tirto.id - Jadwal sidang isbat penentuan awal puasa 2024 akan dilakukan Kementerian Agama (Kemenag) RI pada Minggu (10/3/2024) mendatang. Sidang isbat yang diadakan di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat akan memutuskan apakah Ramadhan 1445 H akan dimulai pada Senin, 11 Maret 2024 atau pada Selasa, 12 Maret 2024.
Sidang isbat adalah sidang yang digelar untuk menetapkan awal bulan dalam kalender Hijriah. Mengutip situs web Kemenag, sidang isbat diadakan sejak dekade 1950-an, sedangkan yang resmi dipimpin Menteri Agama pertama kali dilakukan pada 1962. Sidang isbat ini menjawab kebutuhan umat Islam terkait keputusan kapan hari pertama Ramadan dan Syawal yang bersifat nasional.
Dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, disebutkan bahwa terdapat 3 bulan dalam kalender hijriah yang ditetapkan oleh pemerintah RI, dalam hal ini menteri agama, yaitu Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Jadwal Sidang Isbat Awal Puasa 2024
Jadwal sidang isbat penentuan awal bulan puasa seperti biasa akan digelar pada 29 Syaban, atau pada hari yang dianggap sebagai hari terakhir bulan Syaban. Pada tahun ini, 29 Syaban 1445 H bertepatan dengan Minggu, 10 Maret 2024.
Melansir situs web Kemenag, sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1445 H akan melibatkan banyak pihak. Di antaranya, Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama, para duta besar negara sahabat dan perwakilan ormas Islam. Kemudian perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pimpinan MUI, dan Komisi VIII DPR RI.
“Sidang isbat ini merupakan salah satu layanan keagamaan bagi masyarakat untuk mendapat kepastian mengenai pelaksanaan ibadah,” keterangan Kemenag dalam rilisnya.
Dalam pelaksanaan sidang isbat, terdapat 3 tahap. Yang pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadhan 1445 H yang mengacu pada hasil hisab (perhitungan astronomi). Pemaparan ini disampaikan oleh Tim Hisab Rukyat Kemenag RI.
Tahap kedua, adalah sidang isbat yang dilakukan secara luring. Pelaksanaan sidang isbat ini berlangsung secara tertutup dan dipimpin oleh Menteri Agama. Dalam tahap ini, data hisab akan diolah dibandingkan dengan hasil rukyatul hilal di 134 lokasi di seluruh Indonesia.
Tahap ketiga adalah telekonferensi pers hasil sidang isbat. Sesi ini biasanya digelar usai sidang isbat hingga mendekati shalat isya. Telekonferensi pers ini akan disampaikan oleh Menteri Agama dan disiarkan oleh berbagai stasiun televisi nasional.
"Tahap ketiga, konferensi pers [secara terbuka] hasil Sidang Isbat yang juga disiarkan melalui media sosial Kemenag," terang Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kamaruddin Amin.
Mulai 2022, Tim Hisab Rukyat Kemenag RI berpedoman pada kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) untuk penentuan awal puasa. Dalam kriteria tersebut, syarat terjadinya imkanur rukyah (visibilitas hilal) adalah jika posisi hilal saat matahari terbenam mencapai ketinggian minimal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Jika posisi hilal belum memenuhi ketinggian dan sudut elongasi tersebut, hari terakhir dalam bulan hijriah akan ditambahkan sehari. Oleh karenanya, sidang isbat penentuan awal puasa 2024 akan menjadi penentu apakah Syaban 1445 akan berlangsung 29 hari hingga Minggu, 10 Maret 2024, atau selama 30 hari hingga Senin, 11 Maret 2024.
Tanggal Awal Puasa 2024 Muhammadiyah
Salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah telah jauh-jauh hari menetapkan kapan 1 Ramadan 1445 H. Muhammadiyah akan memulai puasa pada Senin (11/3), sebagaimana yang diumumkan dalam acara konferensi pers di Kantor Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Yogyakarta, pada 20 Januari 2024 lalu.
Muhammadiyah berpedoman pada hasil hisab Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dengan metode hisabhakiki melalui kriteria wujudul-hilal. Wujudul hakiki merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pada saat matahari terbenam dan bulan belum terbenam.
“Hisab hakiki adalah metode hisab yang berpatokan pada gerak benda langit, khususnya matahari dan bulan faktual (sebenarnya). Gerak dan posisi bulan dalam metode ini dihitung cermat untuk mendapatkan gerak dan posisi bulan yang sebenarnya dan setepat-tepatnya sebagaimana adanya,” tulis rilis Muhammadiyah dalam Maklumat PP Muhammadiyah 1/MLM/1.01/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah.
Terdapat 3 kriteria penentuan awal bulan dalam metode Muhammadiyah. Pertama, sudah terjadi ijtimak (konjungsi) antara bulan dan matahari. Kedua ijtimak terjadi sebelum terbenam matahari. Dan ketiga, ketika matahari terbenam dan bulan belum terbenam, bulan masih berada di atas ufuk.
“Apabila ketiga kriteria tersebut sudah terpenuhi, maka dikatakanlah “hilal sudah wujud”. Sebaliknya, apabila salah satu saja dari tiga kriteria tersebut tidak dipenuhi, akan dikatakanlah “hilal belum wujud”,” tulis keterangan yang ditandatangani Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti.
“Ijtimak jelang bulan Ramadan 1445 H terjadi pada Ahad Legi, 29 Syakban 1445 H bertepatan dengan 10 Maret 2024 M, pukul 16.07.42 WIB. Ijtimak ini terjadi pada momen yang sama untuk seluruh muka bumi, hanya saja jamnya tergantung pada jam di tempat bersangkutan,” keterangan Muhammadiyah soal kriteria pertama.
Lebih lanjut, Muhammadiyah menerangkan kriteria kedua dan ketiga juga telah diketahui. Tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta 10 Maret 2024 adalah 00 derajat 56' 28'' (hilal sudah wujud). Selain itu, pada saat matahari terbenam hari tersebut, bulan sudah berada di atas ufuk (hilal sudah wujud) di berbagai wilayah Indonesia kecuali di Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Raya.
Berpedoman dengan data hisab tersebut, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H akan bertepatan dengan Senin, 11 Maret 2024. Sementara itu, lebaran atau 1 Syawal jatuh pada 10 April 2024, sedangkan 1 Zulhijah pada 17 Juni 2024.
Tanggal Awal Puasa 2024 Versi NU
Sementara itu, Nahdlatul Ulama (NU) akan mengikhbarkan awal Ramadan 1445 H pada 29 Syakban atau pada Minggu (10/3).
Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar NU (LF PBNU) KH Sirril Wafa menjelaskan, NU akan melaksanakan rukyatul hilal untuk menentukan awal puasa.
Rukyatul hilal itu dilakukan secara serentak oleh LFNU daerah di sejumlah titik yang telah ditentukan, seperti pinggir pantai yang mengarah ke barat maupun di gedung-gedung tinggi dengan ufuk barat yang tidak terhalang.
"Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, rukyatul hilal serentak dilakukan oleh LF-LF daerah di lokasi rukyat yang telah ditentukan," terang Sirril dilansir dari NU Online, Jumat (23/2).
Setidaknya terdapat 50 hingga 60 titik rukyat yang tersebar di berbagai wilayah, mencakup zona Indonesia timur, tengah, dan barat.
Pemantauan itu melibatkan sejumlah pihak, seperti Kementerian Agama setempat, Pengadilan Agama, BMKG, dan masyarakat. Hasil dari pantauan NU sekaligus jadi salah satu data yang digunakan saat Sidang Isbat Kemenag RI.
Jika pada 29 Syaban 1445 H tersebut, berdasarkan hasil rukyatul hilal, awal puasa sudah memenuhi syarat, maka hari berikutnya ditetapkan sebagai hari pertama puasa. Namun, jika tidak, 1 Ramadhan 1445 H akan ditetapkan bertepatan dengan Selasa, 12 Maret 2024.
Pada 2022, Muhammadiyah terlebih dahulu menjalani puasa karena 1 Ramadhan 1443 H berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal ditetapkan pada 2 April 2022. Sementara itu, pemerintah dan NU ketika itu memutuskan awal Ramadhan jatuh pada 3 April 2022, mengacu pada kriteria MABIMS.
Pada 2023 lalu, hasil sidang isbat Kemenag RI menetapkan awal puasa bertepatan dengan 23 Maret 2023. Sementara itu, Muhammadiyah juga memulai Ramadhan 1445 H pada tanggal yang sama. Tahun lalu, yang berbeda tanggal adalah 1 Syawal 1444 H. Muhammadiyah menetapkan lebaran pada 21 April, sedangkan pemerintah pada 22 April.
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Fitra Firdaus