tirto.id - Saat memasuki kawasan Xpander Tons of Real Happiness (ToRH) di Summarecon Mall Serpong, Sabtu (26/1), Sigit Pramono, dosen Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) teringat masa kecilnya di Pagaden, Subang.
“Komidi putar mengingatkanku pada malam-malam penuh keriaan saat dibawa kakek dan nenek ke lapangan sepakbola Saradan. Pasar malam rutin digelar di sana,” kata Sigit kepada Tirto.
Komidi putar memanggil nostalgia masa kanak, dan seperti perputaran komidi yang repetitif, orang-orang yang dulu berbahagia karenanya ingin meneruskan pengalaman itu kepada anak-anak mereka.
“Peperangan datang dan pergi. Banyak hal berubah, tapi komidi putar tetap di sini. Ia mengingatkan orang-orang akan suatu masa yang indah,” tulis Glenda Millard, penulis Australia, dalam A Small Free Kiss in the Dark (2009).
Komidi putar atau korsel (diserap dari carousel) punya sejarah panjang sebelum menjadi simbol universal hiburan keluarga. Situs showmensmuseum.org menyebut korsel lahir dari tradisi melatih kecakapan berkuda pasukan Arab dan Turki pada abad ke-11.
Orang Itali dan Spanyol yang terkagum-kagum menyaksikan pertunjukan tersebut menyebutnya perang kecil alias garosello atau carosella. Beberapa abad kemudian, orang Prancis menyulapnya menjadi prototipe wahana hiburan anak-anak—sejumlah kuda-kudaan ditempatkan di atas bantalan berputar—dan menyebutnya Carrousel.
“Korsel populer pada abad ke-18 ketika menyebar ke Eropa Tengah dan Inggris, dan dapat ditemukan pada berbagai pameran dan pertemuan. Pembuat korsel terbesar kala itu adalah Heyn di Jerman dan Bayol di Prancis,” tulis situs History of Carousels. Sebelum 1861, korsel digerakkan oleh tenaga binatang dan manusia. Revolusi Industri menginspirasi Thomas Bradshaw membuat korsel mekanik bertenaga uap.
Dari Eropa, korsel menyebar ke Amerika dan seluruh dunia. Seiring perkembangannya, wahana hiburan klasik ini pun menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai bentuk aktivitas massal seperti pasar rakyat, karnaval, festival, dan semacamnya. Lewat kegiatan Xpander Tons of Real Happiness, Mitsubishi menegaskan kehadiran korsel sebagai simbol sekaligus simpul kebahagiaan keluarga.
“Kami mendatangi Xpander ToRH di Summarecon Mall Serpong pada hari ulang tahun istriku. Anakku sangat girang menikmati berbagai wahana. Istriku tampak benar-benar bahagia ketika aku mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya di sana,” ujar Sigit, lalu ia tertawa.
Bukan Sekadar Janji
Xpander Tons of Real Happiness (ToRH) digelar di 9 kota besar di Indonesia sejak Juli 2018 hingga Januari 2019. Di setiap kota yang disambanginya—Bekasi, Semarang, Surabaya, Makassar, Medan, Pekanbaru, Palembang, Bandung, dan Tangerang—kegiatan tersebut kerap dibuka dengan aksi 1 unit Xpander menarik korsel seberat 2 ton lebih.
“Hal itu dimaksudkan untuk menunjukkan power Xpander di satu sisi dan kemampuannya menghadirkan kebahagiaan kepada pengguna di sisi lainnya,” kata Intan Vidiasari, Deputy Group Head Planning & Communication PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI).
Dikemas dalam format Family Park, wahana hiburan lain yang ada dalam rangkaian Xpander ToRH ialah Ferris Wheel, Swing Carousel, Mini Xpander Traffic Park, Balloon Pool, Balloon Castle, 360 Slow Motion Video, dsb. Selama kegiatan, penyelenggara juga memberikan layanan test drive, door prize, serta mengadakan berbagai perlombaan buat para pengunjung.
Bergiliran, para musisi dan selebritas seperti DJ Yasmin, penyanyi cilik Adyla Rafa Naura Ayu (Naura), The Sasonos Family, Diskopantera, Zara Leola, Mocca, dan Ernest Prakasa meramaikan acara. Selain mereka, ada pula influencer di dunia otomotif antara lain Diandra Gautama, Ridwan Hanif, Om Mobi, Fitra Eri, dan pembalap Rifat Sungkar—semuanya pengguna Xpander—yang membagikan wawasan pada sesi bincang-bincang otomotif.
Kepada Tirto, Om Mobi menyatakan bahwa Xpander memberinya kebahagiaan, terlepas dari ToRH. “Dari sisi harga dan fitur, Xpander adalah MPV terbaik di kelasnya. Mesin dan fitur bawaannya sangat memuaskan. Dalamannya juga lega dan nyaman, sehingga situasi di dalam mobil menyenangkan saat bepergian bersama keluarga.”
Ridwan Hanif menambahkan, berdasar pengalamannya memodifikasi Xpander, mobil peraih Best of The Best MPV di ajang Otomotif Awards 2018 tersebut mudah disesuaikan dengan selera. “Contohnya saat mau ganti velg. Kayaknya untuk mobil di kelasnya, cuma Xpander yang bisa pakai velg 18 tanpa harus menggunakan ban profil tipis namun masih nyaman dan tidak mentok saat belok atau menggilas polisi tidur.” Senada dengan Om Mobi, Ridwan Hanif juga sepakat bahwa dilihat dari desain, mesin, dan performa, fitur bawaan Xpander sudah lebih dari cukup. “Makanya yang aku adjust cuma look-nya,” tegasnya.
Digelar selama tiga hari berturut-turut di sembilan kota, Xpander ToRH berhasil menarik perhatian keluarga Indonesia. Tercatat lebih dari 100 ribu pengunjung ambil bagian, sekitar 5000 kali test drive dilakukan, dan hampir 1000 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) dikeluarkan.
Intan Vidiasari menyatakan, lepas dari catatan penjualan, kegiatan Xpander ToRH pada dasarnya dimaksudkan meningkatkan awareness dan familiarity MPV yang dilengkapi 10 fitur keamanan tersebut. Selain itu, katanya, jauh sebelum Xpander meledak di pasaran, MMKSI terlebih dulu melakukan riset selama bertahun-tahun untuk mengetahui MPV impian masyarakat Indonesia. “Hasilnya ya Xpander. Inilah produk Mitsubishi yang didesain khusus demi dan sesuai keinginan keluarga-keluarga Indonesia,” ujarnya menegaskan.
Dalam pantauan Tirto, ratusan pengunjung Xpander ToRH di Summarecon Mall Serpong antusias dan gembira. Kala berfoto dan menikmati berbagai wahana, misalnya, senyum lepas kerap menghiasi paras mereka. Hal demikian juga dirasakan Fitra Eri. Menurutnya, acara ini mampu membuat seluruh anggota keluarga bahagia dan punya kesempatan mendapat ilmu dan bertemu idola. ”Mitsubishi membuktikan bahwa mereka tak sekadar memperkenalkan produk baru, tetapi juga berbagi kebahagiaan dan pengetahuan,” ujarnya.
Mendengar komentar demikian, Xpander ToRH seolah membuktikan bahwa, sebagaimana disampaikan penulis Irlandia Bernard Shaw, “Keluarga bahagia adalah sepetak surga yang disegerakan Tuhan di Bumi.”
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis