tirto.id - Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak melalui akun Twitter pribadinya meminta maaf kepada Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Dahnil pada cuitannya menuliskan "Ketika wibawa bangsa dipermalukan oleh laku politik klaim dan kebohongan. Mohon maaf Tun Dr @chedetofficial perilaku klaim dan kebohongan mereka, sama sekali tidak merepresentasikan rakyat Indonesia."
Permintaan maaf itu dilakukan Dahnil karena menganggap adanya klaim kebohongan dari Pemerintah Indonesia soal pembebasan Siti Aisyah yang didakwa membunuh Kim Jong Nam.
Ketika wibawa bangsa dipermalukan oleh laku politik klaim dan kebohongan . Mhn maaf Tun Dr @chedetofficial prilaku klaim dan kebohongan mrk, sama sekali tdk merepresentasikan rakyat Indonesia.
— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) March 13, 2019
Pemerintah berhasil membebaskan WNI asal Serang, Banten, Siti Aisyah dari jeratan hukum Malaysia, Senin (11/3/2019). Kasus ini terkait dengan dugaan pembunuhan terhadap Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un.
Siti dibebaskan setelah jaksa mencabut dakwaan dalam proses persidangan. Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly menyatakan, pembebasan Siti Aisyah merupakan bukti kehadiran pemerintah untuk warga negara Indonesia.
"Ini adalah satu proses panjang, upaya yang dilakukan dalam rangka membantu saudara Aisyah dan memastikan kehadiran negara sesuai dengan Nawacita," kata Yasonna di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (11/3/2019).
Menurut dia, pembebasan ini juga melibatkan seluruh instansi, bahkan Presiden Jokowi pun ikut turun tangan dalam pembebasan Siti Aisyah.
"Bapak presiden sudah berkomunikasi baik dengan pemerintahan sebelumnya, di bawah pimpinan masih Pak PM Najib maupun dengan Tuan Mahathir," sebut Yasonna.
Politikus PDIP ini mengaku, Kemenkumham juga sempat menyurati Jaksa Agung Malaysia Tomy Thomas agar mencabut dakwaan terhadap Siti Aisyah.
Editor: Maya Saputri