Menuju konten utama

Ketika Tren SUV Global Menggusur Lancer, Sang Legenda Reli

Mitsubishi Lancer Evolution memiliki sejarah panjang sebagai mobil dengan performa tinggi. Namun, tren SUV tampaknya telah mendepak sang legenda reli. Apakah Lancer masih diminati?

Ketika Tren SUV Global Menggusur Lancer, Sang Legenda Reli
Pengunjung memperhatikan mobil listrik Mitsubishi e-Evolution Concept yang di ditampilkan PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE-BSD, Tangerang, Banten, Kamis (2/8/2018). ANTARA FOTO/Zarqoni maksum

tirto.id - Tommi Makinen, legenda reli asal Finlandia, mengumumkan pensiunnya pada akhir musim World Rally Championship (WRC) 2003. Keputusan ini ia buat usai 18 tahun mencetak karir yang cemerlang, termasuk ketika menjadi juara dunia empat kali berturut-turut dari tahun 1996–1999. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Mobil yang ia gunakan? Mitsubishi Lancer, sedan yang masyhur di dunia reli.

Sedan yang membawa Makinen juara itu sejatinya sama seperti mobil-mobil sekelasnya. Ibarat seorang atlet, Lancer terus berlatih keras, tak mengenal lelah, dan terus berimprovisasi sejak hadir tahun 1973. Lancer bagai memiliki DNA seorang juara, ia selalu kompetitif di tiap lomba, sampai-sampai citra reli lekat dengan mobil Mitsubishi satu ini.

Meminjam istilah Rally Sport Magazine, Lancer yang meluncur sejak 1973 lewat model 1600 GSR adalah mobil yang ringan, kompak, kuat, dan sangat kompetitif. Tak heran, sama dengan namanya, ia terus berevolusi menjadi sedan performa tinggi yang dikembangkan dari dunia reli. Mendengar nama Lancer, barangkali orang langsung ingat dengan sedan yang handal di beragam medan jalan.

Maka pada 1992, ketika Mitsubishi menghadirkan Lancer Evolution, sedan yang sejak lahir mengusung mesin 2.000 cc dengan imbuhan turbo. Permintaannya langsung meledak, Lancer banyak ditunggu konsumen yang menginginkan performa kencang namun tetap mudah dikendalikan.

Autocar mencatat, sebanyak 2.500 unit Lancer Evolution ludes terjual di Jepang dalam waktu tiga hari setelah peluncurannya. Lancer saat itu terkenal beringas untuk mobil sekelasnya, sebab di balik kap mesin terdapat unit 4G63 bertenaga 244 dk dan torsi 309 Nm milik Galant VR-4.

Pemberian nama Evolution memang tidak salah. Di setiap pengembangannya, Lancer menawarkan model yang lebih cepat, lebih kuat, dan lebih gesit. Dengan improvisasi itu, bukan mustahil bagi mereka yang menggunakan Lancer untuk menjadi juara reli dunia.

Itulah yang terjadi saat Makinen mengendarai Lancer Evolution III. Untuk pertama kalinya, Lancer keluar sebagai pemenang di ajang WRC 1996. Mitsubishi pun makin serius berkiprah di ajang reli dan kian banyak menerapkan banyak ilmu serta pengembangan ke Lancer generasi berikutnya.

Fokus ke Segmen SUV

Sayangnya, tidak ada yang abadi. Model Evolution X yang hadir dari tahun 2007 sampai 2017 jadi Lancer generasi terakhir, sekaligus menandai berakhirnya penjualan sedan Mitsubishi.

Sebelum Lancer kesepuluh itu, Mitsubishi sesungguhnya punya beberapa line-up sedan berperforma. Mulai dari Eclipse, 3000GT, dan Galant yang keburu hilang dari peredaran karena permintaan yang sedikit.

Laman Car Throttle menyebutkan jika semua itu telah pergi dan tidak ada penerusnya. Beberapa model ada yang masih dibuat, namun kodratnya telah berubah menjadi SUV, seperti halnya Eclipse. Kejadian ini rupanya karena Mitsubishi ingin lebih efisien dalam pengembangan mobil berikutnya, sekaligus menjawab tren pasar yang lebih condong ke arah SUV.

Rob Lindley, Managing Director Mitsubishi UK, menjelaskan bahwa fokus pabrikan berlogo tiga berlian saat ini adalah SUV, crossover, penggerak empat roda, dan pengembangan teknologi bahan bakar alternatif. Sementara sedan, seperti Lancer yang turut membesarkan nama Mitsubishi, tak disebut masuk dalam rencana jangka panjang.

"Mitsubishi telah mencoba beragam segmen. Jika Anda hanya menggunakan satu jenis kendaraan, SUV adalah pilihan terbaik. Banyak perusahaan yang ikut turun dengan strategi yang sama," ujar Lindley, masih dilansir dari Car Throttle.

Ia mengatakan, Mitsubishi merupakan pemain kecil di pasar global. Penjualannya hanya sekitar 1,2 juta unit di seluruh dunia. Menurutnya, secara hitung-hitungan bisnis, sulit bagi perusahaan untuk bermain di semua segmen dan mengikuti semua tren yang ada di dunia otomotif.

Tidak hanya segmen sedan, Mitsubishi belakangan mengurangi penjualan MPV, khususnya model Delica yang dijual di Indonesia. Sebelumnya juga ada model Grandis, namun sudah sejak lama discontinue. Di segmen ini, Mitsubishi tampaknya hanya fokus dengan Xpander saat ini.

"Kami mempelajari permintaannya [Delica] tidak terlalu tinggi dan effort-nya besar, jadi saat ini kami tidak lagi mengimpor kendaraan tersebut," kata Imam Choeru Yahya, Head of MMC Sales and Marketing PT MMKSI, kepada Kompas.

Berencana Diproduksi Lagi?

Kini setelah beberapa tahun absen menjual Lancer, Mitsubishi dikabarkan akan kembali memproduksi sedan tersebut pada 2020-an. Hal ini diungkap oleh Chairman Mitsubishi, Osamu Masuko, kepada Autocar.

Pergeseran tren pasar ke segmen SUV yang terjadi belakangan ini tampaknya masih menyisakan sedikit ruang bagi mobil sport. Mungkin hal ini juga yang membuat beberapa sejumlah pabrikan masih bertahan dengan line-up sedan berperformanya.

Ford, misalnya, memiliki Mustang. Chevrolet dengan Camaro-nya. Honda juga selama bertahun-tahun masih menjual Civic Type-R dan NSX. Keduanya baru-baru ini dikombinasikan dengan teknologi hybrid. Toyota, sementara itu, kembali membangun Supra bersama BMW.

Infografik Evolusi Mitsubishi Lancer

Infografik Evolusi Mitsubishi Lancer. tirto.id/Quita

Detail Lancer Evolution XI yang bakal meluncur masih sangat jarang, namun disebutkan desainnya mengacu dari Evolution X. Masih dari Autocar, dapur pacu mobil tersebut akan sama dengan Renault Megane RS generasi terbaru. Hal ini tentu bukan kabar buruk bagi penggemar Evo, sebab mesin 4-silinder 2.000 cc turbocharged yang saat ini tersedia sanggup hasilkan tenaga 296 dk serta torsi maksimal 399 Nm.

Berbeda dari rencana yang ditetapkan sebelumnya, kebangkitan Lancer Evolution saat ini telah masuk dalam rencana Masuko untuk mengembalikan Mitsubishi ke jajaran produsen yang menawarkan mobil berperforma tinggi.

Lancer generasi terbaru ini rencananya akan dibangun di atas platform CMF-C/D F4 yang dikembangkan dalam aliansi Renault–Nissan–Mitsubishi. Mesin dengan teknologi mild-hybrid dengan electric boosting juga disebut bakal disiapkan Renault untuk Lancer terbaru, sedangkan versi plug-in hybrid diperkirakan akan menyusul setelahnya.

Untuk diketahui, penjualan Lancer di Amerika Serikat, salah satu pasar terbesarnya, sejatinya mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Car Sales Base mencatat permintaan Lancer pada 2013 menurun dari 19.451 unit ke 16.495 unit di akhir 2014.

Penjualan Lancer sempat naik ke angka 17.691 unit pada 2015, namun turun lagi ke level 14.304 unit, dan anjlok menjadi 12.725 unit ketika ia diumumkan untuk discontinue. Lantas, apakah Lancer bisa bangkit kembali? Dengan dibantu oleh sumber daya aliansi Jepang–Perancis, pabrikan berlogo tiga berlian ini tampaknya memang masih menaruh harapan besar pada sang legenda reli.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI OTOMOTIF atau tulisan lainnya dari Dio Dananjaya

tirto.id - Otomotif
Penulis: Dio Dananjaya
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara