Menuju konten utama

Kembalinya Paul Scholes

Kisah bagaimana Paul Scholes memutuskan kembali bermain setelah pensiun dan tak memiliki sepatu bola.

Kembalinya Paul Scholes
Paul Scholes. FOTO/REUTERS

tirto.id - 23 Mei 2013. Setelah penampilannya yang ke-717 dalam laga melawan Swansea, Paul Scholes mengumumkan pensiun. Waktu itu usianya memang sudah sangat senja untuk ukuran pemain sepakbola—38 tahun. Apalagi untuk terus berada di level teratas seperti di Liga Premier Inggris. Selain itu, sejak pertengahan Januari ia selalu berada di bangku cadangan karena mengalami cedera lutut.

Sir Alex Ferguson, sehabis laga yang dimenangi Manchester United 2-1 itu, berbicara di hadapan penonton yang memenuhi Old Trafford:

“Sebelum saya berbicara tak keruan, saya ingin menyampaikan rasa hormat kepada Paul Scholes yang memutuskan pensiun hari ini,” katanya seperti dilansir Telegraph. “Ia sangat luar biasa. Salah satu pemain terbesar yang pernah dan akan dimiliki klub ini. Paul, kami ucapkan selama menikmati hari-harimu setelah pensiun.”

Tak Jadi Pensiun

Namun, itu bukan kali pertama Paul Scholes menyatakan pensiun. Dua tahun sebelumnya ia pernah juga menyatakan hal serupa. Akan tetapi, pada 8 Januari 2012, saat Manchester United akan menghadapi rival sekotanya Manchester City dalam putaran ke-3 Piala FA, Scholes memutuskan untuk kembali bermain.

Saat itu MU memang sedang dirundung masalah terutama di lini tengah. Upaya menggaet Samir Nasri gagal dimentahkan City dan Wesley Sneijder, yang merupakan target utama Sir Alex di musim panas, batal bergabung dari Inter. Selain itu, Anderson dan Tom Cleverly mengalami cedera hingga Sir Alex harus memasang Phil Jones dan Fabio yang sebenarnya merupakan pemain belakang. Keputusan Scholes untuk kembali bermain karena itu diharapkan bisa menambal kebolongan itu.

Keputusan itu tidak langsung diambil begitu saja. Ia berbicara dulu dengan rekan-rekan seangkatannya, terutama Gary Neville. Setelah merasa yakin, barulah ia mendatangi Alex Ferguson. Ia mengatakan niatnya untuk kembali membantu Manchester United.

"Saya akan minta David Gill mengurus kontrakmu," kata Sir Alex, demikian cerita Scholes. David Gill saat itu masih menjabat sebagai CEO Manchester United.

Kendati demikian, setelah sekitar 7,5 bulan absen, rupanya kembali ke lapangan hijau bukanlah hal mudah buat Paul Scholes. Ia, misalnya, baru menyadari bahwa sepatu bola yang biasa dipakainya saat melatih klub MU U-23 terlalu rusak untuk dipakai dalam pertandingan resmi. Ia sampai harus membeli sepatu bola di toko olahraga terdekat.

“Karena tidak memiliki sponsor, aku harus mencari sepatu bola ke toko terdekat dan membeli sepasang yang murah seharga £50 poundsterling. Kami tidak bisa membiarkan Nike tahu soal ini karena dengan begitu akan jelas aku kembali bermain,” ujar Scholes pada BT Sport sebagaimana dikutip Jack Kenmare di Sport Bible.

Sir Alex pun tidak memberitahu pemain lain mengenai kembalinya Scholes. Ia hanya menyuruh Scholes untuk datang ke Hotel Lowry sehari sebelum pertandingan dan menyuruhnya untuk “duduk manis atau minum anggur dan jangan memberitahu siapapun”.

Nama Scholes baru diumumkan satu jam sebelum kick-off. Scholes masuk di menit ke-59 menggantikan Nani. Di laga itu, Scholes mengenakan seragam bernomor punggung 22 karena nomor 18 yang selama 14 tahun dikenakannya sudah dipakai Ashley Young. Dalam laga itu, Scholes membawa klubnya melaju ke putaran Piala FA selanjutnya setelah mengalahkan Manchester City 2-3 di Etihad.

Penampilan Scholes Setelah Kembali

Pada pertandingan selanjutnya melawan Bolton Wanderers, pemain yang menderita asma sepanjang hidupnya ini menjadi starter dan mencetak gol pembuka kemenangan MU 3-0 atas lawannya tersebut. Gol tersebut merupakan gol pertamanya sejak terakhir kali ia mencetak gol untuk MU saat melawan Fulham pada Agustus 2010.

Gol kedua Scholes tercipta lewat tandukan kepala saat MU bertandang ke Carrow Road melawan Norwich City pada 26 Feburari setelah menerima umpan crossing dari Nani. Pada 8 April, ia membantu MU mengukuhkan diri di puncak klasemen dengan selisih 8 poin dari saingan terdekat mereka, Manchester City, setelah menyumbang gol saat mengalahkan Queens Park Rangers 2-0.

Dengan 6 pertandingan tersisa peluang MU untuk meraih gelar Liga Premier ke-20 seperti tinggal menunggu waktu. Namun, sayangnya MU tak bisa menjaga penampilannya. Di partai berikutnya MU kalah 1-0 saat bertandang ke kandang Wigan Athletic. Kendati Setan Merah kemudian mencukur Aston Villa 4-0 di kandang, akan tetapi pada dua laga berikutnya, MU bermain imbang 4-4 dengan Everton dan kalah 0-1 di laga derby saat bertandang ke Etihad yang membuat keduanya sama-sama memiliki poin 83.

Hanya menyisakan dua laga terakhir, dua klub sekota tersebut berhasil merebut poin sempurna. Sergio Aguero mencetak gol dramatis di babak perpanjangan waktu laga terakhir City melawan Queens Park Rangers yang berkesudahan 3-2 itu. Scholes mencetak gol ketiganya saat melawan Swansea di Old Trafford, akan tetapi hal itu tak mampu membawa klubnya meraih gelar juara karena kalah jumlah selisih gol.

Pada musim 2012/2013 MU akhirnya berhasil meraih gelar Liga Premier ke-20, akan tetapi penampilan Scholes tak sebaik musim sebelumnya yang menempati urutan ketiga dalam daftar FWA Player of the Year meski hanya mulai bermain di pertengahan musim. Faktor usia memang tak bisa dibohongi.

Pada musim itulah Scholes akhirnya benar-benar pensiun. Pada saat yang sama, Sir Alex pun berhenti menukangi Manchester United.

Infografik Paul scholes

Karier Selepas Pensiun

Karier Paul Scholes selepas menjadi pemain bola tak jauh dari dunia sepakbola. Bersama rekan setimnya seperti Ryan Giggs, Garry Neville, Nicky Butt, dan Phil Neville, Scholes membeli klub sepakbola amatir Salford City pada Maret 2014. Selain itu, Scholes pun menjadi pandit dengan meneken kontrak dengan BT Sport selama empat tahun setelah sebelumnya pada 2013 ia melakukannya untuk Skysport.

Dikenal sebagai sosok pendiam dan tak suka menonjolkan diri, banyak yang menilai komentar-komentarnya sebagai pandit terasa menyegarkan karena Scholes selalu menjawab jujur, apa adanya, tanpa takut menyinggung siapapun.

Scholes memulai kariernya sebagai pandit karena bujukan Gary Neville. Rekannya tersebut menyarankannya untuk tampil di Skysport kala MU—yang saat itu di bawah asuhan David Moyes—takluk 0-3 oleh City di hadapan pendukungnya sendiri.

Sebagaimana dilaporkan Independent, Garry Neville tak bisa menahan senyumnya tatkala Scholes dengan kalem menguliti penampilan MU di studio. Semua orang yang ada di ruangan pers Old Trafford kala itu terdiam satu-persatu, termasuk para jurnalis, dan mendengarkan ulasan tajam Scholes di layar televisi.

Ditanya apakah ia pernah berpikir untuk menjadi pandit tatkala masih jadi pemain, Scholes menjawab tidak.

“Saya kira saat masih jadi pemain saya lebih banyak berkonsentrasi pada permainanku. Saya tidak terlalu suka diwawancarai pada waktu itu karena saya tidak ingin membaca apa yang saya katakan di Sabtu pagi ketika saya akan bermain di sore harinya. Saya ingin berkonsentrasi penuh pada permainan dan sepakbola,” ujarnya pada Independent.

Yang menjadi “korban” keganasan komentar Scholes tak hanya David Moyes. Louis van Gaal dan Jose Mourinho pun sempat merasakannya.

Van Gaal pernah berkata bahwa apa yang dilakukan Scholes menciptakan atmosfer negatif untuk tim. Sebaliknya, baru-baru ini Mourinho membalas kritikan berkali-kali Scholes tentang penampilan buruk pemain termahal MU, Paul Pogba, dengan mengatakan “bahwa bukan salah Pogba, dia menghasilkan lebih banyak uang daripada Paul Scholes.”

Selain menjadi pandit di televisi, Scholes pun meneken kontrak untuk menjadi kolumnis di Independent.

Baca juga artikel terkait MANCHESTER UNITED atau tulisan lainnya dari Bulky Rangga Permana

tirto.id - Olahraga
Reporter: Bulky Rangga Permana
Penulis: Bulky Rangga Permana
Editor: Zen RS