tirto.id - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Boby Rasyidin, mengakui ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan kereta di Semester I 2025 melambat 0,6 persen, dari yang di semester I 2024 sebesar 96,8 persen menjadi 96,2 persen. Meski begitu, untuk jumlah kecelakaan kereta api untuk periode Januari-Juni 2025 tercatat turun 50 persen, menjadi dua kecelakaan.
“Dari sisi OTP, on time performance, kami itu turun dari 96,8 persen itu menjadi 96,2 persen. Kecelakaan kereta dibanding dengan 2024 itu turun juga, 50 persen dari 4 kecelakaan kereta menjadi 2 kecelakaan kereta,” papar Boby, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, di Komplek Parlemen, Rabu (20/8/2025).
Di sisi lain, dibandingkan dengan semester I 2024, volume angkutan penumpang KAI naik 9 persen menjadi 236 juta penumpang pada semester I 2025. Sedangkan, volume angkutan barang KAI hanya naik 1 persen menjadi 33,3 juta ton.
Sejalan dengan perbaikan kinerja angkutan orang dan barang tersebut, Boby mengatakan, pendapatan KAI naik 2 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya, menjadi Rp16,84 triliun, dengan pendapatan sebelum bunga, pajak dan amortisasi atau Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) naik cukup signifikan, dari di semester I 2024 yang senilai Rp3,45 triliun menjadi Rp4,06 triliun.
“Dan kalau kita gambarkan dalam bentuk aset dan liabilitas, maka bisa lihat di tahun 2025 secara aset itu naik menjadi Rp102,3 triliun dan secara liability juga naik menjadi Rp65,7 triliun,” tambah Boby.
Meski begitu, rario utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio KAI naik dari 1,2 kali di semester I 2024 menjadi 1,3 kali di akhir Juni 2025. Pun, total utang (debt) penugasan dibandingkan non-penugasan tercatat senilai Rp46,5 triliun di semester I 2025, naik dibandingkan utang KAI di enam bulan pertama 2024 yang sebesar Rp43,2 triliun.
“Nah, kalau kita lihat juga penyerapan project penugasan di tahun 2024 smt I itu totalnya sekitar Rp2.377 (miliar), sementara di semester I 2025 ini Rp1.424 (miliar). Cash deficiency support (CDS) porsi KAI, dalam hal ini adalah penugasan, di tahun 2024 realisasinya itu adalah sekitar Rp721 triliun, di mana Rp719 triliunnya telah terealisasi, oh sorry miliar rupiah,” jelas Boby.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra
Masuk tirto.id







































