tirto.id - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) berhasil mengevakuasi 29 kantong jenazah yang diduga berisi bagian tubuh penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Sehingga pada Senin (11/1/2021) pukul 22.05 WIB, Basarnas berhasil mengevakuasi total 74 kantong jenazah korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 selama tiga hari pencarian.
"Yang berarti kita sudah menemukan total sebanyak sampai 74 kantong jenazah," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito di dermaga JICT II Tanjung Priok, Jakarta, dikutip dari Antara.
"Untuk bagian tubuh korban seluruhnya sudah kami serahkan ke Disaster victim investigation (DVI), dan untuk material pesawat kami serahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)."
Selain itu, Basarnas juga mendapat temuan tambahan berupa 16 kantong puing kecil Sriwijaya Air SJ182 serta potongan besar pesawat sebesar 24 kantong.
Pada hari keempat ini, Tim SAR akan fokus ke pencarian korban dan kotak hitam (black box) dalam operasi pencarian Sriwijaya Air SJ182, Selasa (12/1/2021).
Penemuan potongan besar badan pesawat dan potongan tubuh korban menjadi salah satu petunjuk keberadaan kotak hitam Sriwijaya Air SJ182.
Dalam pencarian di hari keempat ini, Tim SAR bakal menggunakan kapal yang memiliki kemampuan deteksi bawah air, kata Direktur Operasi Badan SAR Nasional (Basarnas) Rasman MS.
“Kegiatan di laut tetap seperti rencana operasi semula, kita bagi di dalam enam sektor. Enam sektor ini kita fokuskan (kotak hitam) memang,” kata Rasman.
Data dari DVI Polri
Berdasarkan data dari Humas Polri, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah menerima 16 kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 per 11 Januari 2021 pukul 09.00 WIB.
Selanjutnya pada Selasa, DVI Polri kembali menerima kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu sebanyak 56 kantong jenazah.
“Kemudian juga kami telah menerima 56 kantong jenazah dan juga 8 kantong properti,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono di RS Polri, Jakarta Timur, dikutip dari humas.polri.go.id.
Selain itu, DVI Polri juga menerima 58 sampel DNA dari keluarga korban. Tercatat hingga pukul 09.00 WIB. “Sampai dengan jam 9 pagi tim DVI telah terima sebanyak 58 sample DNA dari keluarga korban,” jelasnya.
Temuan-temuan itu akan segera di periksa oleh tim antemortem dan postmortem. Setelah datanya lengkap, tim DVI akan melakukan kecocokan dengan keluarga.
“Data antermortem maupun postmortemnya akan dilakukan tindak lanjut tindakan rekonsiliasi ataupun kecocokan kedua data tersebut sehingga akan kita identifikasi korban-korban dari kecelakaan Sriwijaya,” jelas Rusdi.
Tim DVI Polri sebelumnya telah mengidentifikasi satu jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air. Identitasnya adalah Okky Bisma. Okky Bisma berjenis kelamin laki-laki dengan golongan darah O.
Berdasarkan data di e-KTP, Okky Bisma berstatus pelajar/mahasiswa namun dia diketahui merupakan pramugara Sriwijaya Air. Okky Bisma beralamat di Jakarta dan berusia 29 tahun.
Kronologi Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182
Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor register PK-CLC SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB.
Skedul keberangkatannya sempat terhambat, status delay. Pesawat ini dijadwalkan akan sampai di Bandar Udara Internasional Supadio Pontianak, pada pukul 15.15.
Pesawat jenis Boeing 737-500 ini hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
Berdasarkan data flightradar24.com, pada kecepatan terakhir pesawat tersebut 358 knots dalam ketinggian 250ft. Tepat satu detik sebelumnya, kecepatan pesawat tersebut, 287 knots dengan ketinggian 10.800ft.
Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Editor: Agung DH