Menuju konten utama

KNKT Duga KMP Tunu Tenggelam karena Air Masuk dari Pintu Mesin

KNKT menduga tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya disebabkan masuknya air laut ke pintu ruangan mesin yang sedang terbuka.

KNKT Duga KMP Tunu Tenggelam karena Air Masuk dari Pintu Mesin
KRI Teluk Ende-517 berlayar pada operasi SAR pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (5/7/2025). TNI AL menerjunkan KRI Teluk Ende-517, KRI Tongkol-813 dan KRI Fanildo-732 untuk memaksimalkan Operasi SAR pencarian korban dan titik lokasi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/foc.

tirto.id - Plt Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran KNKT, Anggiat Pandiangan, menduga tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya disebabkan masuknya air laut ke pintu ruangan mesin yang sedang terbuka. Dugaan itu berdasarkan dari hasil investigasi sementara yang dilakukan pihaknya.

Dia menjelaskan, pintu itu merupakan akses antara geladak dan ruang mesin. Sehingga membuat kapal miring ke kanan hingga tenggelam.

“Setelah sekitar 30 menit pelayaran, penjaga mulai merasakan kemiringan kapal ke sebelah kanan. Kemudian juru mudi jaga dan kelasi jaga melihat air laut masuk ke kamar mesin melalui pintu kamar mesin,” kata Anggiat dalam rapat bersama Komisi V DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Anggiat menuturkan, kapal mulai meninggalkan Pelabuhan Gilimanuk, Bali pada pukul 22.51 WIB. Saat kapal berangkat, dia mengaku tidak menemukan adanya anomali apapun dari kapal itu.

“Ketika kapal bertolak, tidak ada anomali atau kemiringan atau keadaan yang tidak biasa. Kemudian juga mesin beroperasi dengan normal. Visibilitas atau jarak pandang juga cukup baik. Tidak ada hujan dan tidak berkabut,” tuturnya.

Begitu menyadari banyaknya air laut yang masuk, Anggiat mengatakan, juru minyak yang berada di kapal langsung keluar dari kamar mesin. Anak buah kapal (ABK) pun langsung bergegas meminta para penumpang untuk mengenakan pelampung untuk segera melakukan persiapan evakuasi.

Kemudian, nakhoda memancarkan perintah marabahaya melalui radio frekuensi 16 dan mengambil alih kemudi. Kapal pun tenggelam dimulai dari bagian belakang dengan posisi miring ke kanan.

“Sementara nahkoda yang saat itu sedang beristirahat segera dibangunkan oleh Mualim jaga. Kemudian nakhoda segera mengambil alih kemudi dan memancarkan berita marabahaya di radio VHF frekuensi 16,” terangnya.

“KKM (Kepala Kamar Mesin) juga melihat kendaraan di bagian belakang kapal bergeser dan bertumpu ke sisi kanan. Di mana hal ini menyebabkan kapal semakin terus bertambah kemiringan sebelah kanan. Yang pada awalnya dalam keadaan masih perlahan-lahan kemudian semakin cepat,” ucapnya.

Menanggapi penjelasan Anggiat, Anggota Komisi V DPR RI, Mori Hanafi, menilai penyebab tenggelamnya kapal seperti yang dijelaskan KNKT sangat ‘lucu’. Pasalnya, Mori menilai jawaban Anggiat merupakan penyebab yang terlalu sepele, mengingat kecelakaan besar ini telah menelan korban jiwa.

“Berkaitan dengan KNKT, jujur saya agak lucu juga mendengarnya, Bapak katakan bahwa akibat tenggelamnya itu karena pintu mesinnya terbuka. Jadi saya pikir kalau pintu mesinnya terbuka, ya menurut saya kenapa nggak ditutup saja kalau itu permasalahannya,” kata Mori.

Dengan demikian, Mori meminta agar Anggiat mendalami investigasi penyebab kecelakaannya terlebih dahulu sebelum akhirnya melaporkannya ke DPR RI. Selain itu, jawaban Anggiat dikhawatirkan akan dijadikan tolak ukur bagi publik dalam menilai apa yang menjadi penyebab dari sebuah kecelakaan.

“Jadi dalam memberikan penjelasan rapat di Komisi V, ini disiarkan langsung Pak, seluruh Indonesia mendengar. Itu satu. Kedua, jawaban yang Bapak berikan ini berakibat luas. Akan menjadi ukuran orang untuk menjawab tentang kejadian kecelakaan ini. Dan ini saya pikir tidak segampang yang Bapak jelaskan,” tegas Mori.

“Berkaitan penyebabnya tenggelamnya kapal tersebut adalah karena pintu mesin. Dan kalau menurut saya tidak usah sembarangan menjawab kalau seandainya data yang diberikan itu benar-benar belum valid,” lanjutnya.

Baca juga artikel terkait TRAGEDI KMP TUNU atau tulisan lainnya dari Nabila Ramadhanty

tirto.id - Flash News
Reporter: Nabila Ramadhanty
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Anggun P Situmorang