tirto.id - Pada Senin (21/04/2025), segerombolan orang yang diduga dari sebuah ormas disebut hendak memagari lahan sengketa di Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. Mendengar lahan mereka hendak dipagari, warga lantas mendatangi mereka.
Namun, warga malah mendapat intimidasi dan kemudian terjadi pemukulan terhadap ibu-ibu. Kejadian pemukulan itu pun kemudian viral di media sosial.
Yuli (33 tahun), seorang ibu tiga anak, mengingat betul kejadian yang mengakibatkan dirinya terkena bogem mentah. Saat itu, warga tengah mempertanyakan ihwal rencana pemagaran atas lahan sengketa di Sukahaji. Pasalnya, perkara status lahan itu masih berproses di pengadilan.
"Saya sendiri masih menunggu proses persidangan. Jadi, saat mendengar ada pemagaran, kami semua warga datang ke lokasi. Kami tanya baik-baik kepada pihak yang ada di sana," kata Yuli pada wartawan, Rabu (23/04/2025).
Alih-alih menjawab pertanyaan warga dengan baik, orang-orang itu malah membentak warga.
"Beberapa orang yang saya tidak kenal membentak dan bilang, 'Udah, biarin aja. Mau siapa pun, kita teruskan. Kalau ada yang melawan, ibu-ibu sekalipun, kita hadapi'," jelas Yuli.
Yuli juga menjelaskan bahwa warga saat itu tidak bertindak atau melawan dengan kekerasan. Namun, kemudian terjadi terjadilah dorong-dorongan, pemukulan, hingga pelemparan batu. Yuli sendiri menjadi korban pemukulan dan diinjak. Anak-anak pun terkena lemparan batu.
"Saya sendiri kena pukul, kena dorong, bahkan diinjak. Situasi sudah tidak kondusif. Saya juga berusaha menahan abang saya yang ingin membela saya. Karena dia lihat saya dipukul, dia tidak terima. Tapi, saya tarik dia karena tidak mau ada kekerasan," bebernya.
Saat kejadian, Yuli mengingat ada dua puluh orang yang mendesak masuk ke area warga dan melakukan intimidasi hingga malam hari.
Kejadian pemukulan warga Sukahaji tersebut telah dilaporkan ke pihak kepolisian. Yuli mengatakan bahwa kejadian ini bukanlah yang pertama kali.
"Di rumah juga kami sering mengalami intimidasi. Pernah juga ada ancaman kebakaran. Semua ini seperti sudah direncanakan," bebernya.
Yuli menegaskan bahwa dirinya dan warga Sukahaji yang lain hanya ingin tahun kejelasan status tanahnya. Warga juga meminta semua kegiatan di lahan sengketa itu dihentikan hingga ada keputusan dari pengadilan.
"Jangan buat kami warga merasa tidak punya hak di tanah kami sendiri. Kami sudah tinggal di sini tiga generasi," beber Yuli.
Sementara itu, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meminta agar semua pihak menghormati proses hukum yang tengah berjalan demi menjaga situasi tetap kondusif di Sukahaji. Dia juga amat menyesalkan peristiwa pemukulan warga yang terjadi beberapa hari lalu di Sukahaji.
“Kami tentu sangat prihatin dan berharap semua pihak dapat sama-sama menahan diri untuk mencegah peristiwa serupa terjadi lagi di masa mendatang. Mari kita sama-sama menghormati proses hukum yang tengah berjalan hingga nanti ada keputusan final dan mengikat," jelas Farhan dalam keterangan resmi yang diterima kontributor Tirto, dikutip Rabu (23/4/2025).
Farhan pun mendorong masalah sengketa lahan di Sukahaji itu diselesaikan melalui jalur dialog, mediasi, serta mekanisme hukum yang adil dan transparan.
Penulis: Akmal Firmansyah
Editor: Fadrik Aziz Firdausi
Masuk tirto.id

































