tirto.id - Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, mengatakan saat ini kementeriannya tengah bersiap untuk menambah 100 titik sekolah dalam pelaksanaan program Sekolah Rakyat tahap kedua.
“Sekarang sedang menuju ke 100 titik [Sekolah Rakyat] kedua. Sekarang ini sudah ada sekitar 40-an titik yang telah disurvei dan dinyatakan layak oleh Kementerian PU,” ungkap Gus Ipul seusai menutup agenda Retret Kepala Sekolah Rakyat Tahap II yang digelar di Pusdiklatbangprof Kementerian Sosial (Kemensos) di Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Sabtu (5/7/2025).
Selain melakukan perbaikan gedung untuk mempersiapkan Sekolah Rakyat, Gus Ipul juga menyatakan proses seleksi kepala sekolah, guru, tenaga pendidik, dan murid tetap dijalankan secara simultan.
Apabila 100 titik sekolah tambahan itu sudah beroperasi, Gus Ipul menargetkan sebanyak 10.000 siswa akan mampu untuk bersekolah di Sekolah Rakyat.
“Nah di 100 titik kedua itu target ya, ini baru target, itu insyaallah sampai bisa menampung 10.000 siswa. Ini masih target. Belum realisasi,” sebutnya.
Ia berharap, pada akhir Juli mendatang, Kemensos sudah dapat memetakan mana saja daerah-daerah yang ditetapkan sebagai lokasi tambahan Sekolah Rakyat.
“Mudah-mudahan nanti di akhir Juli itu kita sudah punya, dapat gambaran, tentang lokasi-lokasi tambahan dalam rangka penyelenggaraan sekolah rakyat tahun ini,” kata Gus Ipul.
Sebelumnya, Gus Ipul menyatakan program Sekolah Rakyat akan mulai berjalan secara serentak pada Juli 2025. Gus Ipul menegaskan, program ini ditujukan untuk memberikan akses pendidikan bagi siswa dari keluarga kurang mampu.
“Sekolah Rakyat ini, seperti yang sering disampaikan Bapak Presiden Prabowo, adalah untuk keluarga yang kurang mampu, keluarga yang punya potensi putra-putrinya putus sekolah, atau bahkan sudah putus sekolah,” kata Gus Ipul, dalam keterangan tertulis, Senin (30/6/2025).
Sekolah Rakyat dirancang sebagai sekolah berasrama untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Seluruh siswa akan mengikuti pelajaran formal di siang hari, dan mendapat penguatan pendidikan karakter pada malam hari. Sedangkan, nilai-nilai agama, kepemimpinan, hingga keterampilan hidup menjadi bagian esensial kurikulum.
“Ada ekstrakulikulernya dan ada kegiatan lain yang menunjang, sehingga mereka diharapkan punya keterampilan-keterampilan sesuai dengan minatnya,” kata Gus Ipul.
Penulis: Naufal Majid
Editor: Abdul Aziz
Masuk tirto.id







































