Menuju konten utama

Modus Kecurangan UTBK 2025: AI, Joki, & Diduga Libatkan Bimbel

Kecurangan dengan berbagai modus, ditemukan Panitia SNPMB 2025 dalam UTBK. Termasuk penggunaan AI, joki, hingga dugaan keterlibatan bimbel. Simak modusnya.

Modus Kecurangan UTBK 2025: AI, Joki, & Diduga Libatkan Bimbel
Peserta mengerjakan soal Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) di Universitas Bengkulu, di Kota Bengkulu, Bengkulu, Kamis (11/5/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/tom.

tirto.id - Sejumlah modus kecurangan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025 ditemukan hingga pelaksanaan sesi ke-12. Sejumlah kecurangan itu mulai dari penggunaan artificial intelligence (AI), joki, hingga melibatkan lembaga bimbingan belajar (bimbel).

Temuan kecurangan-kecurangan UTBK 2025 tersebut dipaparkan Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), dalam konferensi pers pada Selasa (29/4/2025). Panitia SNPMB juga memastikan, sudah mengantongi sejumlah nama dan pihak, yang diduga terlibat dalam kecuranagn.

Hingga saat ini, 12 sesi UTBK 2025 sudah diikuti sejumlah 563.661 peserta atau 65,47 persen dari total siswa yang mengikuti SNBT. Sebanyak 19.970 peserta atau 2,32 persen dari keseluruhan, batal mengikuti ujian. Cek kecurangan-kecurangan UTBK yang sudah diikuti lebih dari setengah peserta SNBT 2025.

Modus Kecurangan UTBK 2025: Gunakan AI

Salah satu modus baru yang digunakan peserta ialah menggunaan AI. Kecurangan ini juga berkaitan dengan peserta yang menggunakan joki alias soal dikerjakan oleh orang lain. Praktiknya, joki menggunakan AI supaya wajahnya dapat digunakan dalam kartu ujian.

Panitia mendapati, satu joki ujian bisa mewakili lebih dari 1 peserta. Misalnya joki LVN, didapati menjoki 4 orang peserta di Pusat UTBK Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.

“Jadi ada 4 peserta, dengan 1 dimainkan dengan AI, diubah-ubah tingkat kemiripannya,” ungkap Ketua Tim Penanggung Jawab Panitia SNPMB 2025, Eduart Wolok, dalam konferensi pers yang disiarkan via YouTube SNPMB ID, Selasa (29/4/2025).

Modus yang sama digunakan joki bernama KD (untuk 2 peserta) dan HFJ (1 peserta). Temuan ini juga didapati di Pusat UTBK ISBI Bandung. Panitia SNPMB 2025 kini berupaya terus melacak keterlibatan joki.

Modus Kecurangan UTBK 2025: Diduga Libatkan Bimbel

Panitia SPNMB 2025 menemukan modus kecurangan berupa peserta anomali. Eduart Wolok menyebut, temuan ini juga dikaitkan dengan dugaan keterlibatan lembaga bimbel di Yogyakarta.

Eduart Wolok menjelaskan praktik kecurangannya, dengan peserta memilih lokasi ujian yang jauh dari domisili atau prodi pilihannya. Misalnya, seorang peserta merupakan lulusan SMA di Semarang. Peserta memilih program studi (prodi) UTBK di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Akan tetapi, peserta terkait melakukan ujian di Medan.

“Apakah ini salah? Tidak salah, selama memang bisa dibuktikan, tidak salah. Contoh, di Gorontalo ada yang seperti ini. Setelah kami telusuri, ternyata yang bersangkutan itu lulusan dari pondok pesantren yang ada di Jawa. Kemudian, memang setelah lulus ada satu tahun itu wajib untuk mengabdi. Nah dia mengambil pengabdian itu di Gorontalo, mengajar di Gorontalo, sehingga dia daftar di Gorontalo dan ujian di Gorontalo meskipun pilihannya ada di Jawa (Ini tidak salah)," katanya.

Lebih lanjut, peserta anomali terkait, tidak hadir saat ujian dan kebetulan dalam waktu yang sama terdapat masalah pada komputer yang seharusnya digunakan oleh peserta tersebut.

"Ada keterlibatan jaringan yang memanfaatkan UTBK untuk kepentingan bisnis tertentu dan sebagainya. Ini disinyalir, sekali lagi ini dugaan, karena itu bukan bagian kami untuk memutuskan itu," tuturnya.

Dugaan keterlibatan diperkuat, dengan adanya lembaga bimbel yang masih melakukan bimbingan hingga 5 Mei 2025. Padahal, UTBK hanya dilaksanakan pada 23 April-3 Mei 2025.

"Lazimnya kalau dulu kita bimbel yang benar itu satu minggu menjelang pelaksanaan UTBK kan selesai," ujarnya.

Wolok juga mencurigai adanya lembaga bimbel yang berani memberikan garansi 100 persen lulus UTBK, sebab dalam pelaksanaan UTBK kali ini lebih menekankan aspek skolastik atau penalaran dan pemahaman dasar peserta didik.

"Semua ini nggak akan ada andaikan memang peserta UTBK dan orang tua dari peserta UTBK itu memang merasa sadar betul bahwa tes UTBK SNBT ini adalah tes yang harusnya dilalui dengan penuh kejujuran dan integritas," ucap Eduart Wolok.

Daftar Temuan Kecurangan UTBK SNBT 2025

Selain AI dan keterlibatan bimbel, modus kecurangan lain juga ditemukan Panitia SNPMB dalam pelaksanaan UTBK 2025. Salah satunya, dengan menggunakan kamera yang tidak terdeteksi metal detector.

Temuan itu didapati panitia dalam pelaksanaan di Pusat UTBK Universitas Sumatera Utara (USU). Seorang peserta kedapatan menunjukan gelagat mencurigakan dengan berbisik-bisik selama ujian. Berikutnya diketahui, peserta itu menggunakan kamera tersembunyi di 2 sisi kacamata. Tidak hanya kamera, peserta terkait juga membawa mikrofon tersembunyi.

“Jadi ini dikendalikan di hotel. Jadi yang mengerjakan soalnya ada di hotel,” kata Eduart Wolok.

Selain tidak bisa dideteksi metal detector, temuan kamera dan mikrofon itu juga tidak terdeteksi oleh panitia atau pengawas ujian. Sebaliknya, kecurangan justru dilaporkan oleh peserta lain.

“Jadi peserta di samping itu melaporkan ke pengawas, kayaknya ada yang curang. Kenapa? Bisik-bisik, kan,” tutur Wolok.

Panitia SNPMB 2025 mencatat, ada setidaknya 50 peserta yang terlibat kecurangan dan sekira 10 joki. Total, kecurangan itu terjadi di setidaknya 13 lokasi Pusat UTBK. Mayoritas, kecurangan dilakukan peserta yang memilih prodi fakultas kedokteran.

Wolok menduga, kecurangan yang sama sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Bahkan, termasuk diduga dilakukan mahasiswa yang sudah lolos dan saat ini telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri.

Oleh karena itu, Wolok menyatakan, temuan belakangan ini menjadi momentum pihaknya untuk menata sistem pendidikan tinggi di Indonesia.

“Bisa saja yang sekarang duduk di semester 2 maupun 4 [dulunya lolos karena curang]. Bisa saja kami diskualifikasi (mereka yang sudah lolos ke PTN),” tegas Wolok.

Berikut ini sejumlah kecurangan dalam UTBK 2025 hingga Selasa (29/4/2025):

1. Mengambil soal dengan berbagai macam cara

  • a. Foto layar PC peserta dengan perangkat yang disembunyikan.
  • b. Record desktop PC peserta dengan memasang aplikasi record pada PC peserta.
  • c. Remote desktop PC peserta dengan memasang aplikasi remote dan perangkat lain sebagai proxy agar bisa komunikasi ke jaringan luar.
2. Menggantikan peserta mengerjakan ujian di dalam ruang ujian (Joki)

  • a. Mengganti foto peserta dengan foto joki saat buat akun SNPMB.
  • b. Memalsukan dokumen seperti KTP, fotocopy ijazah, dan Surat Keterangan Kelas 12.
3. Memberikan jawaban ke peserta yang sedang berada di ruang ujian. Memasang alat di badan peserta sebagai receiver dan/ atau juga transmitter untuk komunikasi transfer jawaban

4. Melakukan remote PC peserta dari luar dan mengendalikan sekaligus menjawab ujiannya.

5. Mengambil alih akses perangkat jaringan untuk melakukan setting tertentu pada perangkat tersebut.

Baca juga artikel terkait TES UTBK atau tulisan lainnya dari Dicky Setyawan

tirto.id - Edusains
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Iswara N Raditya