Menuju konten utama
Gearbox

Lancer dan Galant, Akankah Mitsubishi Kembali Memproduksinya?

Sempat berjaya di dekade 1990-an, Mitsubishi Lancer dan Galant akhirnya tergeser SUV serta MPV hingga disuntik mati. Kini, wacana comeback mulai terdengar.

Lancer dan Galant, Akankah Mitsubishi Kembali Memproduksinya?
Mobil Mitsubishi Galant. wikimedia/Mr.choppers

tirto.id - Laris manisnya Mitsubishi Destinator semakin menegaskan betapa tergila-gilanya dunia, termasuk Indonesia, terhadap mobil berjenis Sport Utility Vehicle (SUV), terutama SUV 7-seater. Sejak diperkenalkan pada Juli di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 hingga akhir September lalu, 8.000 unit sudah dipesan.

Yoshio Igarashi, Director of Sales & Marketing Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), menyebut penjualan Destinator sudah melebihi target. Awalnya, PT MMKSI "hanya" menargetkan 15.000 s/d 17.000 unit Destinator per tahun. Kenyataannya? Dalam kurun tiga bulan, unit yang laku sudah mencapai 8.000.

Dengan kehadiran Destinator, line-up Mitsubishi Indonesia kini diisi oleh tiga jenis mobil, yaitu MPV (Multi-Purpose Van), SUV, dan mobil niaga/pick-up. Destinator, Pajero, dan Xforce mengisi line-up SUV, Xpander dan Xpander Cross bermain di sektor MPV, sementara All-New Triton, L100 EV, dan L300 jadi andalan di segmen mobil niaga.

Satu hal yang terlihat jelas dari line-up terbaru Mitsubishi itu adalah ketiadaan jenis mobil sedan. Padahal, pada dekade 1990-an, sedan Mitsubishi sempat berjaya. Bahkan, Mitsubishi Lancer GLXi 1993 sempat muncul di sinetron Si Doel Anak Sekolahan sebagai kendaraan Sarah van Huis alias Non Sarah.

Lantas, ke mana perginya sedan-sedan Mitsubishi tersebut?

Mitsubishi sudah lama menyuntik mati model-model sedannya. Mitsubishi Galant yang lahir pada 1969 tidak lagi diproduksi sejak 2012. Lima tahun berselang, giliran Lancer yang menyusul masuk peti mati, meskipun untuk pasar Tiongkok dan Taiwan model ini masih bertahan sampai 2024.

Sebenarnya, Mitsubishi punya model sedan selain Lancer dan Galant seperti Eclipse dan Starion. Akan tetapi, yang pernah masuk secara resmi ke Indonesia hanya Lancer dan Galant. Dua model ini pun bakal senantiasa disebut berbarengan karena eksistensi mereka sulit dipisahkan dengan yang lainnya. Bahkan, sempat ada satu seri Lancer yang dipasarkan dengan nama Galant Fortis, yang kebetulan juga merupakan seri Galant-Lancer terakhir yang dipasarkan di Indonesia.

Hidup Mati Raja Balap dan Mobil Sarah

Perjalanan seri Lancer dan Galant bermula dari Mitsubishi Colt. Ya, Anda tidak salah baca. Akan tetapi, Colt di sini bukan "mobil kol" atau Mitsubishi L300, melainkan Mitsubishi Colt A20 yang merupakan sedan subkompak. Nama "Colt" pertama kali digunakan Mitsubishi pada 1962 untuk menamai serangkaian mobil kecil buatan mereka, dan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan pikap Colt seperti yang dijual di Amerika Selatan dan Indonesia.

Mitsubishi Lancer yang pertama kali dirilis pada 1973 merupakan penerus dari Colt A20. Sebagai sedan subkompak, Lancer berfungsi sebagai jembatan antara model kei car Minica dengan sedan kompak yang bernama Galant. Minica pertama kali dirilis pada 1962, sementara Galant pertama kali hadir pada 1969.

Meskipun awalnya diproduksi sebagai sedan subkompak, nyatanya Lancer tersedia dalam berbagai kubikasi mesin serta bentuk bodi. Total, Lancer generasi awal memiliki 12 variasi model dengan kubikasi 1.200 dan 1.600 cc. Di antara 12 variasi model itu ada yang berbentuk sedan empat pintu, coupe dua pintu, hatchback dua pintu (Celeste), bahkan station wagon lima pintu. Seri station wagon nantinya memiliki cabang sendiri bernama Lancer Van.

Pada 1981, Lancer generasi kedua, yaitu Lancer EX, akhirnya masuk ke Indonesia untuk pertama kalinya dan dipasarkan dengan nama Lancer SL. Desainnya yang kotak dengan garis tegas membuat sedan ini tampak kokoh dan tahan banting. Dibekali mesin berkapasitas 1.400 cc, Lancer SL sukses menjadi pesaing berat Toyota Corolla DX pada dekade 1980-an.

Lancer EX/SL pertama kali diproduksi pada 1979 dan mendapat upgrade besar-besaran ketimbang pendahulunya, mulai dari kapasitas mesin yang makin variatif (tersedia pula mesin 1.800 cc untuk seri SL), interior yang makin cerah, serta ruang penumpang yang semakin besar. Meski tangguh secara performa, Lancer SL juga didesain untuk membawa keluarga dengan nyaman.

Mobil Mitsubishi Lancer 2017

Mobil Mitsubishi Lancer 2017. Wikimedia/Klaus Nahr

Masuknya Lancer SL ke Indonesia terjadi empat tahun setelah Galant masuk lewat Galant Sigma GL (1.600 cc) dan GLX (2.000 cc). Menariknya, baik Galant Sigma maupun Lancer SL sama-sama selesai diproduksi pada 1984. Jika Galant kemudian hadir dalam wujud sedan bongsor Galant II, Lancer justru muncul lewat hatchback bernama Lancer Fiore yang dijuluki Lancer Jackie Chan.

Galant II laris manis di pasaran Eropa dan sempat mendapat penghargaan Setir Emas dari harian BILD di Jerman. Akan tetapi, nasibnya di Indonesia tidak terlalu baik sampai akhirnya harus melewati sebuah rebranding. Ia dipasarkan ulang dengan nama Mitsubishi Eterna usai mengalami sejumlah facelift. Sayangnya, rebranding ini juga tidak bisa mengangkat penjualan mobil tersebut.

Setali tiga uang, Lancer Jackie Chan juga tidak diterima dengan baik di pasar Indonesia. Padahal, fitur-fiturnya cukup canggih pada masanya, mulai dari speedometer digital sampai transmisi yang sudah mencapai lima percepatan. Alhasil, Lancer Fiore Jackie Chan ini pun berhenti dipasarkan di Indonesia pada 1986. Posisinya lantas digantikan oleh Lancer DanGan.

Sejak Eterna dan DanGan, Galant dan Lancer sudah mulai menggunakan desain yang kemudian populer pada dekade 1990-an. Bodinya tak lagi seperti kotak, lekukan mulai muncul di berbagai sudut bodi, dan secara umum mobil tampak lebih aerodinamis.

Akhirnya, setelah sempat tersandung lewat Galant II dan Lancer Fiore, dua model sedan Mitsubishi ini kembali mampu berbicara banyak. Bahkan, popularitas Eterna membuat Mitsubishi pede mengubah kembali nama Eterna menjadi Galant pada 1993.

Dekade 1990-an bisa dikatakan menjadi periode emas sedan Mitsubishi. Pada masa ini pula mereka sukses menghasilkan seri balap bernama Lancer Evolution (Lancer Evo) yang awalnya berasal dari kawin silang antara Galant dan Lancer. Lancer Evo I yang dirilis pada 1992 merupakan mobil bermesin Galant dengan bodi Lancer. Puncak kejayaan dari Lancer Evo adalah ketika mobil ini sukses mengantarkan Tommi Makinen juara World Rally Championship (WRC) sebanyak empat kali dari 1996 s/d 1999.

Di Indonesia pun Lancer dan Galant paling legendaris juga muncul pada dekade 1990-an. Jika Lancer punya GLXi seperti yang digunakan Sarah dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan, Galant punya Galant Hiu keluaran 1998 yang sampai sekarang masih cukup digemari, terutama oleh para penggila kecepatan. Namun, setelah itu pamor kedua sedan tersebut menurun, khususnya sejak dekade 2000-an saat preferensi pasar di Indonesia bergeser dan berpihak pada SUV serta MPV.

Selain itu, lepas dari dekade 1990-an, Mitsubishi Galant dan Lancer pun tidak lagi mampu menghasilkan seri yang memorable. Bisa dibilang, hanya Lancer Evo yang mempertahankan pamor mereka di kancah dunia, baik di dunia balap maupun budaya pop, khususnya lewat film 2 Fast 2 Furious di mana Lancer Evo sempat jadi kendaraan Brian O'Conner (diperankan mendiang Paul Walker).

Sampai akhirnya, pada 2012, Galant resmi disuntik mati. Bagi pasar Indonesia, ini benar-benar akhir perjalanan Galant dan Lancer. Sebab, Galant yang masih dijual sampai 2012 itu adalah Galant Fortis yang sebenarnya merupakan Lancer EX. Di Indonesia, Lancer EX menjadi seri terakhir Lancer yang masuk dan, dengan disuntik matinya Galant (Fortis), otomatis Lancer EX pun ikut dihentikan produksinya.

Sebenarnya, secara global, Lancer masih eksis sampai 2017 dan Lancer Evo masih bertahan sampai 2016. Akan tetapi, Lancer EX menjadi model terakhir seri Lancer-Galant yang dipasarkan di Indonesia.

Satu hal yang menarik, meski secara global sudah disetop produksinya sejak 2017, Lancer baru benar-benar mati pada 2024. Selama tujuh tahun, Lancer sempat bertahan di Tiongkok dan Taiwan dengan nama Grand Lancer. Namun, pada 2024, China Motor Corporation selaku produsen Lancer di dua kawasan tersebut juga memutuskan untuk menghentikan produksinya.

Menurunnya penjualan dan perubahan preferensi pasar senantiasa disebut sebagai alasan utama di balik kematian Lancer dan Galant. Di Amerika Serikat (AS), misalnya, penjualan Lancer pada 2016, atau setahun sebelum kematiannya, lebih rendah 79 persen dibanding pada 2002.

Lantas, mungkinkah Lancer-Galant kembali?

Mobil Mitsubishi Lancer

Mobil Mitsubishi Lancer. wikimedia/IFCAR

Keseruan yang Akan Kembali?

Melihat Mitsubishi Eclipse yang dibangkitkan kembali dalam wujud SUV crossover, agak “mengkhawatirkan” pula apabila nantinya nama kedua sedan legendaris ini dicomot begitu saja untuk dijadikan seri crossover atau SUV terbaru Mitsubishi. Namun, kemungkinan terbesar comeback Lancer-Galant sebenarnya terletak pada mobil elektrik.

Top Gear pada 2024 melaporkan bahwa Mitsubishi sudah mendaftarkan merek dagang Lancer terbaru dengan nama Lancer Sportback. Selain itu, ada kemungkinan bahwa Lancer versi terbaru adalah saudara dari Nissan Leaf. Artinya, Mitsubishi bakal membuat mobil penumpang bertenaga listrik versi mereka sendiri.

Kini, setahun sejak pemberitaan tersebut, belum ada kabar apa pun dari Mitsubishi soal comeback-nya Lancer. Meski demikian, apa yang disampaikan Top Gear cukup beralasan dan sejalan dengan apa yang ditulis Mitsubishi dalam laman website-nya yang menjelaskan sejarah Lancer.

Mereka menulis, "Apakah berakhirnya Lancer adalah akhir dari sebuah era? Tidak juga, karena Mitsubishi saat ini terus bekerja untuk menggabungkan warisan performanya ke dalam segmen crossover dan kendaraan listrik. Dan masa depan kami dijamin sama serunya dengan masa lalu kami."

Jadi, bagaimana? Sudah siapkah Anda seandainya Lancer atau Galant terlahir kembali dalam wujud EV?

Baca juga artikel terkait MITSUBISHI atau tulisan lainnya dari Yoga Cholandha

tirto.id - Gearbox
Kontributor: Yoga Cholandha
Penulis: Yoga Cholandha
Editor: Irfan Teguh Pribadi