Menuju konten utama

Ketika Telur Ayam Tercemar Fipronil

Telur-telur yang tercemar zat dari insektisida ini bisa membahayakan hati dan ginjal.

Ketika Telur Ayam Tercemar Fipronil
Ilustrasi peternakan ayam. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi.

tirto.id - Beberapa tahun terakhir Eropa diguncang berbagai masalah mulai dari keluarnya Inggris dari Uni Eropa hingga masalah pengungsi Timur Tengah yang membanjiri benua tersebut. Lagi-lagi Eropa diguncang masalah baru. Kali ini soal beredarnya telur yang tercemar.

Luksemburg adalah negara kedelapan di Eropa yang diketahui terimbas dari beredarnya telur yang terkontaminasi fipronil. Sebelumnya, sudah ada tujuh negara: Belgia, Belanda, Jerman, Swedia, Swiss, Inggris dan Perancis yang terimbas beredarnya telur terkontaminasi itu.

Pusat perbelanjaan murah Aldi mulai menarik telur yang dijual di Luksemburg, begitu pun dengan tokonya di Jerman. Telur yang terkontaminasi itu juga ditemukan di Cactus yang merupakan jaringan supermarket Luksemburg. Menurut pemerintah setempat, telur-telur itu berasal dari Belanda.

Sedangkan penduduk Inggris menjadi cemas dan diliputi ketakutan akan 700.000 telur yang berasal dari Belanda dan Belgia dan dipasarkan di Inggris. Telur-telur itu dikhawatirkan juga masuk dalam telur-telur yang terkontaminasi fipronil.

Baca juga: Skandal Telur Tercemar Gemparkan Eropa, 2 Pelaku Ditangkap

Bahkan di Inggris, produk makanan yang berbahan telur seperti salad, quiche dan sandwich ditarik dari Sainsbury Waitrose, Asda dan Morrisons sebagai bentuk ketakutan terhadap telur-telur yang terkontaminasi itu. Meski demikian, Food Standards Agency (FSA) mengungkapkan agar penduduk Inggris tak perlu panik.

sebagian besar negara Eropa memang mendatangkan telur dari Belanda. Negara tersebut adalah eksportir telur terbesar di Eropa. Pada 2013, Belanda menguasai 41,4 persen ekspor telur Eropa dan 23,6 persen untuk ekspor daging unggas. Secara global, pangsa pasar ekpor telur Belanda mencapai 12 persen pada 2012.

Tak heran jika penduduk Eropa menjadi cemas soal penyebaran telur kontaminasi ini. Dalam penggerebekan yang dilakukan Belanda dan Belgia, dua manajer di perusahaan Chikfirend ditangkap atas dugaan penggunaan fipronil di peternakan unggas.

Fipronil digunakan untuk membasmi kutu ayam. Meski pada dasarnya fipronil dilarang untuk digunakan pada hewan yang menjadi bahan konsumsi manusia. Namun petani Belgia mengaku bahwa Chickfriend merupakan perusahaan yang disewa untuk membasi kutu merah pada ayam.

Baca juga: Di Mana Telur Disimpan, di Situ Salmonella Dihindari

Tak hanya pada perusahaan pembasmi kutu ayam, Belanda juga melakukan penggerebekan pada perusahaan Belgia yang memasok fipronil bernama Poultry-Vision dan sebuah perusahaan Belanda yang turut terlibat dalam skandal tersebut.

Berbicara soal bahan kimia fipronil pada telur maka muncul pertanyaan bagaimana fipronil dapat mengontaminasi telur ayam? Menurut Dosen dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Widodo Hadisaputro, fipronil adalah bahan kimia yang terkandung pada insektisida (obat pemusnah hama kutu) dan digunakan untuk membasmi kutu ayam. Ketika diaplikasikan, insektisida tersebut dapat bercampur pada air minum atau pakan yang kemudian terserap pada metabolisme ayam dan residunya ada di dalam telur.

“Ayam itu monogastric sehingga apa yang ia konsumsi akan terakumulasi pada produk akhir [telur atau daging],” kata Widodo kepada Tirto.

Maka, menurut Widodo, tak hanya pada telur, dagingnya juga berpotensi tercemar bahan kimia berbahaya seperti fipronil tersebut. Bahan kimia tersebut, lanjutnya, dilarang untuk digunakan pada hewan konsumsi, tapi ternyata masih dipakai dalam dunia peternakan ayam.

Menurut Widodo, hal itu akan berdampak pada konsumen yang mengkonsumsi produk yang terkontaminasi itu. Bahan kimia itu sangat berbahaya bagi hati dan juga ginjal manusia. Dalam Laporan Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga mengungkapkan hal senada. Paparan fipronil dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan pada hati, kelenjar tiroid dan ginjal.

Baca juga: Para Vegan dan Alergi Telur Layak Mencoba Aquafaba

Paparan jangka pendek akan mengganggu sistem saraf. Selain itu, fipronil juga menyebabkan mual, muntah, sakit perut, pusing hingga serangan epilepsi. Namun, belum ada temuan jika zat kimia ini dapat mengganggu bayi dalam kandungan.

Bagi anak-anak, Institute for Risk Assessment Jerman memperkirakan seorang anak yang memiliki berat 16 kilogram dapat mengkonsumsi 1,7 telur per hari. Jumlah itu dianggap belum mencapai ambang bahaya namun para ahli tetap memperingatkan orang tua agar tidak tetap berhati-hati dalam mengkonsumsi telur. Hal ini juga termasuk pada makanan yang berbahan telur seperti pasta atau panekuk.

Lalu bagaimana dengan di Indonesia?

“Di Indonesia yang lebih tropis sepertinya hama kutu merah ini tidak begitu bermasalah seperti di Eropa. Untuk ternak ayam, masalah utama di Indonesia adalah penyakit Newcastle Diseases (ND) atau biasa disebut tetelo,” kata Widodo.

Meski demikian, fipronil juga digunakan di Indonesia pada tanaman seperti untuk mengendalikan hama kutu daun dan trips pada tanaman cabai, hama rayap pada kelapa sawit dan hama penggerek pada tanaman padi.

Baca juga: Peternakan Ayam Telur Hadapi Ancaman Keterpurukan Harga

Infografik telur terkontaminasi

Agar terhindar dari berbagai penyakit pada unggas seperti kutu merah dan lainnya, Widodo menyarankan agar melakukan Good Farming Practices (GFP): dimulai dari bibit ternak yang sehat, kandang yang bersih dan sehat, pembuangan kotoran yang baik, pembuangan kotoran yang baik, pakan yang sehat, lingkungan yang bersih dan higienis dan peternakan yang sadar akan biosecurity.

Lingkungan peternakan yang tak sehat akan mengundang berbagai hama dan jalan keluarnya adalah dengan menggunakan bahan kimia untuk membasmi hama tersebut. Petaka datang bahan kimia yang digunakan keliru. Kita perlu belajar dari Belanda yang pada akhirnya harus menutup 150 peternakan unggas karena terkontaminasi fipronil yang pada awalnya dimaksud untuk menghilangkan kutu merah.

Selain itu, pemerintah Belanda memperkirakan peternak unggas merugi hingga $11,9 juta atau Rp154,7 miliar. Berkaca dari pengalaman itu, beternaklah sesuai prosedur yang berlaku untuk telur dan daging yang kaya protein, bukan kaya fipronil.

Baca juga artikel terkait SKANDAL TELUR BELANDA atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Maulida Sri Handayani