Menuju konten utama

Kelas Tirto x KB Bank di Esa Unggul Bahas Perubahan Bisnis Media

Kelas Tirto x KB Bank di Universitas Esa Unggul menghadirkan diskusi yang membahas pola pergeseran industri media di tengah perkembangan teknologi.

Kelas Tirto x KB Bank di Esa Unggul Bahas Perubahan Bisnis Media
Sesi diskusi pergeseran industri media dalam Kelas Tirto di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul. tirto.id/Jason

tirto.id - Tirto menyelenggarakan Kelas Tirto di Universitas Esa Unggul, Jakarta, pada Senin, 16 Juni 2025. Diskusi tentang pergeseran industri media mengisi salah satu sesi di Kelas Tirto yang terselenggara berkat kolaborasi dengan KB Bank tersebut.

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Erna Febriani, menilai diskusi yang dikemas dalam format talk show itu menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengenali perkembangan bisnis media saat ini.

Diskusi tersebut, kata Erna, juga dapat membantu mahasiswa mempersiapkan diri sebelum memutuskan untuk berkarier di industri media.

"Ini [diskusi tentang industri media] akan memberikan banyak pengalaman, karena saat ini kalau kita berbicara tentang industri media, industri ini merupakan salah satu potensi untuk mahasiswa komunikasi," kata Erna dalam sambutannya.

Dalam forum yang sama, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Indriati Yulistiani, mengatakan pergeseran industri media merupakan dampak berkelanjutan dari perkembangan teknologi.

Menurut dia, perkembangan teknologi secara tidak langsung memberikan pengaruh kepada publik dalam cara mengonsumsi informasi. Masyarakat cenderung memilih media yang selaras dengan kebutuhannya.

"Tuntutan [perkembangan teknologi] ini berkaitan dengan [cara] masyarakat menyikapinya, terutama gen Z dan milenial. Kalau kita lihat, kemampuan mereka untuk mengikuti sebuah item itu semakin pendek sehingga mereka makin tidak terpapar media konvensional. Jadi, wajar kalau kemudian mereka mencari media yang dianggap paling pas," ujar Indriati.

Sementara itu, Pemimpin Redaksi Tirto, Rachmadin Ismail, menilai pergeseran di industri media saat ini merupakan momentum bagi pengelola media untuk beradaptasi.

"Industri [media] sedang berubah. Akhirnya, kami pun harus berubah. Jadi perubahan ini memang keniscayaan yang memang akan terjadi dalam sebuah siklus, kalau menurut kami, di mana yang akan bertahan justru mereka yang mau belajar dan mau untuk beradaptasi,” kata Rachmadin.

Dia menekankan, masyarakat telah bergeser mencari informasi dari media sosial. Hal ini, kata Rachmadin, ditunjukkan melalui persentase media yang hanya memegang 10-20 persen bagian ekosistem informasi. Sebelumnya, Rachmadin mengatakan, media mampu mendominasi 80-90 persen ekosistem.

Merespons pergeseran ini, Rachmadin mengatakan, Tirto beradaptasi menjadi kurator informasi. Ia menyebut, Tirto bergerak sebagai pemeriksa fakta yang memverifikasi alih-alih mengejar informasi sebanyak-banyaknya.

"Kami tidak lagi berlomba-lomba dengan media lain untuk membikin informasi breaking news sebanyak-banyaknya," kata dia.

Dia menambahkan, perubahan ini merupakan keunikan yang ditekankan oleh Tirto sebagai media fact-checker yang mengantongi lisensi International Fact Checking Network (IFCN).

“Jadi unique selling proposition media ke depan menurut saya seharusnya memang jadi fact checker. Di tengah derasnya informasi, kita ingin punya satu platform yang memang nanti bisa jadi acuan kalau mau cek ini [informasi] salah atau benar," sambungnya.

Merespons ini, Indriati menilai media sepatutnya menjadi penyeimbang sebaran informasi yang massif dari berbagai sumber. Ia mengatakan, konsep fact-checking yang diusung oleh Tirto dapat membantu pengguna media sosial dalam menyortir informasi.

"Kehadiran Tirto menjadi balancing untuk cross-check fakta, saya pandang sebagai sesuatu yang justru menjadi jalan tengahnya sehingga mungkin anak-anak yang terbiasa menelan mentah-mentah informasi apa pun yang ada di sosial media, ini bisa ada barrier-nya, bisa ada firewall-nya yang sehingga membuat mereka tidak langsung mengambil apa pun yang ada," kata Indriati.

Indriati menambahkan, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul juga beradaptasi untuk merespons pergeseran di industri. Misalnya dengan menyediakan mata kuliah AI for Communication, peminatan Digital Content Creation yang baru saja dirilis, hingga menghadirkan Laboratorium Kreatif Digital.

Pada kesempatan yang sama, Universitas Esa Unggul mengumumkan finalis dan pemenang dari perlombaan solo siniar bertajuk “Gen Z for the SDGs.” Siniar ini menyoroti program-program utama SDGs.

Selain itu, ada pula gelar wicara literasi keuangan bersama pakar finansial dari KB Bank. Melalui kesempatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar soal urgensi pengetahuan finansial. Mereka berpeluang pula meraih hadiah menarik melalui lucky draw.

Baca juga artikel terkait KELAS TIRTO atau tulisan lainnya dari Shofiatunnisa Azizah

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Shofiatunnisa Azizah
Editor: Addi M Idhom