Menuju konten utama

Kronologi Peristiwa Reformasi 1998 hingga Lengsernya Soeharto

Kronologi peristiwa Reformasi hingga lengsernya Soeharto terjadi sepanjang Mei 1998, berikut penjelasannya.

Kronologi Peristiwa Reformasi 1998 hingga Lengsernya Soeharto
Pengunjung mengamati foto dalam pameran 'Refleksi Gerakan Mahasiswa-Reformasi 1998' di Galeri Cipta II, Jakarta, Senin (8/5). ANTARA FOTO/Reno Esnir

tirto.id - Kronologi peristiwa Reformasi hingga lengsernya Soeharto terjadi pada Mei 1998. Puncak perjuangan reformasi terjadi pada 10 Mei hingga 21 Mei 1998.

Beberapa hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa pemerintahan Orde Baru adalah adanya ketidakadilan di bidang politik, ekonomi, dan hukum.

Orde baru yang berkuasa selama lebih kurang 32 tahun menorehkan deretan catatan kelam tentang ketidakadilan dan ketidakonsistenan dalam mewujudkan negara yang adil dan demokratis.

Momentum reformasi terwujud dengan berbagai akumulasi pemantik yang menjadi mendorong, salah satu di antaranya adalah terjadi krisis moneter pada tahun 1997.

Pada awalnya, gerakan masa reformis terjadi di kampus-kampus dengan mahasiswa sebagai motor penggeraknya. Selanjutnya, karena didorong oleh kondisi dan keinginan untuk menciptakan Indonesia yang adil dan makmur, masyarakat Indonesia dari semua kalangan bergabung dalam demonstrasi.

Gerakan yang pada mulanya adalah demonstrasi mahasiswa berubah menjadi gerakan rakyat. Puncaknya pada Mei 1998 masyarakat Indonesia melakukan gerakan demonstrasi untuk menuntut reformasi total.

Reformasi adalah peristiwa sejarah penting di Indonesia. Dikutip dari laman Pemerintah Kota Samarinda reformasi membawa sejumlah perubahan dalam demokrasi di Indonesia.

Ini termasuk berkembangnya kehidupan politik Indonesia yang lebih terbuka, dinamis, dan demokratis. Hal ini tentu meningkatkan minat dan pertisipasi masyarakat dalam pengelolaan negara.

Kronologi Peristiwa Reformasi 1998

Dirangkum dari buku Sejarah untuk Kelas XII SMA dan MA Program IPS oleh Rini Mardikaningsih dan R. Sumaryanto, berikut ini adalah kronologi peristiwa puncak refromasi 1998 pada 10 Mei hingga 21 Mei 1998 saat Presiden Soeharto memutuskan untuk mundur dari jabatannya:

10 Mei 1998

Kemarahan rakyat tersulut karena ketidakpuasan hasil Pemilu, lalu pada 10 Mei 1998 terjadi pembentukan Kabinet Pembangunan VIII. Susunan kabinet tersebut dinilai masyarakat masih sangat lekat dengan ciri korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

11 Mei 1998

Amien Rais mengumumkan Majelis Kepemimpinan Rakyat. Majelis itu terdiri dari 30 hingga 40 tokoh masyarakat dari berbagai elemen, bakal terbentuk pada akhir Mei 1998 guna menuntut reformasi. Ia juga menyerukan kepada ABRI untuk tidak melakukan cara-cara kekerasan terhadap para mahasiswa yang berunjuk rasa.

12 Mei 1998

Terjadi bentrok antara aparat dan mahasiswa dalam unjuk rasa di Universitas Trisakti, mengakibatkan empat mahasiswa meninggal dunia karena tertembak oleh aparat keamanan.

Empat orang mahasiswa tersebut adalah Elang Mulya Lesmana, Hafidhin Royan, Heri Hartanto, dan Hendriawan Shie.

13 – 14 Mei 1998

Tragedi Trisakti membuat masyarakat marah, terjadi kerusuhan massa besar-besaran di Jakarta dan sekitarnya. Kerusuhan ini mengakibatkan kegiatan perekonomian masyarakat lumpuh.

Dalam kerusuhan terjadi juga penjarahan ratusan toko dan pusat perbelanjaan. Ribuan orang menjadi korban meninggal akibat kebakaran tersebut.

Pada saat kerusuhan terjadi, Presiden Soeharto tidak di tanah air karena tengah menghadiri KTT G-15 di Kairo, Mesir.

15 Mei 1998

Presiden Soeharto tiba kembali di Jakarta dari kunjungannya ke Mesir. Suasana tegang menyelubungi Jakarta dan sekitarnya. ABRI menyiagakan pasukan tempur lengkap di penjuru Kota Jakarta.

16 Mei 1998

Presiden Soeharto menerima kedatangan Ketua DPR/MPR RI Harmoko yag menyampaikan aspirasi masyarakat, meminta Soeharto mundur dari jabatannya sebagai Presiden RI.

17 Mei 1998

Demonstrasi besar-besaran terjadi di gedung DPR/MPR RI untuk meminta Presiden Soeharto mundur.

18 Mei 1998

Pimpinan DPR/MPR RI mengeluarkan pernyataan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri. Namun imbauan tersebut tidak digubris, pimpinan ABRI menilai bahwa permintaan tersebut adalah pendapat pribadi.

Situasi ini mengundang banyak mahasiswa berdatangan ke gedung DPR/MPR RI untuk berdialog dengan wakil rakyat.

19 Mei 1998

Puluhan ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berhasil menduduki gedung DPR/MPR RI. Pada hari yang sama, sejumlah tokoh ulama besar, budayawan, dan cendikiawan bertemu Presiden Soeharto di Istana Negara.

Pertemuan tersebut membahas tentang reformasi dan kemungkinan mundurnya Presiden Soeharto.

20 Mei 1998

Presiden Soeharto, berencana membentuk Komite Reformasi untuk mengompromikan tuntutan para demonstran. Namun, komite tersebut tidak pernah terbentuk karena anggotanya yang mayoritas para menteri Kabinet Pembangunan VII tidak bersedia dipilih.

21 Mei 1998

Melihat kondisinya yang tidak memperoleh dukungan untuk melanjutkan pemerintahan. Akhirnya, Presiden Soeharto menyampaikan pidato pengunduran diri di Istana Negara pada Pukul 09.00 WIB.

Kemudian, berdasarkan Pasal 8 UUD 19945 Presiden Soeharto menunjuk Wakil Presiden B.J Habibie sebagai pejabat Presiden.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Yonada Nancy