Menuju konten utama
Naskah Khotbah Jumat

Khutbah Jumat Singkat Pekan Ini: Cara Menghindari Diri dari Ghibah

Naskah khutbah Jumat singkat terbaru pekan ini tentang berghibah dalam Islam dan cara kita terhindar dari ghibah.

Khutbah Jumat Singkat Pekan Ini: Cara Menghindari Diri dari Ghibah
Ilustrasi bergosip. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh,

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb Tuhan semesta alam. Dengan-Nya kita meminta pertolongan dalam segala urusan dunia dan akhirat.

Salawat dan salam tercurah untuk seorang utusan yang paling mulia Baginda Rasulullah Salallaahu 'alaihi wasallam, keluarganya, dan semua sahabatnya …. Amma ba’du….

Hari ini, Jumat 11 Maret 2022 kita kembali dipertemukan dalam majelis khotbah dan salat Jumat yang insya Allah dirahmati Allah SWT.

Dalam pertemuan kali ini, tema yang akan diangkat adalah mengenai berghibah dan bagaimana caranya agar bisa terhindar dari ghibah.

Naskah Khotbah Jumat Singkat

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Ghibah bukanlah kata asing dan fenomena ini sepertinya sudah kebiasaan dalam lingkup kehidupan manusia.

Saat berkumpul dengan orang-orang, baik langsung atau melalui media lainnya seperti telepon dan media sosial, tentu kita akan ngobrol.

Bila diperhatikan di kantor, di pasar, di rumah, di kantin atau di manapun juga, baik laki-laki maupun perempuan, ada minimal ghibahnya atau membicarakan orang lain, dan biasanya ini menarik dalam pembicaraan tersebut.

Padahal, Allah SWT memerintahkan kepada umat-Nya untuk berkomunikasi dan berbicara dengan baik. Seperti tertera dalam firman-Nya:

,يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوۡلُوۡا قَوۡلًا سَدِيۡدًا

يُّصۡلِحۡ لَـكُمۡ اَعۡمَالَـكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَـكُمۡ ذُنُوۡبَكُمۡؕ وَمَنۡ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوۡلَهٗ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيۡمًا

Yaaa aiyuhal laziina aamanut taqul laaha wa quuluu qawlan sadiidaa, Yuslih lakum a'maalakum wa yaghfir lakum zunuubakum; wa mai yuti'il laaha wa Rasuulahuu faqad faaza fawzan 'aziimaa.

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung." (QS. Al-Ahzab: 70-71)

Dalam ayat ini Allah SWT jelas meminta orang-orang yang beriman agar berkata dengan benar dengan tetap bertakwa kepada-Nya.

Berkata yang benar yakni selaras antara yang diniatkan dengan apa yang diucapkan, karena seluruh kata yang diucapkan dicatat oleh malaikat Raqib dan 'Atid, dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Jika sudah melakukan hal tersebut yakni selalu mengatakan kebenaran, maka Allah akan memperbaiki amal-amal kita dengan mempermudah jalan umatnya untuk berbuat baik dan bertobat, dan mengampuni dosa-dosa.

Siapa yang menginginkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, maka jalan yang harus ditempuh hanyalah satu, yaitu menaati Allah dan Rasul-Nya agar bisa mendapatkan kebahagiaan yang besar di dunia dan akhirat.

Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Ayat ini juga menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara keimanan atau ketakwaan seseorang dengan perkataan yang baik.

Seseorang yang memiliki keimanan yang baik, insya Allah secara otomatis akan berkomunikasi dan bertutur kata yang baik.

Sementara ghibah termasuk dalam kategori perkataan yang tidak baik, bahkan bisa mengarah ke kategori dosa besar apabila sudah menjurus ke perkataan yang sifatnya dusta.

Apalagi di zaman yang serba canggih saat, pandemi COVID-19 yang mengharuskan kita jarang bertemu orang dan bertatap muka dengan lawan bicaranya tak bisa menghindari orang untuk tetap berghibah.

Melalui medsos, seseorang bisa menceritakan kekurangan orang lain hanya dengan apa yang ada dalam genggaman tangan, melalui tulisan, gambar, atau video yang bisa diproduksi hanya dalam hitungan menit.

Dalam waktu sebentar saja konten tersebut menyebar, kemudian orang-orang bisa mengakses dan hebatnya lagi, gunjingan di media sosial tidak akan pernah hilang sebelum dihapus, naudzubillah semoga kita tidak termasuk dalam golongan yang demikian, Aamiin yaa robbal 'alamiin

Rasulullah SAW bersabda yang maknanya:

"Tahukah kalian, apakah itu ghibah? Para sahabat menjawab, ‘Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui." kemudian Rasulullah berkata lagi, "Engkau membicarakan sesuatu yang terdapat dalam diri saudaramu mengenai sesuatu yang tidak dia sukai. Salah seorang sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah SAW, bagaimana pendapatmu jika yang aku bicarakan benar-benar ada pada diri saudaraku? Rasulullah SAW menjawab, jika yang kau bicarakan ada pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah mengghibahinya. Sedangkan jika yang engkau bicarakan tidak terdapat pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah mendustakannya." (HR. Muslim)

Kemudian Allah SWT juga berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوا اجۡتَنِبُوۡا كَثِيۡرًا مِّنَ الظَّنِّ اِنَّ بَعۡضَ الظَّنِّ اِثۡمٌ‌ۖ وَّلَا تَجَسَّسُوۡا وَلَا يَغۡتَبْ بَّعۡضُكُمۡ بَعۡضًا‌ ؕ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمۡ اَنۡ يَّاۡكُلَ لَحۡمَ اَخِيۡهِ مَيۡتًا فَكَرِهۡتُمُوۡهُ‌ ؕ وَاتَّقُوا اللّٰهَ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيۡمٌ

Yaaa ayyuhal laziina aamanuj tanibuu kasiiram minaz zanni inna ba'daz zanniismunw wa laa tajassasuu wa la yaghtab ba'dukum ba'daa; a yuhibbu ahadukum any yaakula lahma akhiihi maitan fakarih tumuuh; wattaqul laa; innal laaha tawwaabur Rahiim

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12)

Allah SWT menjelaskan dalam ayat ini agar kita senantiasa menjauhi sebanyak-banyaknya prasangka buruk kepada manusia yang tidak disertai bukti atau tanda-tanda.

Karena prasangka yang tidak disertai bukti atau tanda-tanda itu adalah dosa dan janganlah kita mencari-cari kesalahan orang lain yang sengaja ditutup-tutupi untuk mencemoohnya.

Selain itu, janganlah ada di antara kita yang menggunjing (ghibah), yakni membicarakan aib, sebagian yang lain.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Berghibah atau menggunjing diibaratkan dengan orang yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati, dan tentu ini membuat kita jijik.

Karena itu, hindarilah pergunjingan karena itu sama dengan memakan daging saudara yang telah mati. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat kepada orang yang bertobat, Maha Penyayang kepada orang yang taat.

Lalu bagaimana cara kita untuk bisa menghindari diri agar tidak ghibah?

Imam Al-Ghazali dalam seperti dikutip laman NU Online memberikan tips untuk mengenali pikiran negatif dan menghindari perbuatan ghibah tersebut.

Jadi disebutkan, jika dalam hati kita tiba-tiba (terbesit) pikiran negatif, hal itu berasal dari bisikan setan.

Maka seyogianya kita harus mendustakan (bisikan setan) itu, sebab setan adalah makhluk yang paling fasik di antara para fasik yang lain.

Allah SWT berfirman yang artinya "Jika datang kepadamu seorang fasik, maka lakukanlah tabayyun terlebih dahulu agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.’ Dan tidak diperbolehkan untuk membenarkan Iblis, karena hal itu adalah salah satu media yang mengarah pada kerusakan, dan seolah mentolerir perbuatan menyimpangnya. Maka dilarang berpikiran negatif. Salah satu tanda bahwa kamu berpikiran negatif kepada seseorang adalah ketika hatimu berubah menilai seseorang karena sesuatu yang telah ia lakukan.”

Wallahu alam bishshawab.

Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga apa yang disampaikan bermanfaat dan kita semua selalu bisa menjaga diri dari perbuatan ghibah..Aamiin allahumma aamiin.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom