Menuju konten utama

Jusuf Kalla: Indonesia Masih Membutuhkan Teknologi Milik Freeport

"Kita masih membutuhkan teknologi dari Freeport,” jelas JK

Jusuf Kalla: Indonesia Masih Membutuhkan Teknologi Milik Freeport
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat menghadiri buka puasa bersama dalam Silahturahmi Nasional Partai Golkar di Jakarta, Jumat (1/6/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Freeport McMoran telah menyepakati pelepasan 51 persen saham anak usahanya, PT Freeport Indonesia kepada Inalum. Perusahaan pertambangan itu akan menyelesaikan transaksi pembelian pada dua bulan ke depan dengan nilai transaksi 3,85 miliar dolar AS.

Selain itu, Inalum akan menggelontorkan 3,5 miliar dolar AS untuk membeli 40 persen hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia.

Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah memang hanya melakukan divestasi saham sebesar 51 persen dan tidak secara keseluruhan. “Karena kita masih membutuhkan teknologi dari Freeport,” jelas JK di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (18/7/2018).

Indonesia, lanjut dia, bisa saja melalukan divestasi lebih dari 51 persen, namun penggunaan teknologi menjadi hal utama dalam kerja sama ini selain pemasaran serta operasional.

Kendati demikian, JK yakin ke depannya Indonesia akan menguasai semua kepemilikan saham sehingga bisa memberikan keuntungan besar bagi negara. Salah satu keuntungannya ialah aspek tenaga kerja dalam negeri yang menguasai bidang pertambangan akan bertambah.

“Itu juga merupakan tujuan Indonesia yang ingin menguasai saham secara mayoritas,” tutur Wakil Presiden Indonesia ke-12 itu.

Saat ini pemerintah sedang membahas aturan tentang stabilitas investasi Freeport. Pada bahasan tersebut, ada poin yang mengatur tentang kewajiban penerimaan negara yang berasal dari Freeport.

Diharapkan, penerimaan kas negara lebih tinggi akibat kerja sama tersebut. “Pendapatan negara dari Freeport akan digunakan untuk kemajuan bangsa, termasuk kemajuan Papua,” terang Kalla.

Baca juga artikel terkait FREEPORT atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Alexander Haryanto