Menuju konten utama
Periksa Data

Kompetisi Tiga Nama di Bursa Capres

Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan mendominasi peringkat teratas dengan elektabilitas tertinggi.

Kompetisi Tiga Nama di Bursa Capres
Header Periksa Data Survei Capres 2024 Terbaru: Siapa Yang Paling Unggul. tirto.id/Fuad

tirto.id - Pemilihan umum (Pemilu) dijadwalkan bakal digelar serentak pada 14 Februari 2024 mendatang. Sejumlah lembaga pun kian gencar merilis hasil survei, khususnya tentang calon presiden (capres) yang dijagokan oleh masyarakat.

Untuk mengetahui sosok bakal capres terkini di mata publik, Tim Riset Tirto mengupas hasil survei dari delapan lembaga yang merilis laporannya dalam tiga bulan terakhir.

Secara umum, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menduduki peringkat teratas daftar capres dengan elektabilitas tertinggi dari berbagai survei yang dilakukan sejak November 2022 hingga bulan Februari tahun ini.

Survei Poltracking Indonesia pada 21—27 November 2022 yang melibatkan 1.220 responden mengungkap bahwa belum ada perubahan komposisi tiga besar capres terkuat dalam simulasi 20 nama capres.

Ganjar memimpin angka elektabilitas 28,3 persen, disusul Anies dan Prabowo masing-masing sebesar 24,9 persen dan 23,1 persen. Poltracking memandang, elektabilitas ketiganya sangat kompetitif.

Responden yang puas terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin (73,2 persen dari total responden), mayoritas memberikan pilihannya pada Ganjar (38,7 persen). Sementara itu, yang tidak puas terhadap kinerja pemerintah cenderung memberikan pilihannya pada Anies (42,4 persen).

Dari sisi partai politik (parpol), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memperoleh elektabilitas tertinggi (23,2 persen). Adapun responden yang memilih PDIP, mayoritas solid memberikan suaranya kepada Ganjar.

Bicara soal Ganjar, orang nomor satu di kursi kepemimpinan di Provinsi Jawa Tengah itu sempat diberi sanksi teguran lisan oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) PDIP karena Ganjar sempat memberikan pernyataan terbuka mengenai kesiapannya menjadi capres.

Hal itu dinilai melanggar keputusan kongres, yakni penetapan capres (beserta calon wakil presiden) ditentukan Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum. Partai yang identik dengan logo banteng moncong putih itu pun belum mengusung nama capres hingga saat ini.

Lebih lanjut, unggulnya Ganjar juga tercermin dari survei Litbang Kompas yang berlangsung pada 25 Januari-4 Februari 2023. Angka elektabilitas Ganjar mencapai 25,3 persen, meningkat 2,1 persen dari survei di bulan Oktober 2022.

Prabowo dan Anies berada pada urutan ke-2 dan ke-3 dengan raihan masing-masing sebesar 18,1 persen dan 13,1 persen.

Litbang Kompas menyoroti, potensi keterpilihan tiap calon berada di kisaran yang cukup rendah, yakni di bawah 30 persen. Kenaikan dan penurunan potensi keterpilihan setiap kandidat pun masih dalam rentang yang tidak signifikan.

"Meskipun kenaikan elektabilitas Ganjar selama satu tahun tidak terlalu signifikan, tren yang kontinu menanjak tidak dialami oleh Prabowo dan Anies, dua pesaing terdekat Ganjar," tulis Litbang Kompas.

Survei yang melibatkan 1.202 responden itu mengungkap, elektabilitas Ganjar dipengaruhi oleh meningkatnya suara yang diberikan oleh berbagai kelompok masyarakat, mencakup generasi X (usia 4-55 tahun), pemilih yang berpendidikan dasar, kelas sosial menengah bawah, dan kalangan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Elektabilitas Prabowo dipicu solidnya suara pemilih Partai Gerindra. Sebanyak 54,3 persen pendukung Gerindra kembali memilih Prabowo sebagai capres.

Anies menjadi satu-satunya capres dalam posisi tiga besar yang mengalami tren penurunan elektabilitas.

Dinamika dan Imbasnya ke Pergeseran Suara

Laporan Litbang Kompas menyebut, kondisi itu disebabkan adanya perubahan dinamika soliditas basis massa partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, koalisi yang terbentuk melalui kesepakatan tiga partai politik, yaitu Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat dalam menghadapi Pemilu Presiden 2024.

Dalam survei ini, sebagian suara pemilih Partai Demokrat dan pemilih PKS (yang sebelumnya menjagokan Anies) kini bergeser ke Ridwan Kamil dan Prabowo.

"Sikap Demokrat dan PKS yang melunak dalam negosiasi, cenderung menyerahkan sepenuhnya soal siapa pendamping Anies kepada Anies, sangat mungkin mengecewakan simpatisan kedua partai itu," urai Litbang Kompas.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkap, preferensi publik terhadap Ganjar Pranowo sebagai capres masih lebih unggul ketimbang para pesaingnya.

Survei pada 7-11 Januari 2023 yang melibatkan 1.221 responden ini mengungkap, elektabilitas Ganjar berbanding lurus dengan kepuasan publik atas kinerja Presiden Jokowi. Responden menilai kinerja tersebut dinilai meningkat sekitar 3 persen tiap bulan sejak September 2022.

"Jika kredibilitas terhadap Presiden Joko Widodo tetap terjaga, maka ke depan dukungan terhadap PDIP dan sekaligus Ganjar Pranowo juga kemungkinan besar akan semakin kuat," tulis LSI dalam kesimpulannya.

Nama Ganjar pun unggul dalam survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia. Gubernur Jawa Tengah tersebut menempati urutan pertama dalam simulasi tiga nama capres. Elektabilitas Ganjar berada di angka 35,8 persen. Posisi selanjutnya diisi oleh Anies (28,3 persen) dan Prabowo (26,3 persen).

Sementara itu, survei Media Survei Nasional (Median) yang dilakukan pada 22-26 Februari mencatat, Prabowo meraih elektabilitas capres tertinggi (20,05 persen). Angka itu unggul tipis dari Ganjar dan Anies, yang masing-masing hanya mendapat 18,9 persen dan 17,9 persen.

Surutnya Elektabilitas Prabowo

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkap, Prabowo masih menjadi calon terpopuler. Namun, dalam setahun terakhir, elektabilitas Prabowo justru mengalami tren penurunan.

Temuan SMRC pada Mei 2021 sampai Desember 2022 memperlihatkan, elektabilitas Prabowo cenderung turun, dari 34,1 persen (survei Mei 2021) menjadi 26,1 persen pada Desember 2022. Dalam periode yang sama, elektabilitas Ganjar cenderung naik dari 25,5 persen menjadi 33,7 persen.

SMRC menyoroti, tingkat popularitas capres tidak berbanding lurus dengan tingkat penerimaan (likeability). Prabowo (95 persen) menjadi yang paling banyak dikenal publik, disusul Anies (86 persen) dan Ganjar (75 persen).

Tingkat penerimaan publik terhadap Ganjar tercatat paling tinggi, mencapai 87 persen. Urutan selanjutnya diisi Anies dan Prabowo, masing-masing sebesar 78 persen dan 77 persen.

Dalam survei Populi Center pada 25 Januari-2 Februari 2023 yang melibatkan 1.200 responden, Prabowo menjadi tokoh paling dikenal atau populer, dipilih oleh 93,2 persen responden. Mengekor di belakang Prabowo, ada Anies (82,6 persen) dan Ganjar (75,7 persen).

Namun, Ganjar menjadi top of mind tokoh yang paling banyak dipilih oleh masyarakat (19,8 persen dari total responden) sebagai presiden apabila pemilu diselenggarakan saat survei berlangsung. Urutan selanjutnya adalah Prabowo (17,1 persen) dan Anies (10,8 persen).

"Jagoan" Tiap Daerah

Sementara itu, survei Charta Politika dengan jumlah sampel sebanyak 1.220 responden, merilis hasil simulasi nama capres berdasarkan wilayah.

Hasilnya, Ganjar dengan elektabilitas 31,7 persen unggul telak di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan persentase 70 persen. Ganjar juga unggul di beberapa wilayah lain seperti Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, serta Maluku dan Papua.

Anies dengan elektabilitas 23,9 persen unggul di Sumatra, DKI Jakarta dan Banten, serta Kalimantan. Sementara itu, Prabowo (elektabilitas 23 persen) unggul di Jawa Barat dan Sulawesi.

Secara basis daerah, Ganjar unggul di wilayah yang dimenangkan Jokowi pada Pilpres 2019 lalu. Anies berhasil merebut beberapa wilayah yang dimenangkan Prabowo.

Terdapat tren kenaikan elektabilitas yang didapat oleh Ganjar dalam rentang waktu tiga bulan terakhir, seiring meningkatnya tren kepuasan terhadap kinerja presiden.

Survei ini mengungkap, pola dukungan terhadap Ganjar dan Anies tampak selalu berkebalikan. Jika Ganjar menguat, maka Anies melemah, begitu pula sebaliknya.

Charta Politika memandang, pola dukungan Ganjar dan Anies tampak memiliki hubungan yang cukup kuat dengan tren kepuasan terhadap kinerja Presiden petahana. Untuk Prabowo, dinamikanya terus bergerak turun, meski saat ini cenderung menguat tetapi masih berada dalam tren penurunan.

Terakhir, jika melihat hasil survei dari delapan lembaga ini, elektabilitas Ganjar memang terlihat paling tinggi di mayoritas survei, dibandingkan dengan dua nama lainnya. Meski begitu, hasil survei-survei ini belum tentu mencerminkan hasil Pemilu 2024 kelak, apalagi belum ada pasangan resmi capres-cawapres yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Masih banyak faktor yang bisa mempengaruhi hasil akhir pada Pemilu 2024 nanti.

Baca juga artikel terkait PERIKSA DATA atau tulisan lainnya dari Alfitra Akbar

tirto.id - Politik
Penulis: Alfitra Akbar
Editor: Farida Susanty & Shanies Tri Pinasthi