tirto.id - Situasi pandemi virus corona (COVID-19) membuat pemerintah menetapkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) untuk meminimalisir infeksi virus.
Hal ini, tak dimungkiri justru menimbulkan tantangan besar bagi sebagian besar keluarga, utamanya perempuan karena harus tetap memperhatikan keluarga mereka di samping kesibukan menyelesaikan pekerjaan setiap harinya.
Salah satunya dialami aktris Dian Sastro. Dalam webinar bertajuk “COVID-19 dan Digitalisasi, Cara Baru Perempuan Melawan Pandemi” yang merupakan kerja sama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dengan Sisternet milik XL Axiata, ia menceritakan tantangan tersebut.
“Ini tantangan. Gara-gara pandemi malah rasanya jadi banyak kerjaan. Antara life (kehidupan) sama work (pekerjaan) sekarang jadi satu, kan. Jadi, our life also feels like work (kehidupan kita juga terasa seperti bekerja), jadinya kayak enggak ada napasnya” ujar aktris sekaligus sutradara yang dikutip dari laman resmi Kementerian PPPA, Sabtu (6/6/2020).
Hal tersebut ternyata tidak hanya dirasakan oleh Dian Sastro, tapi juga menjadi kondisi yang dialami banyak ibu di tengah situasi pandemi COVID-19.
Disampaikan oleh Ratna Susianawati, Staf Ahli Bidang Komunikasi pembangunan Kementerian PPPA, beban ganda merupakan salah satu dari enam isu utama sekaligus dampak yang dirasakan perempuan dalam situasi pandemi COVID-19.
“Beban ganda perempuan menjadi lebih besar dengan adanya kebijakan bekerja dan belajar dari rumah. Selain itu, risiko perempuan mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga lebih tinggi. Ada juga dampak terhadap pekerja perempuan yang mengalami PHK atau dirumahkan, perempuan pekerja migran, medis serta pelaku usaha mikro dan ultra-mikro,” terang Ratna.
Ratna menambahkan, situasi pandemi COVID-19 semakin menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran sangat besar di dalam keluarga.
Perempuan perlu pintar-pintar dalam mengatur ekonomi dan pola hidup sehat keluarga, mendampingi anak belajar di rumah serta bekerja juga tetap profesional. Perempuan dituntut mengatur waktu agar dapat memberikan yang terbaik bagi keluarga.
Berikut ini, Tirto merangkum lima tips menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga saat pandemi virus corona bagi perempuan menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI:
1. Berbagi Peran Antara Suami dan Istri
Suami dan istri dapat berperan sebagai pekerja, sekaligus asisten rumah tangga. Utamakan kompromi agar tidak menimbulkan konflik yang dapat mengganggu aktivitas, dalam bekerja maupun keharmonisan keluarga. Atur jadwal serta pembagian tugas secara matang dan penuh kompromi.
Seperti dikutip dari The Straits Times, khusus untuk hal mengurus anak, jangan pernah memaksakan diri untuk mengasuh anak sendirian jika memiliki banyak pekerjaan. Karena hal ini akan merepotkan diri serta membuat pekerjaan tidak optimal.
2. Bekerja dari Rumah
Laman The Straits Timemewartakan,agar tetap nyaman saat WFH, buatlah ruang kerja yang nyaman. Ruang kerja yang tidak nyaman akan membuat produktivitas menurun. Agar anak tetap merasa diperhatikan, buatlah ruang kerja yang dekat dengan anak.
Namun jika takut anak mengganggu pekerjaan, cobalah untuk memberi pengertian bahwa orangtuanya tengah bekerja.
3. Jangan Abaikan Keluarga
Utamakan kepentingan anak dan pasangan selama bekerja dari rumah. Mengapa ini penting?
Sebagaimana dilansir Rising Children, hal ini penting karena baik untuk seorang perempuan secara personal, bagus untuk perkembangan anak, serta dapat menjaga hubungan dengan pasangan.
Untuk berkembang dan belajar, anak-anak membutuhkan perhatian yang hangat, penuh kasih, dan waktu berkualitas bersama orangtuanya. Waktu berkualitas adalah ketika orangtua secara fisik dan emosional hadir menemani anak.
Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan mengajaknya belajar, atau dalam kasus lain jika ia menangis, berhentilah sebentar untuk menenangkan, baru kemudian kembali bekerja. Sementara bagi suami dan istri sebaiknya mengatur jadwal bersama.
4. Mengatur Mental Psikologi
Siapkan kesabaran ekstra dalam menghadapi masa pandemi ini, terutama bagi keluarga yang memiliki balita dan anak bayi. Lakukan konsultasi psikologi jika perlu.
Selain itu, langkah lain dan sederhana yang perlu dilakukan adalah dengan lebih mengurangi paparan pemberitaan media.
Sebagaimana dilaporkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), hal ini penting guna melindungi diri dari perasaan khawatir akibat pemberitaan yang tiba-tiba dan konstan.
5. Keseimbangan Pekerjaan dan Keluarga
Atur waktu dan kegiatan agar seimbang antara urusan pekerjaan dan keluarga setiap harinya, supaya pekerjaan dapat selesai tanpa mengabaikan keluarga.
Usahakan untuk membuat jadwal pasti berapa lama waktu untuk bekerja dan istirahat setiap harinya, serta usahakan untuk membuat agenda bersama keluarga di luar waktu bekerja.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno