tirto.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa semua negara termasuk Indonesia harus siap menghadapi cacar monyet (clade) yang sudah dinyatakan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD).
"Dan semua perlu melakukan upaya kesehatan masyarakat untuk menghentikan penularan cacar monyet di negaranya, apalagi kalau sudah ada kasus seperti di negara kita ini," sambung Direktur Pasca Sarjana Universitas Yayasan Rumah Sakit Islam Indonesia (YARSI) Prof Tjandra Yoga Aditama lewat keterangan tertulis, Senin (22/8/2022).
Menurut Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu, ada 6 upaya kesehatan yang harus dilakukan oleh Indonesia. Pertama, diperlukan peningkatan surveilans penyakit.
Kedua, lanjut dia, penelusuran kasus yang ketat. Ketiga, diperlukan komunikasi risiko yang baik. Keempat, keterlibatan aktif masyarakat.
Kelima, lebih lanjut dia, perlu ada upaya penurunan risiko (risk reduction measures). Dan keenam adalah vaksinasi.
"Kita tentu berharap agar di negara kita setidaknya keenam upaya kesehatan ini dapat dilakukan dengan maksimal," kata Mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Penyakit.
Kemudian dia menuturkan, ketersediaan vaksin cacar monyet di dunia saat ini masih terbatas. WHO bahkan menegaskan bahwa mereka khawatir terdapat ketimpangan pemerataan vaksin yang pernah terjadi untuk COVID-19, akan terjadi lagi pada pengendalian cacar monyet ini.
"Karena itu baik kalau kita di Indonesia segera mengadakan vaksin di lapangan untuk yang membutuhkan," harap Tjandra.
Mantan Kepala Balitbangkes Kemenkes itu juga menegaskan bahwa siapapun dapat terkena cacar monyet, apapun latar belakangnya. Sementara itu, sesuai data resmi WHO hingga Rabu (17/8/2022), sudah ada lebih dari 35.000 kasus cacar monyet dari 92 negara di dunia dan 12 kematian akibat penyakit tersebut.
"Angka kasus cacar monyet di dunia terus naik dengan peningkatan 20 persen seminggu. Tentu kita perlu amati bagaimana perkembangan kasus di negara kita sesudah adanya laporan kasus pertama," ujar Tjandra.
Dia juga menerangkan bahwa WHO telah memberi penamaan baru untuk clade atau galur atau jenis cacar monyet. Di mana dahulu dikenal sebagai clade Congo Basin atau Afrika Tengah, kini disebut sebagai clade I dan clade atau galur Afrika Barat disebut clade II.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Maya Saputri