tirto.id - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berhasil mengunduh data percakapan di dalam kokpit pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di area Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021. Data itu diharapkan mengungkap alasan jatuhnya pesawat yang membawa 56 penumpang, 4 awak kabin, dan 2 pilot tersebut.
"Pada tanggal 1 April 2021 data CVR (Cockpit Flight Recorder) berhasil diunduh di laboratorium KNKT dan didapatkan rekaman percakapan selama 2 jam termasuk percakapan penerbangan yang mengalami kecelakaan," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono lewat keterangan pers pada Selasa (13/4/2021).
Soerjanto menjelaskan, data percakapan itu terdapat di 4 channel CVR dan terdapat gangguan pada channel ke-4 CVR tersebut. Walau begitu, temuan itu menambah data penting bagi investigasi penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 dan hasilnya akan disampaikan dalam laporan akhir.
Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 atau SJ182/SJY182 hilang kontak pada pukul 14.40, Sabtu (9/1/2021). Diperkirakan pesawat jatuh di sekitar perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Tiga hari berselang, tim pencari menemukan Flight Data Recorder (FDR) dan mengolah datanya, hasilnya pun telah disampaikan dalam laporan awal investigasi pada 10 Februari lalu.
Namun, hingga saat itu CVR belum ditemukan. Tim KNKT dan tim penyelam dari Pulau Pari melanjutkan pencarian di sekitar lokasi penemuan FDR, tetapi hasilnya nihil. Dinas Penyelamatan Bawah Air TNI-AL pun dikerahkan tetapi masih belum juga mendapatkan hasil. Cuaca dan jarak pandang menjadi kendala terbesar pencarian ini.
Akhirnya didatangkan kapal King Arthur 8 dari Pacitan, Jawa Timur pada 25 Maret 2021 untuk memulai metode penyedotan lumpur untuk mencari CVR. Pada 30 Maret pukul 20.05 WIB, CVR ditemukan di penampungan serpihan kapal King Arthur 8.
"Setelah ditemukannya semua bagian blackbox ini memberikan titik terang untuk dapat mengusut penyebab terjadinya kecelakaan yang meluluhlantakkan seluruh isi pesawat agar kecelakaan dengan penyebab yang sama tidak kembali terulang di kemudian hari," kata Soerjanto.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Maya Saputri