tirto.id - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan, saat ini harga pengisian bahan bakar bagi kendaraan listrik Indonesia berada di kisaran Rp1.650 hingga Rp2.450 per Kwh.
Nilai ini, kata Rida, tergolong murah dibanding negara lain yang sudah relatif lebih maju dalam kendaraan listrik.
Harga ini akan berlaku pada Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) saat warga mulai mengisi, maka tarif ini menjadi patokan yang harus dibayar.
"Saat ini harga di Indonesia Rp1.650 per Kwh. Mahal atau murah kita liat benchmarking ke luar negeri. Paling tinggi harganya Rp2. 450 per Kwh," ucap Rida dalam acara bertajuk 'Kendaraan Listrik: Sebagai Solusi Pengurangan Polusi Udara dan Penggunaan BBM' di Hotel Le Meridien, Jumat (23/8/2019).
Dalam data yang dipaparkan Rida, Cina memiliki rentang tarif Rp1.485 hingga Rp5.643 per Kwh.
Sementara itu, di Jerman menjadi negara dengan biaya paling mahal. Harga pengisian kendaraan listriknya berada di rentang Rp8.316 hingga Rp13.662 per Kwh.
Jika dibandingkan dari negara Eropa dan Amerika, kata dia, rentang harga listrik Indonesia jauh berada di bawah. Namun, untuk rentang bawah, negara Cina memegang harga termurah dari negara mana pun.
"Kami kumpulkan data untuk beli setrum berapa Rp1.650 per Kwh harga listrik mahal atau tidak. ini ada sekian belas negara. Di Jerman tinggi. Lokasi untuk maksimumnya. Kita masih lebih murah dari negara-negara yang sudah menerapkan menggunakan mobil listrik," ujar Rida.
Namun, soal angka biaya pengisian kendaraan listrik di Indonesia kata Rida masih akan dikaji lebih lanjut.
Ia juga menargetkan bahwa pemerintah sudah memiliki angka pastinya per pekan depan.
"Ini mohon maaf belum bisa dipastikan. Mungkin minggu depan sudah ada kepastian," ucap Rida.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali
