tirto.id - Lagu berjudul “Dana Dana” merupakan salah satu lagu daerah yang berasal dari daerah Gorontalo, Sulawesi. Lagu ini bercerita tentang pergaulan muda mudi. Selain lagu, Dana Dana juga merupakan tarian khas daerah Gorontalo.
Menurut laman Warisan Budaya Kemdikbud, tari Dana Dana sering ditampilkan dalam acara-acara seperti penyambutan tamu, pernikahan, dan acara keagamaan lainnya.
Tarian ini diciptakan untuk remaja muslim sekaligus bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan penyebaran agama Islam.
Berikut ini adalah lirik lagu “Dana Dana” dari provinsi Gorontalo.
Lirik Lagu “Dana Dana” dari Gorontalo
Nao nao to dalalo
Olohiya olowala
Bolo mao pongola
Tikakamu daha daha
Hepolele li anua
Olia to bubalata
Dila hepole poleleya
Locirita to jandela
Wau lontho monggolito
Lotali mai keleti
Halale mao ponika
Bodila potereki
Ati olo tilanthahuu
Heli loputu mola
Malo mate helolohuu
Bolinikalo tapanggola
Wau lontho atinggola
To dulahu isinini
Loputu mao panggola
Bo ma o pusingi
Wonu donggo peentha mai
Tio mongakali olau
Bubohuu lo palemba
Pomahulau ode ali
Tahulu tolo tolohu
Pilomaiya sabongi
Manou lolo lolohu
Taiyilo to putongi
Potali mayi pale
Pututa mayi loleto
Tuheto wau lobale
Wulingo sambe pedeto
Wanu ma ilodidi
Lodehu mola to alo
Silambe lo po hidi
Dilalowali hiyalo
Wau lontho mongolato
Donggoyi lotali hawu
Delo donggo polito
Mohama hiyalo tahu
Paituwa ma panggola
Sengesenge lo sapatu
Mohile motilandahu
Dungito malodulahu
Menurut Banoe (2011), Lagu daerah di Indonesia yakni lagu dari daerah tertentu atau wilayah budaya tertentu, lazimnya dinyatakan dalam syair atau lirik bahasa wilayah (daerah) tersebut baik lagu rakyat maupun lagu-lagu ciptaan baru.
Sementara menurut Ali (2010) lagu daerah memiliki beberapa ciri khas, antara lain,
1. Menceritakan tentang keadaan lingkungan ataupun budaya masyarakat setempat yang sangat dipengaruhi oleh adat istiadat setempat.
2. Bersifat sederhana sehingga untuk mempelajari lagu daerah tidak membutuhkan pengetahuan musik yang cukup mendalam seperti membaca dan menulis not balok.
3. Jarang diketahui pengarangnya.
4. Mengandung nilai-nilai kehidupan, unsur-unsur kebersamaan sosial, serta keserasian dengan lingkungan hidup sekitar.
5. Sulit dinyanyikan oleh seseorang yang berasal dari daerah lain, karena kurangnya penguasaan dialek atau bahasa setempat sehingga penghayatannya kurang maksimal.
6. Mengandung nilai-nilai kehidupan yang unik dan khas.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Yulaika Ramadhani