tirto.id - Kompolnas mengungkap tiga lokasi penting yang bisa dijadikan petunjuk dalam proses pengungkapan kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan. Ketiga titik itu dipetakan Kompolnas usai ke lokasi Arya ditemukan tewas di indekos, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
"Ada tiga spot atau tiga tempat yang penting. Satu adalah kos-kosan, bagaimana tanggal 7 sampai 8, almarhum ini mulai beraktivitas sampai kemudian almarhum ditemukan meninggal. Itu spot pertama, itu detail banget, dijelaskan jam per jam, detik per detik itu ada rekam jejaknya," kata Komisioner Kompolnas, Choirul Anam, dalam pernyataan resminya, Kamis (24/7/2025).
Anam menerangkan spot penting lainnya, yakni salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Di pusat perbelanjaan itu, Arya Daru Pangayunan beraktivitas sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia di indekosnya.
"Yang rekam jejak digitalnya (di pusat perbelanjaan) juga ada, yang dengan siapa saja juga ada," ucap Anam.
Spot ketiga, kata Anam, tempat bekerja Arya Daru Pangayunan. Disebutkan Anam, di lokasi tersebut tim penyidik sudah mengantongi rekam jejak digitalnya dan dipastikan sudah cukup rapih ditelusuri.
Lebih lanjut, Anam menjelaskan dalam tiga spot tersebut dapat menjadi satu benang merah, mulai dari rekam jejak digital, aktivitas, dan barang apa saja yang berkaitan dengan Arya Daru Pangayunan. Anam mengibaratakannya layaknya kepingan puzzel dari aktivitas tanggal 7 dan 8 yang kemudian menjadi satu kesimpulan.
"Nah, dari tiga spot yang penting ini, khususnya di tanggal 7 dan 8, itu mencerminkan bagaimana kejadian di kos-kosan itu apa, rangkaian peristiwanya sampai di kos-kosan tergambar sangat rapi, dan bukti jejak digitalnya, bukti kesaksiannya ada," ungkap Anam.
Menurut Anam, tim penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya hanya tinggal menunggu hasil autopsi untuk kemudian menemukan kesimpulan penyebab kematian Arya Daru Pangayunan. Dia pun memandang bahwa tim penyidik Polda Metro Jaya sudah sangat profesional dan cermat dalam mengungkap kasus ini.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
Masuk tirto.id


































