tirto.id - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan ada tiga instruksi Presiden Joko Widodo dalam penanganan kasus kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182.
"Pertama, penanganan musibah harus cepat untuk mendapatkan black box, agar segera ditemukan dan diambil. Begitu juga jenazah korban, potongan tubuh pesawat juga diangkat," kata dia Jakarta International Container Terminal II Tanjung Priok, Selasa (12/1/2021).
Kedua, asuransi dan hak-hak para korban harus segera diberikan kepada keluarga sesuai dengan ketentuan. Ketiga, penyebab kecelakaan harus segera ditemukan dan dijadikan pembelajaran untuk meningkatkan kinerja penerbangan nasional.
Selanjutnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan kotak hitam jenis flight data recorder (FDR) atau perekam data penerbangan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 telah ditemukan dalam rentang 2 jam 40 menit usai ditemukan serpihan FDR. Kotak hitam lain yakni CVR diprediksi tak jauh dari letak FDR.
“Pukul 16.40, KSAL melaporkan bahwa FDR sudah ditemukan dan underwater acoustic beacon ditemukan sebanyak dua, artinya cockpit voice recorder (CVR) masih perlu dicari tanpa bantuan beacon tersebut,” ujar Hadi.
Data rekaman penerbangan itu akan diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) guna penyelidikan lanjutan.
Hingga kini tim SAR gabungan masih berupaya untuk mencari serpihan pesawat dan para korban. Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang kontak pada pukul 14.40, Sabtu (9/1/2021).
Lokasi jatuh diperkirakan di sekitar perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Pesawat itu mengangkut 62 jiwa, terdiri dari: 6 awak pesawat dan 56 penumpang. Rinciannya: 43 dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi. Sriwijaya Air SJ-182 menggunakan jenis pesawat Boeing 737-500, yang digunakan untuk penerbangan jarak pendek hingga menengah.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Zakki Amali