiatan Youth Voice di Badung, Bali, Rabu (19/8/2020). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memerintahkan agar mobilitas warga di Jawa Timur dan Bali diperketat selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.

Hal itu Luhut sampaikan dalam rapat koordinasi implementasi PPKM darurat di Jatim dan Bali secara virtual, Rabu (7/7/2021).

"Sampai tanggal 6 Juli, kami lihat kabupaten/kota yang berwarna hitam masih banyak di Jawa Timur dan Bali. Penurunan mobilitasnya belum signifikan. Ini perlu mendapatkan perhatian lebih ketat, kuncinya pengetatan," kata Luhut yang juga Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali.

Luhut menargetkan penurunan mobilitas minimal 30 persen untuk menurunkan kenaikan kasus COVID-19 di Jawa dan Bali.

"Ini berkali-kali saya katakan, 30 persen itu batas minimum. Kita mau sebenarnya penurunannya itu 30-50 persen, ya paling tidak 40 persen. Baru itu akan menjadi membaik," katanya.

Lebih lanjut, Luhut menjelaskan ada sejumlah kabupaten/kota dengan penurunan mobilitas terendah berada di Bali, yaitu Karangasem dengan penurunan mobilitas 4,72 persen, Tabanan 7,00 persen, Jembrana 7,11 persen, Buleleng 8,42 persen, Bangli 9,53 persen, Klungkung 9,83 persen, Denpasar 10,12 persen dan Badung 10,75 persen.

Sementara di Jawa Timur, penurunan mobilitas paling rendah terjadi di Mojokerto, Jember, Banyuwangi, Nganjuk, dan Kota Pasuruan. Di sisi lain, peningkatan penurunan mobilitas di Jawa Timur terjadi di semua kabupaten/kota kecuali Sampang, Pamekasan, dan Kota Batu.

Berdasarkan data tersebut, maka belum ada kabupaten kota di Jawa Timur maupun Bali yang mengalami penurunan mobilitas lebih dari 30 persen.

“Jatim dan Bali ini lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya, perlu upaya lebih keras untuk menurunkan mobilitas setidaknya lebih 30 persen," tegasnya.

Ada pun upaya penurunan mobilitas menurut Menko Luhut, perlu difokuskan pada aktivitas masyarakat di malam hari. Indikator lampu di malam hari masih menunjukkan kecenderungan peningkatan mobilitas terutama di Bali.

Selain itu, juga perlu penertiban yang tegas dari aparat terkait disiplin penggunaan masker yang rendah dan aktivitas di malam hari di Bali yang dilakukan oleh wisatawan.

Oleh karena itu, Luhut meminta kepada pemerintah daerah, bersama TNI dan Polri untuk dapat menekan pergerakan masyarakat dan kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan.

"Saya titip untuk lebih intens lagi, untuk mengajak masyarakat untuk patuh terhadap prokes ini, ini tidak bisa main-main lagi, karena kalau terus kaya gini kita akan evaluasi dan saya akan usul ke Presiden agar kita lakukan lebih ketat," tegas Luhut.

Baca juga artikel terkait PPKM DARURAT JAWA-BALI

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Gilang Ramadhan