Menuju konten utama

Jokowi soal TNI Luka akibat Serangan Israel: Enggak Boleh Itu!

Jokowi menilai, aksi Israel menyerang pasukan perdamaian UNIFIL dan melukai 2 prajurit TNI yang bertugas di sana telah melanggar hukum.

Jokowi soal TNI Luka akibat Serangan Israel: Enggak Boleh Itu!
Presiden Joko Widodo usai meresmikan Istana Negara, Ibu Kota Nusantara, Jumat (11/10/2024)., Jumat (11/10/2024)

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengutuk serangan Israel ke Lebanon yang berakibat pada tertembaknya pasukan UNIFIL di wilayah tersebut.

Hal itu menanggapi sikap pemerintah Indonesia setelah dua anggota TNI, satu anggota TNI AD dan satu anggota TNI AL, yang bertugas sebagai pasukan perdamaian UNIFIL mengalami luka tembak akibat serangan Israel ke arah Lebanon.

"Indonesia mengutuk keras serangan Israel baik ke Gaza, baik ke Lebanon, dan yang terakhir ke UNIFIL di Lebanon," kata Jokowi di Aceh, Selasa (15/10/2024).

Jokowi menilai, aksi Israel melukai pasukan TNI yang bertugas di UNIFIL telah melanggar hukum militer terkait aturan perang. Dia menjelaskan bahwa posisi pasukan perdamaian adalah netral yang tak boleh menyerang maupun diserang.

"Mengutuk keras, enggak boleh itu! Yang namanya pasukan perdamaian kok ikut ikutan diserang, ada yang luka lagi," tegas Jokowi.

Terpisah, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Muhammad Ali, mengungkapkan, TNI AL akan tetap menugaskan pasukannya untuk menjadi bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).

"Ya, sementara kita sesuaikan dengan perintah dari Panglima dan dari PBB juga bahwa unit itu akan tetap bertahan di sana," kata Ali di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Ali menjelaskan, TNI AL saat ini menyiagakan Maritime Task Force (MTF) yaitu KRI Diponegoro-365 untuk ikut membantu pasukan perdamaian di Lebanon.

"Itu selalu standby di perairan-perairan dekat-dekat Lebanon," kata Ali.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengecam serangan yang melukai setidaknya 5 anggota pasukan perdamaian PBB (United Nations Interim Force in Lebanon atau UNIFIL) Lebanon selatan. Guterres menekankan penyerangan personel UNIFIL berpotensi mengarah pelanggaran hukum internasional.

“Personel UNIFIL dan markas-markasnya tidak boleh menjadi sasaran,” kata Juru Bicara Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengacu pada pasukan internasional berhelm biru itu sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Senin (14/10/2024).

Baca juga artikel terkait KONFLIK TIMUR TENGAH atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Andrian Pratama Taher