Menuju konten utama

Kronologi Kasus Cacar Monyet Pertama di RI, Apa Gejala & Cara Cegah

Kronologi kasus pertama cacar monyet di Indonesia dan hal-hal yang perlu diketahui.

Kronologi Kasus Cacar Monyet Pertama di RI, Apa Gejala & Cara Cegah
Ilustrasi Monkeypox. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) pada Sabtu, (20/8/2022) melaporkan kasus pertama terkonfirmasi cacar monyet atau Monkeypox (clades) pertama di Indonesia.

Juru Bicara atau Jubir Kemenkes Mohammad Syahril mengungkapkan, pasien pertama tersebut adalah seorang laki-laki berusia 27 tahun dari DKI Jakarta, yang baru saja melakukan perjalanan dari luar negeri.

Syahril dalam konferensi pers secara virtual pada Sabtu (20/8/2022) menyatakan, pasien tersebut baru datang dari salah satu negara dari 89 negara yang sudah terkonfirmasi adanya penularan cacar monyet oleh World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia.

Namun, Syahril enggan menyebutkan asal negara yang baru saja dikunjungi oleh pasien cacar monyet tersebut.

“Pasien ini sehabis melakukan bepergian dari salah satu 89 negara yang sudah punya banyak penularan monkeypox. Namun kami tidak bisa menyebut negara tersebut,” terang dia.

Dengan ditemukannya kasus pertama cacar monyet, masyarakat diimbau untuk tetap waspada, dan pemerintah kini juga tengah menyiapkan upaya antisipasi dan respons terhadap temuan kasus tersebut.

Kronologi Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia

Berikut ini adalah kronologi terkonfirmasinya kasus pertama cacar monyet atau Monkeypox di Indonesia, dilansir dari Antara.

22 Juli-8 Agustus 2022: Pasien bepergian ke luar negeri antara 22 Juli hingga tiba kembali di Jakarta

11 Agustus 2022: Pasien mulai mengalami gejala awal

14 Agustus 2022: Pasien mengalami demam dan pembersaran limfa, namun kondisinya masih baik. Selanjutnya, muncul ruam pada muka, telapak tangan, kaki, dan alar genitalia

19 Agustus 2022: Hasil tes PCR memberikan konfirmasi positif.

Hal-Hal yang Perlu Diketahui Tentang Cacar Monyet atau Monkeypox

Apa Itu Cacar Monyet?

Melansir CDC, Cacar Monyet atau Monkeypox adalah penyakit langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox.

Virus cacar monyet adalah bagian dari keluarga virus yang sama dengan virus variola, virus yang menyebabkan cacar.

Gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar, tetapi lebih ringan, dan cacar monyet jarang berakibat fatal.

Cacar monyet ditemukan pada tahun 1958 ketika dua wabah penyakit seperti cacar terjadi di koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian.

Meskipun dinamai "cacar monyet", sumber penyakit ini tetap tidak diketahui. Namun, hewan pengerat Afrika dan primata non-manusia (seperti monyet) mungkin menyimpan virus dan menginfeksi manusia.

Kasus cacar monyet pertama pada manusia tercatat pada tahun 1970. Sebelum wabah tahun 2022, cacar monyet telah dilaporkan pada orang-orang di beberapa negara Afrika tengah dan barat.

Sebelumnya, hampir semua kasus cacar monyet pada orang di luar Afrika terkait dengan perjalanan internasional ke negara-negara di mana penyakit itu biasa terjadi atau melalui hewan impor. Kasus-kasus ini terjadi di beberapa benua.

Cara Penularan Cacar Monyet

Virus cacar monyet merupakan orthopoxvirus yang juga bisa menyebabkan penyakit dengan gejala mirip tetapi tak terlalu parah, termasuk cacar.

Sampai sekarang, mengutip penjelasan WHO, telah ditemukan 2 varian virus monkeypox, yakni clade Afrika Barat dan clade Congo Basin. Untuk yang terakhir, disebut juga sebagai clade Afrika Tengah.

Monkeypox merupakan penyakit zoonosis. Artinya, ia penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Kasus penularan cacar monyet sebelumnya kerap ditemukan di dekat hutan hujan tropis, habitat beberapa jenis hewan pembawa virus ini.

Bukti infeksi virus monkeypox telah ditemukan pada beberapa jenis hewan, seperti tupai, dormice, tikus Gambia, berbagai spesies monyet, dan lain sebagainya. Adapun riset soal penularan melalui manusia ke manusia masih terbatas.

Sejumlah spesies hewan sudah terbukti rentan terinfeksi virus cacar monyet. Namun, masih ada ketidakpastian tentang sejarah alami virus ini. Hingga kini belum diketahui reservoir spesifiknya. Walaupun memiliki nama cacar monyet, reservoir utama virus ini bukan monyet.

Litbang Kemenkes RI melalui laman resminya menjelaskan virus cacar monyet dapat menular saat seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus monkeypox. Virus cacar monyet pun bisa melewati plasenta ibu hamil ke janin.

Virus cacar monyet dapat menular dari hewan ke manusia lewat gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi. Virus ini juga bisa menyebar melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, lesi kulit, dan luka dari hewan atau orang yang terinfeksi.

Penularan cacar monyet pun bisa terjadi melalui droplet pernapasan saat kontak dengan penderita secara berkepanjangan. Kontak langsung dengan bahan yang telah terkontaminasi cairan atau luka tubuh penderita cacar monyet bisa pula memicu penularan penyakit ini.

Gejala Cacar Monyet

Masa inkubasi cacar monyet (jeda antara infeksi dengan kemunculan gejala monkeypox) sekitar 6-13 hari, tetapi dapat pula 5-21 hari.

Gejala penyakit ini biasanya berlangsung selama 2-4 minggu. Setelah itu, cacar monyet bisa sembuh sendiri jika penderita berhasil melewati masa kemunculan gejala penyakit.

Gejala cacar monyet di manusia mirip dengan gejala cacar air. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan.

Mengutip penjelasan Litbang Kemkes RI, perbedaan gejala cacar air dan cacar monyet yang utama terlihat pada dampaknya pada kelenjar getah bening. Cacar monyet menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati), sedangkan cacar air tidak.

Berikut sejumlah gejala cacar monyet pada manusia:

- Sakit kepala

- Demam akut (lebih dari 38,5 derajat celcius)

- Pembesaran kelenjar getah bening (Limfadenopati)

- Nyeri otot/Myalgia

- Sakit punggung

- Asthenia (kelemahan tubuh)

- Lesi cacar (benjolan berisi air atau nanah di seluruh tubuh)

- Dalam 1 sampai 3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam, sering dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Cara Mencegah Penyakit Cacar Monyet

Pakar kesehatan di University of California, Irvine, Andrew Noymer, PhD menyarankan orang-orang melakukan tindakan pencegahan seperti COVID-19 termasuk rajin mencuci tangan, demi terhindar terkena cacar monyet.

Menurut dia, seperti dikutip dari Health, mendisinfeksi benda-benda yang disentuh seperti meja dan membersihkan toilet juga sebaiknya dilakukan orang-orang.

Kasus belum lama ini menunjukkan lesi bisa muncul di sekitar daerah dubur dan genital, jadi kamar kecil mungkin memerlukan sanitasi ekstra.

Penggunaan masker termasuk prosedur operasi standar bagi para profesional medis, tetapi mungkin tidak diperlukan di lingkungan komunitas.

Namun, bagi mereka yang hidup dengan pasien cacar monyet saran itu berubah. Paparan kontak dekat yang berkepanjangan meningkatkan kemungkinan penularan pernapasan, orang-orang harus menggunakan masker yakni N95 atau masker bedah serta membatasi kontak kulit-ke-kulit dengan orang yang terinfeksi.

Cacar monyet menyebar dengan beberapa cara berbeda, tetapi paling mudah ditularkan melalui kontak kulit ke kulit.

Menurut CDC, cacar monyet juga dapat menyebar melalui benda-benda yang terkena lesi atau cairan tubuh pasien seperti pakaian dan seprai. Wanita hamil juga dapat menularkan virus ke janinnya melalui plasenta.

Web MD menulis beberapa cara untuk mencegah penularan virus cacar monyet, berikut di antaranya:

1. Jauhi hewan yang mungkin memiliki virus, terutama hewan mati di daerah di mana cacar monyet sering terjadi.

2. Jauhi tempat tidur dan benda lain yang pernah menyentuh hewan yang sakit.

3. Pisahkan orang atau hewan yang terinfeksi dari orang lain yang berisiko terinfeksi.

4. Jika Anda harus dekat dengan hewan atau orang yang terinfeksi virus, sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air.

5. Gunakan alat pelindung seperti masker, kacamata pengaman atau kacamata, dan sarung tangan jika Anda tidak dapat menghindari kontak.

Baca juga artikel terkait CACAR MONYET atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yantina Debora