tirto.id - Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres adalah dengan menerapkan teknik time blocking.
Time blocking merupakan teknik manajemen waktu yang membantu untuk menjadwalkan dan merencanakan pekerjaan dengan memblokir slot waktu tertentu, sehingga akan lebih banyak pekerjaan yang terselesaikan secara lebih cepat dan meningkatkan produktivitas.
Selain itu, time blocking akan membantu untuk menyempurnakan keterampilan dalam perencanaan.
Prinsip time blocking terletak pada penjadwalan yang konstan, pengorganisasian, serta menemukan waktu tertentu untuk menyelesaikan berbagai tugas dan prioritas.
Pada umumnya, time blocking dijadwalkan selama 20 hingga 90 menit. Pasalnya dalam kurun waktu tersebut merupakan titik fokus seseorang dalam mengerjakan tugas sebelum kehilangan energi untuk menyelesaikan tugas lainnya.
Teknik Time Blocking
Dilansir dari Learning Hub, berikut hal yang bisa dilakukan untuk mengatur time blocking:
1. Tahap perencanaan
Dimulai dari memilih pekerjaan yang lebih prioritas. Usahakan selalu membatasi pekerjaan menjadi 3 hingga 5 dari pekerjaan yang paling penting dan mendesak.
Prioritas tersebut juga bisa dipecah menjadi sub tugas yang lebih kecil yang dapat membuat orang merasa produktif dan terdorong untuk mengejar jadwal lainnya.
2. Tahap pemblokiran
Kapan perlu time blocking dan berapa waktu yang dibutuhkan menjadi pertanyaan ketika hendak memulai pada tahap ini.
Setiap manusia memiliki ritme sirkadian di mana proses internal yang mengatur siklus 24 jam, memiliki waktu ideal untuk tidur, bangun, makan, dan bekerja.
Kenali ritme sirkadian yang ada pada tubuh, sehingga dapat mengerti waktu untuk tubuh dapat bekerja sama melakukan pekerjaan, demikian menurut Science Daily.
Selain itu terdapat 2 solusi yang cukup efektif yaitu ritme ultradian dan teknik pomodoro.
- Ritme ultradian menyebutkan, otak manusia bekerja dalam 90 menit untuk mencapai titik fokus. Sehingga pastikan dalam waktu 90 menit dapat menyelesaikan satu pekerjaan
- Teknik Pomodoro menyarankan untuk mengurangi waktu bekerja menjadi 25 menit di mana 5 menit dialokasikan untuk istirahat.
Tahap ini merupakan tahap untuk melakukan pekerjaan sesuai yang telah dijadwalkan. Siapkan setidaknya satu jam untuk pekerjaan yang tak terduga.
4. Tahap revisi
Di tahap ini, orang akan melakukan perenungan sesuai apa yang sudah direncanakan dan dikerjakan. Kemudian akan mengoreksi apakah semuanya sudah sesuai dengan tujuan.
Menurut penelitian dalam sebuah studi, hanya 40 persen dari daftar pekerjaan yang biasanya belum selesai dilakukan. Seseorang akan dapat mengingat dengan jelas dan terperinci pekerjaan apa yang belum selesai di hari itu.
Hal ini mengakibatkan efek zeigarkin yang merupakan kecenderungan kognitif akan menghajar diri sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan.
Penulis: Maria Nanda Ayu Saputri
Editor: Dhita Koesno