Menuju konten utama

Jumat Agung: Kaum Muda Visualisasikan Jalan Salib Bernuansa Jawa

Keunikan acara ini adalah pelaku berasal dari kalangan anak muda namun dalam kemasan budaya Jawa.

Jumat Agung: Kaum Muda Visualisasikan Jalan Salib Bernuansa Jawa
Para pemuda melakukan visualisasi jalan salib saat peringatan Jumat Agung. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc/17.

tirto.id - Kaum muda Katolik Gereja Paroki Santo Ignatius Kota Magelang, Jawa Tengah, menggelar visualisasi penyaliban Yesus Kristus dalam kemasan budaya Jawa, dengan tema Karsa Dalem Kalampahana (Terjadilah kehendak-Mu).

"Peristiwa ini mengingatkan umat betapa besar cinta kasih Allah kepada manusia. Harapannya, kita semua taat dan setia mendengarkan kehendak Allah," kata Romo Yunarvian yang akrab disapa Romo Yuyun itu dalam bahasa Jawa, Jumat (30/3/2018), dilansir Antara.

Ketua OMK Gereja Paroki Santo Ignatius Kota Magelang yang juga pengarah visualisasi jalan salib tersebut, Valentino Oktalibra, menjelaskan tentang keunikan acara itu, terutama pelaku yang dari kalangan anak muda namun dalam kemasan budaya Jawa.

Ia menyebut berbagai persiapan visualisasi jalan salib dengan tema Karsa Dalem Kalampahana itu sejak sekitar 1,5 bulan lalu.

Pesan sentral yang hendak diteladani dalam visualisasi tersebut, ujarnya, menyangkut sosok Bunda Maria yang kuat dan taat kepada kehendak Allah.

"Ia melihat anak-Nya (Yesus, red.) disalib, disiksa, tetapi tetap kuat, tidak memusuhi mereka, tidak memusuhi para tentara, tidak marah kepada Tuhan. Tetapi menerima kehendak Tuhan," ujarnya.

Ia menyebut drama jalan salib bernuansa budaya Jawa itu juga untuk menumbuhkan kecintaan kalangan muda terhadap kearifan lokal.

"Ini jalan salib dalam budaya Jawa, selain menumbuhkan kecintaan orang-orang muda terhadap budaya sendiri dan juga bisa dinikmati oleh para umat dan mereka yang usia tua," ujarnya.

Para pelaku drama penyaliban Yesus sebagai peringatan Jumat Agung (wafat Yesus di salib) mengenakan pakaian adat Jawa, seperti pemeran Yesus berbaju lurik dan penutup kepala berupa iket, Bunda Maria mengenakan jarit, kebaya warna putih, dan berkerudung, Pilatus berkostum kebesaran seorang raja, para imam agung berpakaian ala priyayi Jawa, sedangkan para prajurit lainnya mengenakan seragam pasukan bergada.

Ratusan umat mengikuti drama di seluruh ruang terbuka kompleks Gereja Paroki Santo Ignatius di pusat Kota Magelang itu, yang juga disaksikan Vikep Kedu Romo Krisno Handoyo dan imam gereja paroki setempat Romo Yunarvian Dwi Putranto, serta para pemuka umat setempat.

Mereka yang memainkan visualisasi penyaliban Yesus itu berjumlah sekitar 45 orang, terutama mereka yang tergabung dalam peguyuban Orang Muda Katolik, Pendampingan Iman Remaja Gereja Santo Ignatius Kota Magelang, dan pelajar SMA Kristen Indonesia Kota Magelang.

Drama yang dinarasikan oleh pemain dengan menggunakan bahasa Jawa itu meliputi sejumlah babak, antara lain peristiwa Yesus bersama sejumlah murid di Taman Getsemani, Yesus dihadapkan kepada para imam agung, pengadilan Yesus dipimpin Pilatus.

Baca juga artikel terkait PERAYAAN PASKAH

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani