Menuju konten utama

Khutbah Jumat Terbaru Lengkap dengan Doa Pembuka dan Penutup

Teks contoh khutbah Jumat terbaru berisi tentang kajian arti bulan syawal dalam agama Islam, lengkap dengan doa pembuka dan penutup.

Khutbah Jumat Terbaru Lengkap dengan Doa Pembuka dan Penutup
Arsip Foto. Khotib menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, banda Aceh, Aceh, Jumat(20/11/2020). AntaraFoto/Ampelsa

tirto.id - Teks contoh khutbah Jumat terbaru berisi tentang kajian arti bulan syawal dalam agama Islam.

Bulan Syawal menjadi bulan mempertahankan sekaligus meningkatkan beberapa amalan warisan bulan Ramadan. Beberapa amalan yang dapat dikerjakan di bulan Syawal seperti berpuasa sunah Senin-Kamis, membaca Al-Qur’an, hingga bersedekah.

Kendati bulan Ramadan telah berlalu, beberapa sebaiknya tetap dilanggengkan di bulan Syawal. Pelaksanaan ibadah membuat diri kaum muslim senantiasa bertakwa kepada Allah Swt. Tidak hanya itu, terdapat pahala melimpah yang menanti para pengamalnya.

Khutbah Jumat Bulan Syawal: Arti Bulan Syawal dalam Agama Islam

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَمَّا بَعْدُ .فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah Swt, karena berkat limpahan rahmat iman, Islam, dan sehat, kita pada hari ini, Jumat, 12 Mei 2023 dapat berkumpul dalam majelis salat dan khotbah Jumat yang penuh kemuliaan.

Selawat dan salam Allah semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad Saw, sosok uswatun-hasanah yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju masa yang terang benderang ini.

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Khatib tidak lupa berwasiat kepada diri sendiri maupun jemaah untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Swt. Sebaik-baiknya kaum muslimin adalah mereka selalu bertakwa, menjalankan segala perintah serta menjauhi larangan Allah Swt.

Dalam kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khotbah seputar arti bulan Syawal dalam agama Islam.

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Umat Islam telah menginjak 10 hari terakhir bulan Syawal 1444 H (2023 M). Dan pada 20 atau 21 Mei 2023 mendatang, bulan Syawal akan berakhir kemudian berganti menuju bulan mulai Zulkaidah “al-Asyhur al-Hurum” (bulan haram). Oleh sebab itu, marilah kita tutup bulan Syawal dengan berbagai amal saleh.

Bulan Syawal merupakan bulan peningkatan sebagaimana asal usul kata ‘syawal’ dari syala (شَالَ) yang berarti irtafa'a (اِرْتَفَعَ) yakni 'meningkatkan. Dalam hal ini, bulan Syawal dimaknai sebagai bulan untuk meningkatkan beberapa ibadah yang telah dijalankan di bulan Ramadan.

Tidak hanya itu, ajeg melakukan ibadah adalah bentuk senantiasa bertakwa kepada Allah Swt. Bertakwa menjadi sebaik-baiknya perilaku muslim yang harus dilaksanakan setiap waktu sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Al-Hasyr ayat 18 sebagai berikut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Arab Latinnya:

Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad(in), wattaqullāh(a), innallāha khabīrum bimā ta‘malūn(a).

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok [akhirat]. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan,” (QS. Al-Hasyr [59]: 18).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Terdapat banyak amalan warisan bulan Ramadan yang dapat dilakukan di bulan Syawal. Pertama, berpuasa sunah seperti Senin-Kamis hingga Ayyamul bidh. Berbeda dengan amalan lain, puasa akan dibalas sendiri Allah Swt sebagaimana hadis qudsi Rasulullah Saw. berikut:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

Arab Latinnya:

Kullu amalibni aadama yudha'aful hasanatu 'asyru amtsalihaa ilaa sab'imiati dhi'fin. Qalallahu 'azza wajalla: Illasshauma fainnahu lii wa anaa ajzii bihii.

Artinya:

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman [yang artinya]: Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya,” (HR. Muslim).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Amalan kedua yang dapat dilakukan di bulan Syawal adalah membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an menjadi salah satu ibadah terbaik dalam Islam. Tidak hanya itu, Al-Qur’an merupakan petunjuk hidup yang menghindarkan kaum muslim dari jalan buruk sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Al-Fathir ayat 29-30 berikut:

اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَۙ لِيُوَفِّيَهُمْ اُجُوْرَهُمْ وَيَزِيْدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّهٗ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ

Arab Latinnya:

Innal-lażīna yatlūna kitāballāhi wa aqāmuṣ-ṣalāta wa anfaqū mimmā razaqnāhum sirraw wa ‘alāniyatay yarjūna tijāratal lan tabūr(a). Liyuwaffiyahum ujūrahum wa yazīdahum min faḍlih(ī), innahū gafūrun syakūr(un).

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah [Al-Qur’an], menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan pernah rugi. [Demikian itu] agar Allah menyempurnakan pahala mereka dan menambah karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri,” (QS. Al-Fatir [35]: 29-30).

Amalan terakhir yang dapat dilaksanakan di bulan Syawal adalah bersedekah. Amalan memberi sebagian harta ini dapat dilakukan dalam bentuk makanan, barang, maupun uang. Orang yang bersedekah mendapatkan balasan pahala berlimpah sebagaimana firman Allah Swt. dalam Surah Al-Hadid ayat 18 sebagai berikut:

اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَالْمُصَّدِّقٰتِ وَاَقْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ

Arab Latinnya:

Innal-muṣṣaddiqīna wal-muṣṣaddiqāti wa aqraḍullāha qarḍan ḥasanay yuḍā‘afu lahum wa lahum ajrun karīm(un).

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah, baik laki-laki maupun perempuan, dan meminjamkan [kepada] Allah pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan [balasannya] kepada mereka dan baginya [diberikan] ganjaran yang sangat mulia [surga],” (QS. Al-Hadid [57]: 18).

Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,

Demikianlah khotbah seputar arti bulan Syawal dalam agama Islam. Semoga apa yang telah disampaikan memberikan kebermanfaatan bagi khatib maupun jemaah sekalian. Mari kita manfaatkan bulan Syawal untuk senantiasa bertakwa melalui pelaksanaan beberapa amal Saleh.

Semoga Allah Swt. menjadi rida kepada kita. Aamiin allahumma aamiin.

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani