tirto.id - Korban tewas aksi 22 Mei, Farhan Syafero (30), disinyalir akan mengamankan rumah Rizieq Shihab bukan ke Bawaslu.
"Jadi tujuan kami untuk mengamankan rumah Habib Rizieq. Bukan ke Bawaslu. Bukan soal pemilu. Ini murni keinginan kita untuk menjaga kediaman habib," jelas M Syarif Al Idrus, rekan Farhan kepada media, Rabu siang di rumah duka.
Sejak Selasa malam (21/5/2019), Farhan Syafero sudah berada di rumah kontrakan M Syarif Al Idrus di Bekasi Timur, Jawa Barat.
Syarif merupakan simpatisan FPI Bekasi yang baru dikenal Farhan beberapa bulan lalu. Mereka bertemu saat keduanya bersama-sama menghadiri sidang perdana Bahar Smith di Bandung pada Februari 2019.
"Saya tanya dia pulang ke mana. Kalau ke Bekasi ya udah bareng kite aja naik mobil," kenang Syarif.
Pada Selasa (21/5/2019) malam, rombongan FPI Bekasi Timur memang berniat bergerak ke Jakarta. Jumlahnya sekitar 20 orang yang terdiri dari simpatisan FPI dan warga biasa.
Farhan menginap di kediaman Syarif agar memudahkan mobilisasi. Sekitar pukul 23.00 WIB rombongan mulai bergerak ke Markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat.
Sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, terjadi gesekan di kawasan tersebut. Menurut Syarif, aparat terus merangsek maju dan masuk ke wilayah markas FPI.
"Suara tembakan udah enggak kehitung lagi saya dengar. Kami temukan banyak barang bukti kok. Ada sekitar 15 selongsong peluru tajam," kata Syarif memberi kesaksian.
Pada saat terjadi kericuhan, ia dan Farhan terpisah. Di situlah, terakhir kalinya Syarif melihat Farhan.
Sekitar pukul 05.00 WIB, begitu tensi kericuhan menurun, Syarif menghubungi rekannya. Namun, yang mengangkat panggilannya justru pihak keamanan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
"Dia enggak bilang Farhan ketembak. Cuma bilang Farhan jadi korban," imbuhnya.
Ia baru tahu Farhan mendapat luka tembak saat tiba di RSCM.
Kondisi terkini, korban meninggal dunia akibat aksi 22 Mei ini tercatat 6 orang dan korban luka 120 orang yang berada di RS Tarakan dan 46 orang yang dirawat di RS Budi Kemuliaan, menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Penulis: Restu Diantina Putri
Editor: Maya Saputri