tirto.id - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengecam serangan yang melukai setidaknya 5 anggota pasukan perdamaian PBB (United Nations Interim Force in Lebanon atau UNIFIL) Lebanon selatan. Guterres menekankan penyerangan personel UNIFIL berpotensi mengarah pelanggaran hukum internasional.
“Personel UNIFIL dan markas-markasnya tidak boleh menjadi sasaran,” kata Juru Bicara Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengacu pada pasukan internasional berhelm biru itu sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Senin (!4/10/2024).
“Serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran hukum internasional, dan mungkin merupakan kejahatan perang,” tambah dia.
Dujarric menambahkan, “Dalam insiden yang sangat mengkhawatirkan yang terjadi hari ini, pintu masuk pos PBB sengaja ditembus oleh kendaraan lapis baja IDF."
Dujarric pun mendesak “semua pihak, termasuk IDF, untuk menahan diri dari segala tindakan yang membahayakan pasukan penjaga perdamaian kita,” merujuk pada tentara Israel.
UNIFIL menuduh Israel 'sengaja' menembaki lokasi mereka meski meminta berulang kali kepada pasukan militer gabungan dari berbagai negara yang dibangun usai invasi Israel 1978 ke Lebanon itu mundur dari Lebanon.
“Saya ingin mengimbau langsung kepada Sekjen PBB untuk memindahkan UNIFIL dari benteng pertahanan Hizbullah dan wilayah pertempuran. IDF telah berulangkali meminta hal ini dan telah berulangkali ditolak (karena) ini semua ditujukan untuk menjadi perisai manusia bagi teroris Hizbulah. Penolakan untuk mengevakuasi tentara UNIFIL menjadikan mereka sandera Hizbullah,” ujar Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Minggu (13/10/2024).
Sumber: VOA Indonesia
#voaindonesia
Editor: Intan Umbari Prihatin