Menuju konten utama

Lembaga Bimbel di Jogja Diduga Terlibat Kecurangan UTBK

Eduart menilai lembaga bimbel yang berani memberikan garansi lulus kepada siswanya justru harus menjadi pertanyaan.

Lembaga Bimbel di Jogja Diduga Terlibat Kecurangan UTBK
Konferensi Pers Pelaksanaan UTBK-SNBT 2025 yang dilakukan di Gedung Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat pada Rabu (23/4/2025). Tirto.id/Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengungkap dugaan keterlibatan salah satu lembaga bimbingan belajar (LBB) di Yogyakarta dalam praktik kecurangan yang dilakukan dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025.

Praktiknya ialah dengan memobilisasi peserta dan mengatur waktu ujian untuk memperoleh akses soal lebih awal.

“Kami bener-bener ingin memberikan efek jera seperti yang sudah kita sampaikan tadi termasuk yang LBB itu memobilisasi dulu, mendaftarkannya bersama mengatur waktunya,” ujar Ketua Umum Tim Penanggungjawab SNPMB, Eduart Wolok dalam konferensi pers di Gedung Kemendiktisaintek, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (29/4/2025).

Eduart menjelaskan bahwa temuan ini didasarkan dari terdeteksinya ribuan peserta yang memiliki pola ujian tidak lazim. Pihaknya menemukan praktik tersebut berpola kehadiran yang dianggap janggal dan mayoritas berada di sesi-sesi awal pelaksanaan UTBK.

Tujuannya, menurut Eduart adalah untuk berupaya merekam atau mengingat soal sebanyak mungkin untuk nantinya dipelajari dan kemudian dijadikan bahan pembekalan bagi peserta bimbingan yang mengikuti ujian di sesi-sesi akhir.

Dugaan ini juga diperkuat oleh pengakuan peserta yang telah diinterogasi panitia di beberapa pusat UTBK.

“Sehingga peserta yang memang benar-benar sedang dibimbing itu didaftarkan untuk bisa ujian di sesi-sesi akhir dengan harapan sudah dibekali dengan informasi yang didapat oleh yang nama-nama tadi yang anomali ini di sesi awal,” jelasnya.

Selain itu, Eduart juga menilai bahwa lembaga yang berani memberikan garansi lulus kepada siswanya justru harus menjadi pertanyaan. Pasalnya, menurut dia, ujian tersebut merupakan tes potensi skolastik yang mengukur kemampuan dasar peserta, bukan hafalan atau materi yang bisa dilatih secara langsung.

“Jadi kalau dasarnya bagus untuk literasi skolastik itu pasti bagus Gitu. Jadi kalau ada garansi 100% lulus Itu justru secara secara analisis penyusunan soal dan sebagainya menjadi tanda tanya,” katanya.

Meskipun demikian, Eduart mengatakan bahwa temuan ini baru dugaan dan keterlibatannya masih dalam penelusuran. Adapun, kata dia, peristiwa ini berdasarkan analisis dan pola yang dilakukan dan masih perlu investigasi bersama pihak berwajib.

“Tapi soal sejauh mana keterlibatannya dan sebagainya sekali lagi kami pun tidak menyangka itu bahwa adanya ada keterlibatan bimbel yang tadi yang di Jogja. Tapi itu memang sekali lagi Ini dugaan dari kita melihat polanya ini dugaan dari kita,” terang dia.

Baca juga artikel terkait SNPMB 2025 atau tulisan lainnya dari Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Flash News
Reporter: Rahma Dwi Safitri
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Bayu Septianto