Menuju konten utama

Keutamaan Bulan Syaban & Apa Saja Amalan Syakban Sesuai Sunnah?

Keutamaan bulan Syaban, amalan sunah bulan ini, mulai dari berdoa hingga puasa Nisfu Syaban.

Keutamaan Bulan Syaban & Apa Saja Amalan Syakban Sesuai Sunnah?
Ilustrasi Salat. foto/istockphoto

tirto.id - Keutamaan bulan Syaban adalah bulan sebelum Ramadhan yang mana merupakan waktu ketika semua amal-amal manusia 'diangkat' kepada Allah SWT dan merupakan bulan yang sangat diistimewakan Rasulullah.

Bulan Syaban merupakan salah satu bulan yang diistimewakan Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan Usamah bin Zain, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda sebagai berikut:

Itulah bulan yang manusia lalai darinya; -ia bulan yang berada- di antara Rajab dan Ramadan, yaitu bulan yang berisikan berbagai amal, perbuatan diangkat kepada Rab semesta alam. Aku senang amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa,”(HR. Nasa'i No. 2317).

Rasulullah Saw. mengistimewakan bulan Rajab, karena pada waktu tersebut amal-amal manusia diangkat kepada Allah Swt. Di sisi lain, bulan Syaban merupakan bulan persiapan menuju Ramadan. Abu Bakar Al Warraq Al Balkhi seorang ulama asal Afganistan mengatakan terkait bulan Syakban sebagai berikut:

Rajab adalah bulan menanam. Syaban adalah bulan menyirami tanaman dan Ramadan adalah bulan memanen hasil tanaman tersebut.”

Apa Saja Amalan Syaban Sesuai Sunnah?

Terdapat banyak amalan sunah di bulan Syaban. Berikut ini beberapa amalan bulan Syaban sesuai sunah yang dapat dilakukan:

1. Puasa Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, dan Puasa Nisfu Syaban

Salah satu amalan sunah yang dicontoh Rasulullah Saw. ketika bulan Syakban adalah puasa. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abu Salamah, bahwa Aisyah Ra. pernah berkata terkait amalan puasa yang dilakukan Rasulullah Saw. di bulan Syaban sebagai berikut:

Rasulullah SAW tidak pernah melaksanakan shaum [puasa] lebih banyak dalam sebulan selain Syaban. Beliau [hampir] melaksanakan shaum pada Sya'ban seluruhnya,” (HR. Bukhari No. 1834).

Kendati demikian, puasa di bulan Syakban tidak dilakukan sebulan penuh. Rasulullah Saw. menjalankan puasa sunah Syakban hanya sampai 27 atau 28 Syakban. Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayat Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda sebagai berikut:

Janganlah kalian mendahului puasa Ramadhan satu hari atau dua hari, kecuali puasa yang biasa dilakukan oleh seseorang [qada puasa Ramadan], maka silahkan ia melakukan puasa tersebut,”(HR. Abu Daud No. 1988).

Beberapa puasa yang dapat dijalakan ketika bulan Syakban meliputi Puasa Senin-Kamis, Puasa Ayyamul Bidh, Puasa Nisfu Syakban, hingga puasa di hari biasa.

Pelaksanaan Puasa Nisfu Syakban bersifat sunah sebagaimana hadis dari jalur Mu’awiyah bin Abdullah bin Ja’far, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda sebagai berikut:

Apabila malam nisfu syaban (pertengahan bulan Syaban), maka shalatlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya ...” (H.R. Ibnu Majah).

Kendati hadis di atas berkategori lemah atau daif, mayoritas ulama seperti Mazhab Syafi’i memperbolehkan penggunaan dalil tersebut untuk menghidupkan Nisfu Syakban. Mayoritas ulama tersebut lebih menekankan pada fadhailul a’mal (keutamaan amal).

Puasa Nisfu Syakban dilakukan pada 15 Syakban. Pada 1444 Hijriah, Puasa Syakban jatuh pada Rabu, 8 Maret 2023 mendatang. Adapun pelaksanaanya seperti puasa sunah pada umumnya. Berikut ini niat pelaksanaan Puasa Nisfu Syakban.

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى

Bacaan Latinnya: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Sya‘bana lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syaban hari ini karena Allah SWT.”

2. Sedekah

Sedekah menjadi amalan sunah yang sebaiknya dilakukan umat Islam ketika bulan Syakban. Sayyid bin Alwi bin Abbas Al-Maliki dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban (1424 H) menuliskan bahwa Ibnu Rajab Al-Hanbali Ra. mengatakan sebagai berikut:

Kami menerima riwayat dengan sanad daif dari Anas Ra. yang mengatakan bahwa ketika masuk bulan Syakban umat Islam tertunduk pada mushaf Al-Qur’an. Mereka menyibukkan diri dengan tadarus dan mengeluarkan harta mereka untuk membantu kelompok dhuafa dan orang-orang miskin dalam menyongsong bulan Ramadan.”

3. Membaca Quran

Membaca Al-Quran sebaiknya dilakukan ketika bulan Syakban, sehingga akan terbiasa ketika Ramadan Syahrul Quran (Ramadan bulannya Al-Quran). Dilansir laman NU Online Jatim, Hasan bin Sahal pernah meriwayatkan pertanyaan bulan Syakban kepada Allah Swt. sebagai berikut:

Mengapa ia ditempatkan di antara dua bulan agung, yaitu Rajab dan Ramadhan? ‘Aku menjadikanmu sebagai bulan untuk umat-Ku bertadarus.’”

4. Shalat Tahajud

Shalat Tahajud menjadi amalan sunah yang sebaiknya dilakukan ketika bulan Syakban. Orang yang menjalankan Salat Tahajud akan diganjar dengan surga Allah Swt. Hal ini termuat dalam hadis sebagai berikut:

Dirikanlah shalat di waktu malam ketika manusia sedang tidur, dan masuklah surga dengan kedamaian,”(HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan Hakim).

5. Berdoa

Rasulullah Saw. mengajarkan berdoa ketika menyambut bulan Syakban. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah Saw. ketika menyambut bulan Syakban termuat dalam hadis dari Anas bin Malik sebagai berikut:

"Apabila Nabi Muhammad SAW memasuki Rajab dan Syaban, beliau SAW mengatakan, Allahumma bariklana fi rajab wa Sya'ban wa bariklana fi Ramadan (Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Syaban, serta berilah kami berkah pada Ramadan),”(HR. Ahmad).

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani