Menuju konten utama

Kemenhub Usul ESDM & BUMN Bangun Stasiun Pengisi Daya Mobil Listrik

Kemenhub mengusulkan agar Kementerian ESDM dan BUMN ditugaskan membangun banyak Stasiun Pengisian Kendaraan listrik Umum (SPKLU).

Kemenhub Usul ESDM & BUMN Bangun Stasiun Pengisi Daya Mobil Listrik
Mitsubishi i-MiEV berpose di depan fasilitas pengisian daya kendaraan listrik di BPPT. FOTO/Dok. mitsubishi

tirto.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai ketersediaan Stasiun Pengisian Kendaraan listrik Umum (SPKLU) yang minim menghambat upaya mendorong penggunaan mobil bertenaga setrum.

Direktur Sarana Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kemenhub, Sigit Irfansyah mengaku mendengar keluhan dari para pelaku usaha yang terpaksa membangun sendiri stasiun pengisian di tempat yang terbatas sekaligus menelan biaya besar.

“Ini mahal sekali investasi SPKLU-nya. Bluebird mengeluh. Jangan swasta-swasta disuruh dulu, biar ESDM sama BUMN saja turun dulu. Operator sekarang mesti bikin dulu, seharusnya operator tinggal beli saja,” kata Sigit di Menara Kadin, Jakarta pada Selasa (27/8/2019).

Menurut Sigit, pemerintah perlu turun tangan agar swasta tidak kesulitan menghadapi proses transisi ke penggunaan kendaraan listrik, terutama untuk taksi dan sarana transportasi massal.

Dia mencontohkan pengoperasian bus listrik kini terkendala minimnya SPKLU. Belum lagi, operator bus harus menekan biaya operasional agar tarif terjangkau oleh masyarakat.

“Semua [angkutan umum] pakai solar subsidi. Angkutan umum electric vehicle disubsidi gak? Dari [Kementerian] Perhubungan cuma minta satu, langsung saja charging station dibangun," ujar dia.

"SPKLU ini masalah. [Untuk penyediaan] Bus [listrik] mah kita bisa kasih,” lanjut Sigit.

Direktur Marketing Blue Bird Group, Amelia Nasution membenarkan ketersediaan SPKLU penting guna mendorong penggunaan kendaraan listrik untuk transportasi umum.

Sebab, kata Amelia, selama ini sopir taksi listrik seringkali sulit menemukan stasiun pengisian daya untuk kendaraan bertenaga setrum.

Dia mencontohkan ada kasus sopir taksi listrik sedang mengantar tamu dari bandara ke Sukabumi, tapi kehabisan daya. Akibatnya mobil taksi listrik terpaksa diderek.

“Kalau baterai sisa 30 persen sopir [taksi listrik] sudah deg-degan. Charging port penting sekali untuk mobil listrik,” ucap Amelia.

Saat ini nilai investasi stasiun pengisian juga tergolong tinggi. Menurut dia, pembangunan stasiun pengisian daya kendaraan listrik melalui kerja sama dengan PT PLN membutuhkan investasi senilai Rp1 miliar per unit.

Amelia mengklaim Bluebird sudah menggelontorkan Rp40 miliar untuk pembelian 25 mobil BYD dan 5 unit tesla, yang dioperasikan sebagai taksi listrik, berikut 12 stasiun pengisiannya.

Baca juga artikel terkait MOBIL LISTRIK atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Addi M Idhom