Menuju konten utama

Kemenhub Ramp Check 21.679 Bus AKAP dan Pariwisata Jelang Nataru

Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) yang tersebar di seluruh Indonesia, melakukan ramp check bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan bus Pariwisata.

Kemenhub Ramp Check 21.679 Bus AKAP dan Pariwisata Jelang Nataru
Seorang sopir melintas di depan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang terparkir di Perwakilan Bus Borlindo di Makassar, Sulawesi Selatan.

tirto.id - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan melalui Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) yang tersebar di seluruh Indonesia, melakukan ramp check bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan bus Pariwisata. Ramp check atau inspeksi keselamatan tersebut untuk memastikan angkutan layak melayani penumpang jelang libur Natal dan Tahun Baru.

Direktur Sarana Transportasi Jalan, Danto Restyawan, ramp check dilakukan guna memastikan kelaikan armada demi keselamatan dan keamanan transportasi.

"Ramp check tidak hanya dilakukan menjelang angkutan Nataru saja namun pengecekan secara rutin dan mandiri dilaksanakan juga oleh PO Bus," kata Danto dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (15/12/2023).

Menurut Danto, ramp check jelang Nataru ini dimulai sejak awal November 2023 hingga mendekati Hari H. Danto juga menyebut, bila ditemukan kekurangan minor dapat diperbaiki sebelum pelaksanaan angkutan Nataru yang akan dimulai 19 Desember 2023 ini.

"Hingga kemarin sedikitnya 21.679 bus telah dilakukan pemeriksaan kelaikan," ujar Danto.

Dari jumlah tersebut, seperti yang dijelaskan Danto setidaknya sebanyak 14.321 diizinkan operasional, 4.610 armada mendapat peringatan perbaikan, 1.833 tilang dan dilarang operasional, dan 915 dilarang operasional. Seluruh rangkaian ramp check dilaksanakan di tiap Terminal Tipe A yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan.

"Kami imbau agar seluruh PO Bus baik AKAP maupun pariwisata agar seluruh armada memenuhi kelaikan sehingga dapat mengakomodir kebutuhan layanan pada angkutan Nataru," terang Danto.

Tidak hanya itu, Danto juga berpesan pada masyarakat yang akan menggunakan bus pariwisata untuk liburan, agar turut berperan aktif mengecek kesiapan armada yang akan disewa.

"Pengguna jasa harus mengetahui kondisi armada yang akan digunakan, cek dengan detil informasi bus dan status kelayakannya, guna mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pengecekan kelaikan bus dapat dilakukan melalui aplikasi Mitra Darat," kata Danto.

Masyarakat yang akan menyewa bus pariwisata juga diimbau untuk memberikan tempat istirahat bagi pengemudi di area lokasi wisata dan bila bermalam di area wisata atau tujuan, agar pengemudi dapat optimal pada saat mengendarai armada mengantar pengguna jasa keesokan harinya.

"Kami akan terus mengawal, mengawasi, dan monitoring perkembangan di lapangan. Ramp check jalan terus hingga angkutan Nataru dapat berlangsung selamat, aman, dan nyaman," pungkas Danto.

Potensi Kecelakaan Naik Jelang Natal dan Tahun Baru

Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, menuturkan berdasarkan survei Online Pergerakan Masyarakat pada Masa Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan 2023, menghasilkan diperkirakan sebanyak 26,03 juta jiwa (24,19 persen) warga akan bepergian dengan mobil pribadi.

Kemudian, sebanyak 20,14 juta jiwa (18,71 persen) memakai sepeda motor. Menggunakan kereta api antar kota 13,39 juta (12,63 persen), pesawat 13,38 juta (12,43 persen), bus 12,29 juta jiwa (11,42 persen), mobil sewa 8,31 juta jiwa (7,72 jiwa), kapal penyeberangan 4,81 juta jiwa (4,47 persen), mobil travel 4,81 juta (4,47 persen), kapal laut 2,08 juta jiwa (1,93 persen).

Menurut Djoko, jutaan kendaraan yang akan melintas di akhir tahun akan menantang dalam rekayasa lalu lintas agar lancar serta terutama memberi keselamatan dan keamanan masyarakat. Padahal, dengan berkendara pribadi, masyarakat bertanggung jawab dengan keselamatan dan keamanan sendiri dari aspek keandalan moda dan kompetensi.

"Potensi kecelakaan di masa Natal dan Tahun Baru dengan lonjakan mobilitas pemudik menjadi tantangan besar dan berat dalam pencegahan," ujar Djoko dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (15/12/2023).

Djoko mengatakan prinsip pengembangan wisata adalah 3A, yaitu accessibility (aksesibilitas), amenities (fasilitas) dan attraction (atraksi). Djoko pun menyoroti banyaknya kawasan wisata yang hanya mengandalkan atraksi saja dan lupa dengan dua aspek lainnya.

"Banyak kawasan wisata di Indonesia hanya mengandalkan A terakhir, yakni attraction, dan suka lupa dengan 2 A (accessibility dan attraction) yang lain. Kemudian, banyak juga kawasan wisata alam di Indonesia tidak bertahan lama," ungkap Djoko.

Djoko melihat ada dua potensi yang tidak terpisahkan, kecelakaan karena wisata dan melewati pelintasan. Kendaraan tak layak, tetapi masih dipakai, tidak terampil, tetapi mengemudi, dan kurang waspada atau tidak patuh aturan akan meningkatkan risiko kecelakaan.

"Masyarakat juga perlu mempertimbangkan musim hujan sehingga intensitas naik sebagai faktor lain yang memicu peningkatan potensi kemacetan dan kecelakaan. Akses menuju lokasi wisata yang rentan terkena banjir, longsor, ambles, licin, berliku, menanjak, dan menurun menjadi lebih berbahaya," kata Djoko.

Lebih lanjut, Djoko juga mengkritik banyaknya angkutan pariwisata yang tidak mau mengurus ijinnya, terutama pengusaha angkutan bus pariwisata yang menjual kendaraan kepada perusahaan angkutan lainnya.

Djoko membeberkan berdasarkan hasil investigasi di lapangan masih ditemukenali banyaknya overtime pengemudi yang tidak dipantau oleh Perusahaan. Kurangnya keterampilan pengemudi bus untuk mengenal jalan yang akan dilalui, sehingga sering terjadi bus pariwisata melalui kelas jalan yang tidak sesuai dengan ukuran bus.

"Masih banyak perusahaan bus wisata belum melakukan risiko perjalanan (risk journey) terhadap pengemudi bus wisata. Kerap kejadian kecelakaan lalu lintas disebabkan pengemudi belum memahami jalur yang akan dilewatinya," beber Djoko.

Djoko pun mendorong bus pariwisata untuk dapat dicek kondisi teknis kendaraan dan kemampuan pengemudinya. Kemenhub dalam hal ini menurut Djoko juga perlu andil dalam melakukan ramp check atau inspeksi keselamatan bus agar masyarakat yang menaiki bus tersebut dapat dengan aman dan nyaman. Sebab, keselamatan merupakan hal utama dalam hal ini.

"Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan harus melakukan ramp check atau inspeksi keselamatan pada bus pariwisata. Jika ditemukan salah satu dari seluruh elemen tidak dipenuhi, lebih baik bus pariwisata tersebut tidak dijalankan," kata Djoko.

Baca juga artikel terkait RAMP CHECK atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang