tirto.id - Ada yang bilang Toyota Avanza sangat sulit dikejar ketika berada di jalan tol. Padahal, tak ada yang terlampau istimewa dari performa low MPV yang mengusung pilihan mesin 1.300 cc dan 1.500 cc ini. Lantas apa yang membuatnya terkesan superior?
Guyonan itu ternyata muncul saking banyaknya unit Avanza yang beredar di jalan. Jika salah satunya telah disalip, masih ada Avanza lain di depan. Begitu seterusnya. Akan sia-sia jika Anda berusaha menyalip lagi Avanza berikutnya. Produk Toyota ini memang terlihat dominan di jalan.
Hadir sejak tahun 2003, bisa dibilang Toyota Avanza adalah pionirnya segmen low MPV di Indonesia. Selama bertahun-tahun kembaran Daihatsu Xenia ini dikabarkan telah laku terjual hingga jutaan unit.
Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM), Yoshihiro Nakata, mengatakan bila Avanza menjawab kebutuhan pasar di segmen low MPV, sehingga tak heran produknya dapat mengungguli perolehan dari para pesaingnya.
“[Selama] 15 tahun kehadiran Toyota Avanza di Indonesia, kami sudah menjual 1,7 juta unit,” ujarnya seperti yang dilaporkan Tirto.
Ia mengatakan perkembangan penjualan Avanza terbilang pesat. Penjualan Avanza di tahun 2004 baru mencapai 45.000 unit, namun meningkat ke angka lebih dari 100.000 unit pada 2009.
“Pada tahun 2013, penjualan Avanza mencapai rekor hingga 200 ribu unit per tahun. “Tahun itu memang rekor baru buat kami. Padahal, awalnya [andalan] penjualan kami lebih ke Innova,” lanjut Nakata.
Toyota Avanza bisa dibilang bermain di segmen paling "gemuk" di Indonesia. Pada awal 2019 ini saja segmen low MPV telah diisi oleh banyak pemain dari berbagai merek. Mulai dari Suzuki Ertiga, Honda Mobilio, Wuling Confero, Mitsubishi Xpander, dan yang terbaru Nissan Livina.
Kini setelah mendapat penyegaran dan perubahan minor di awal tahun, bagaimana penjualannya pada kuartal pertama 2019? Apakah Avanza bisa bertahan dari gempuran Mitsubishi Xpander, yang begitu menjanjikan setelah meluncur pada Agustus 2017.
Nyatanya selama empat bulan pertama 2019, Avanza diklaim masih mampu meraih market share sebanyak 33 persen, tertinggi di antara kontestan low MPV Tanah Air. Padahal, menurut Vice President Director PT TAM, Henry Tanoto, dirinya sudah memperkirakan pasar otomotif bakal stagnan awal tahun ini.
Salah satu faktornya adalah agenda politik nasional yang digelar lima tahun sekali, pemilihan umum. Henry memprediksi, pasar baru akan mengamati perkembangan situasi politik dan akan bergerak setelah agenda pemilu berakhir.
“Pasar hingga April saat ini masih penuh dengan tantangan, meski demikian kepercayaan konsumen terhadap produk Toyota menjadi modal besar pencapaian penjualan awal tahun ini,” katanya dalam konferensi pers yang digelar Toyota pada awal Mei.
Mengutip dari data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Toyota Avanza mencatatkan angka penjualan sebesar 28.910 unit pada periode Januari sampai April 2019—meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya (28.330 unit).
Di saat yang sama, penantang serius Mitsubishi Xpander malah menerima hasil berkebalikan. Selama kuartal pertama tahun 2019, distribusi dari pabrik ke dealer hanya mencatatkan penjualan 22.927 unit, atau turun dari 29.069 unit pada periode Januari hingga April 2018.
Padahal, sejak meluncur pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017, Xpander sebetulnya mendapat sambutan yang luar biasa dari konsumen di segmen Low MPV.
Melihat data wholesales Gaikindo, sepanjang 2018 Xpander berhasil terjual 75.075 unit atau berselisih 7.000-an unit saja dari pemuncak segmen low MPV yang ditempati Avanza dengan angka 82.167 unit.
Angka ini cukup baik bagi Xpander, sebab baru pertama kalinya ia mulai dijual setahun penuh pada 2018. Sementara rival sekelas lainnya seperti Ertiga, Xenia, atau Mobilio berada jauh di kisaran 30 ribuan unit ke bawah.
Bahkan 18 bulan semenjak meluncur, Xpander diklaim laris terjual hingga ratusan ribu unit. “Capaian penjualan itu menjadikan Mitsubishi Xpander sebagai model kendaraan yang mencapai penjualan tercepat ke 100 ribu unit untuk small MPV,” ungkap Naoya Nakamura, President Director PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Tiga Sales Indonesia, seperti yang dilaporkan Tirto.
Pasar Avanza Meningkat Jelang Lebaran
Tak hanya moncer di segmen kendaraan mobil baru, tren penjualan Avanza di pasar mobil bekas juga tergolong apik. Bisa dibilang, konsumen seperti tak terpengaruh dengan kehadiran banyak model di segmen low MPV.
Terlebih pada masa-masa menjelang Hari Raya Lebaran seperti sekarang, Avanza disebut jadi model yang paling banyak dicari menurut Ivo Wassenaar, head of automotive situs jual beli daring OLX Indonesia.
“Data kami menyebutkan bahwa mobil bekas yang paling banyak dicari jelang mudik Lebaran tahun ini adalah Toyota Avanza dan mayoritas pencarinya berasal dari Bandung, Surabaya, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Bekasi,” ucapnya dalam pernyataan resmi (29/5).
Rouli Sijabat, public relations manager PT TAM, mengatakan tren meningkatnya penjualan MPV mulai terasa sejak ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2019.
“Ini juga sinyal momentum yang mau kami jaga, di IIMS yang jadi andalan masih MPV. Avanza jadi nomor satu, berikutnya Innova, Calya, dan Fortuner. Ini membuktikan sejumlah mobil yang mau dibutuhkan untuk Lebaran. Karena kalau dilihat kan pelaksanaan IIMS dekat dengan Lebaran,” katanya di acara media gathering (9/5).
Kapan Avanza Benar-benar Berubah?
Awal tahun 2019 ini, Toyota menyegarkan tampilan mobil yang kini hadir dengan nama New Toyota Avanza. Jika diperhatikan ubahan baru pada Avanza malah membuatnya mirip dengan beberapa MPV Toyota yang sudah hadir.
Toyota memang mengklaim ubahan tampilan pada Avanza baru mengikuti ciri khas pada MPV tipe Vellfire ataupun Voxy, dengan model lampu depan LED yang terpisah dan bertumpuk. Bukan hanya dari segi desain, fitur-fitur New Toyota Avanza juga mengalami peningkatan.
Misalnya head unit layar sentuh yang sudah dapat tersambung dengan koneksi bluetooth dan USB, khususnya pada tipe 1.5 G. Kemudian terdapat juga pengaturan AC digital, yang membuatnya lebih modern ketimbang kenop AC model putar pada Avanza lawas.
Tak ketinggalan, terdapat pula power outlet 12V pada bangku baris tengah dan belakang, khusus buat penumpang belakang yang ingin mengisi baterai smartphone. Belum lagi fitur start-stop engine button yang meningkatkan keamanan bagi pengguna.
Untuk diketahui, selama 15 tahun hadir di Indonesia, Avanza hanya mengalami ubahan pada tampilannya saja. Mulai dari sekadar penambahan kosmetik, hingga tambahan pada fitur-fitur yang semakin canggih.
Meski begitu, dari sektor platform, mesin, transmisi, belum ada penggantian. Singkatnya sejak pertama meluncur, Avanza dinilai belum melakukan perubahan menyeluruh.
Bicara soal siklus hidup, Avanza generasi pertama mulai diperkenalkan pada 2003 dan bertahan hingga 2011. Artinya generasi awal Avanza dipasarkan di Indonesia selama delapan tahun sebelum digantikan generasi kedua. Sedangkan generasi kedua mulai dijual dari 2011 hingga kini (2019), yang membuatnya telah genap berusia delapan tahun.
Anton Jimmi Suwandi, marketing director PT TAM, dalam peluncuran New Toyota Avanza Januari lalu, pernah berujar bahwa ada banyak pihak yang berspekulasi soal siklus Avanza. Namun, menurutnya spekulasi tersebut belum tentu bisa menjadi patokan untuk melakukan penggantian model.
“Hampir setiap tahun kami melakukan penyegaran model, termasuk Avanza, sebagai salah bentuk apresiasi bagi konsumen. Tapi untuk melakukan ubahan ada banyak pertimbangannya,” ungkap Anton.
Spekulasi pun bermunculan, ubahan yang dilakukan Avanza disebut hanya untuk melawan Xpander yang cukup baik diterima konsumen sejak tahun lalu. Dengan sedikit saja perubahan, Avanza tetap diterima oleh konsumen loyalnya.
Bersamaan dengan itu, selagi tim riset meracik Avanza yang benar-benar baru, Toyota bakal mengeluarkan model facelift dari Avanza.
Apakah Toyota Avanza model baru akan keluar tahun depan? Kita lihat saja nanti.
Editor: Windu Jusuf